Sabtu, 21 April 2018

Dasar dan Tujuan Bimbingan Keagamaan



Dasar bimbingan keagamaan itu sendiri berpijak dari firman Allah dan Rasulullah. Adapun dasar dari Al-Qur’an yang dinyatakan Allah dalam surah Al -Ma’un ayat 1-3 

Artinya : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama,  Itulah orang yang menghardik anak yatim,  Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”.[1]

Kemudian dalam hadits Rasulullah Saw yang berbunyi:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنْ رَسُوْلَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلىَ هُدًى كاَنَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرٍ مَنْ تَبِعَهُ لاَيَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعاَ إِلَى ضَلَالَةٍ كاَنَ عَلَيْهِ مِنْ اْلِإثْمِ مِثْلُ أَثَامٍ مِنْ تَبِعَهُ لَايَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَثَامِهِمْ شَيْئاً (رواه مسلم)

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata; bahwasanya Rasulullah SAW berkata: barang siapa yang mengajak kepada suatu jalan yang baik,  maka ia mendapat pahala sebanyak pahala pengikutnya,  dengan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa mengajak kepada jalan yang sesat baginya adalah dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya dengan tidak mengurangi sedikitpun dari dosa mereka.[2]
Dari ayat Al-Qur’an dan hadits di atas,  maka bimbingan keagamaan bagi manusia mutlak kita lakukan dan merupakan kewajiban kita selaku umat Islam untuk mengajak dan membimbing setiap insan hamba Tuhan,  supaya mengikuti jalan hidup yang ditetapkan Allah supaya terwujud secara vertikal selaku hamba Tuhan yang taat kepadanya,  dan secara horizontal selaku anggota anak asuh atau sebagai warga Negara yang memiliki nilai-nilai positif diharapkan manusia dengan segala misinya menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ajaran Islam juga berfungsi sebagai rahmat bagi seluruh ummat manusia. Allah SWT telah mewahyukan Agama Islam dalam kesempurnaan guna mengantar manusia kepada kebahagiaan lahir dan batin.
Dasar bimbingan keagamaan itu sendiri adalah bersumber dari hukum Islam  yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rasul yang bertujuan untuk membentuk serta mengembangkan disiplin dan cinta terhadap agama Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dalam aspek kehidupan anak asuh yang nantinya menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT,  serta membimbing keterampilan bersama agar dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam,  sehingga dapat menjadi pedoman hidup dan amalan perbuatannya di antara sesama manusia yang tergambar pada akhlak dan perbuatannya. Dengan ajaran agama Islam juga anak asuh dapat membidakan mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi masa depannya.


[1]Depertemen Agama RI,  Al-Qur’an dan Terjemahnya,  (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/penapsir Al-Qur’an,  1971),  h. 1108.

[2]Abi Zakaria Yahya bin Syarif An-Nawawi,  Riyadhus Sholihin,  (Bierut: Darul Fikr,  1401 H),  h. 338.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar