Sabtu, 21 April 2018

Pengertian Bimbingan Keagamaan


Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,  penerimaan diri,  pengarahan diri,  dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.[1]
Menurut Crow & Crow, Guidance is assistance made available by personally qualified and adequately traiened men or woman to an individual or any age to help him manage his own life activities,  develop his own points of view,  make his own decisions,  and carry his own burdens  bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang,  baik pria maupun wanita,  yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai,  kepada seseorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,  membuat pilihannya sendiri dan memikul bebana sendiri.[2]

 Secara singkat di artikan bimbingan adalah: bantuan yang diberikan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenai dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya,  tanpa bertanggung pada orang lain.[3]
Sebenarnya masih banyak definisi bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli,  namun pada prinsipnya pengartian yang dikemukakan tersebut mengandung persamaan-persamaan,  sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu tuntunan dan bantuan yang diberikan oleh seorang secara sengaja baik orang dewasa maupun orang yang memang diberikan tuntunan. Agar ia dapat memecahkan masalah yang dihadapi didalam hidupnya,  yang mana tuntunan dan bantuan tersebut diberikan secara kontinyu agar orang yang  dibimbing dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

2.      Pengertian Keagamaan
Kata keagamaan merupakan gabungan dari kata “Agama” yang mendapat awalan ke- dan akhiran - an,  sehingga mempunyai kesatuan kata dengan bentuk keagamaan. Jadi,  keagamaan adalah ‘suatu pelajaran atau bimbingan yang diberikan kepada orang lain atau seseorang,  bahwa keagamaan atau agama itu berarti kepercayaaan kepada Tuhan. Kebiasaan atau tingkah laku,  taat,  patuh dan tunduk kepada tuhan,  hukum-hukum atau peraturanaya.[4]
Menurut sidi Gazalba, Keagamaan adalah kepercayaan kepada hubungan manusia dengan hal kudus,  dihayati sebagai hakikat yang ghaib,  hubungan mana yang menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus serta sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.[5]
Berdasarkan  pengertian di atas,  dapat diaratikan bahwa agama itu sendiri tidak kacau atau berantakan. Agama adalah suatu keterikatan,  yang mana agama mengikat dengan segala peraturannya yang tidak lain adalah merupakan petunjuk jalan kepada kesejahtraan dan keselamatan,  baik di dunia maupun di akhirat kelak,  yang berisi perintah yang wajib dilaksanakan dan larangan yang harus ditinggalkan disamapaikan dengan perantara rasulnya yang menyuruh umat manusia agar beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesamanya.
Pada dasarnya  keagamaan disini adalah sifat-sifat yang terdapat dalam ajaran Islam yang meyangkut ubudiyah (shalat, puasa,  membaca Al-Qur’an dan akhlak) yang wajib dilaksanakn untuk mencapai hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.[6]
Bimbingan keagamaan merupakan proses pemberian bantuan, artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan, melainkan sekedar membantu individu. Individu dibantu, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan  ketentuan dan petunjuk Allah. Maksudnya sabagai berikut :
1.    Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodratnya yang ditentukan Allah; sesuai dengan sunnatullah; sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk Allah.
2.    Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui RasulNya (ajaran Islam).
3.    Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksestensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya.[7]


[1] Dewa Ketut Sukardi,  Proses Bimbingan dan Penyuluhan,  (Jakarta: PT. Rineka Cipta,  t, th), h.2.

[2] M. Umar- Sartono,  Bimbingan dan Penyuluhan untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKMD,  (Bandung: CV. Pustaka Setia,  1998),  h. 9.
[3]Koestoer Partowisastro,  Bimbingan Penyuluhan di Sekulah-Sekulah,  Jilid I,  Cet Ke 2,  (Penerbit Erlangga,  1985),  h. 12
[4] A. Zainuri,  Hamdani Ihsan dan Bakri Royani,  Pendidikan Agama Islam Untuk SMA,  (Bandung: 1988),  h. 10

[5] Ibid,  h. 10.

[6] Nasrudin Razak,  Dienul Islam,  (Bandung: PT. Al-Ma’arif,  t, th),  cet. Ke V,  h. 60.
[7] Thohari Musnamar  dkk, Dasar-Dasar  Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, (Penerbit UII Press, t.th),  h. 5.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar