Langsung ke konten utama

Postingan

Hisablah Diri Kalian Sebelum Kalian Dihisab

🎙 Syaikh Ahmad Thalib Hamed hafizhahullahu ta'ala (imam & khotib Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwarah) Umar bin Khattab Radhiyallahu Ta’ala Anhu berkata : حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ “Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal” __________________ Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah, disebutkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Zuhud-nya. Dan Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin 1/319

Urusan Macet Karena Maksiat

🔎 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : وَمِنْهَا تَعْسِيْرُ أُمُوْرِهِ عَلَيْهِ فَلاَ يَتَوَجَّهُ لِأَمْرٍ إِلاَّ يَجِدُهُ مُغْلَقًا دُوْنَهُ أَوْ مُتَعَسِّراً عَلَيْهِ, وَهَذَا كَمَا أَنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ جَعَلَ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا, فَمَنْ عَطَّلَ التَّقْوَى جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ عُسْرًا, وَيَالله الْعَجَب كَيْفَ يَجِدُ الْعَبْدُ أَبْوَابَ الْخَيْرِ وَالْمَصَالِحِ مَسْدُوْدَةً عَنْهُ مُتَعَسِّرَةً عَلَيْهِ وَهُوَ لاَ يَعْلَمُ مِنْ أَيْنَ أَتَى “Diantara dampak seseorang bermaksiat adalah Allah menyulitkan urusannya, maka tidaklah ia menuju suatu urusan kecuali ia mendapati urusan tsb tertutup baginya, sulit utk ditempuhnya. Hal ini sebagaimana bahwasanya barang siapa yg bertakwa kpd Allah maka Allah akan memudahkan urusannya. Barang siapa yg membuang ketakwaannya maka Allah akan menyulitkan urusannya. Sungguh mengherankan bagaimana seorang hamba mendapati pintu-pintu kebaikan & kemaslahatan telah tertutup di hadapannya & sulit baginya, lantas ia tdk tahu ke

Peringatan Bagi Yang Menyelisihi Sunnah Nabi

🎙 Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Ibrahim Az-Zahim hafizhahullahu ta'ala (pengajar tetap Masjid Nabawi) Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” [HR. Bukhari, no. 20 dan Muslim, no. 1718] Allah ta'ala berfirman, اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Maidah: ayat 3) Imam Darul Hijrah, al-Imam Malik rahimahullahu ta'ala berkata, لَنْ يَصْلُحَ آخرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلهُاَ؛ فَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِيْنًا، لَا يَكُوْنُ الْيَوْمَ دِيْنًا “Umat yang akhir ini tidak akan menjadi baik kecuali

Wasiat Berharga Teruntuk Para Akhwat Penuntut Ilmu

🎙 Syaikh Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaily hafizhahullahu ta’ala (ulama kota Madinah, pengajar tetap Masjid Nabawi, imam & khotib Masjid Quba) Betapa indahnya seorang wanita jika ia menuntut ilmu. Selayaknya bagi seorang wanita muslimah, semakin bertambah ilmu yang yang ia miliki, maka ia tetap menunaikan hak kewajibannya. Sehingga belajarnya tidak membuatnya melalaikan hak keluarganya, tidak pula terhadap hak rumahnya, dan terhadap hak suaminya. Ilmu itu selayaknya menjadikan pelakunya tawadhu’ (rendah hati). Dan di antara tanda ilmu yang bermanfaat adalah semakin bertambahnya ilmu, maka engkau pun semakin tawadhu’ (rendah hati). Dan engkau semakin yakin bahwa apa yang tidak engkau ketahui itu lebih banyak dibandingkan apa yang engkau ketahui. Hendaklah kita jadikan ilmu ini bermanfaat dan mulia. Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqomah dalam menuntut ilmu serta menjadikan ilmu ini bermanfaat bagi kita dan semuanya. Allahumma aamiin.

Ancaman Bagi Peminum Minuman Keras dan Narkoba

Khutbah Jumat :  Khutbah I إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. قَالَ تَعَالَى : يَسْـَٔ

Keutamaan Puasa Asyura (10 Muharram)

🎙 Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman As-Sudais hafizhahullahu ta'ala (imam & khotib Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah) Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram.” (HR. Muslim no. 1163) Di hadits lainnya beliau menjelaskan: صِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ. “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah semoga dapat menghapuskan dosa setahun lalu.” (HR. Muslim) Disunnahkan pula pada hari ke-sembilan sebagai bentuk menyelisihi orang-orang Yahudi. Nabi ﷺ bersabda, لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ. “Sekiranya tahun depan aku masih hidup, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Keutamaan Shalat Di Masjidil Haram

🎙 Syaikh Dr. Thalal bin Muhammad Abunnur hafizhahullahu ta’ala (pengajar tetap Masjidil Haram) Tanah haram (Makkah dan Madinah) adalah tempat yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah akan dilipatgandakan pahala shalat di masjid di tanah tersebut. Khusus untuk tanah haram di Makkah, kita ketahui bahwa pahala shalat di Masjidil Haram adalah 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya. Dari Jabir, Nabi ﷺ bersabda, ‎صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.) Namun apakah hal itu berlaku di Masjid