Langsung ke konten utama

Postingan

POKOK SEMUA KESALAHAN ADA TIGA

POKOK SEMUA KESALAHAN ADA TIGA قال ابن القيم – رحمه الله – : ” أصول الخطايا كلها ثلاثة : الكِبْرُ : وهو الذي صار إبليس إلى ما أصاره . والحرص : وهو الذي أخرج آدم من الجنة . والحسد : وهو الذي جر ابن آدم على أخيه . فمن وقي شر هذه الثلاثة فقد وقي الشر فالكفر من الكبر والمعاصي من الحرص والبغي والظلم من الحسد ” . Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “Pokok semua kesalahan ada tiga (yaitu).. 1️⃣ Sombong. Hal inilah yang menjadikan Iblis seperti itu. 2️⃣ Rakus (Ambisi). Hal inilah yang menjadikan nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga. 3️⃣ Iri dan dengki. Inilah yang menyebabkan putra Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (yaitu membunuh Habil). Maka barangsiapa dilindungi (Allah) dari keburukan tiga kesalahan tersebut, maka sungguh ia telah dilindungi dari segala keburukan. Yang demikian ini karena kekufuran itu terjadi disebabkan sifat sombong, perbuatan maksiat disebabkan sifat rakus (ambisi terhadap dunia), dan perbuatan zholim terjadi disebabkan sifat iri dan dengki..

SETIAP DETIK YANG BERLALU AKAN DITANYA

Betapa nikmatnya menyeruput secangkir teh hangat di pagi hari yang sejuk. Betapa lezatnya menikmati suguhan es teler di tengah panasnya terik mentari yang menyegat. Betapa indahnya duduk di sebuah taman yang indah bersama orang-orang yang dicintai. Namun semua kenikmatan itu akan terputus… Akan sirna dan lenyap… Berganti dengan azab Allah dan siksanya bila ternyata kita terlena selama berada di dunia. Tersilaukan dengan kenikmatan sementara sehingga lupa… Bahwa setiap detik yang berlalu akan ditanya. Mereka yang tidak lulus dalam menjawab soal-soal tersebut… Maka tiada lagi senyum yang menghias di bibir… Tiada lagi secangkir teh hangat… Atau semangkuk es teler… Yang ada hanyalah siksaan dan siksaan… Tiada pernah berhenti sejenakpun… Pernahkah kau melihat ikan goreng yang telah mengelupas kulitnya ? Bagaimana kiranya bila wajahmu yang digoreng ?? Tengoklah rintihan penghuni neraka… وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَ

Kisah Imam Zahid

Sahabat Muslim...!!! Ana Al Faqir Berbagi, Kisah Imam Zahid; Setiap Ada Orang Pasti Ada Rezeki Dari Allah SWT: "Imam Zahid adalah seorang hamba yang dikenal sholeh dan takwa. Pada suatu hari setelah beliau membaca Al-Qur'an, Imam Zahid termenung... Pikirannya tertuju pada ayat 75-79 surat Al An-am yang berkisah tentang usaha Nabi Ibrahim untuk mencapai keyakinan terhadap ketuhanan Allah SWT. Saat itu, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dibathinnya. Selama ini, ia tahu Allah SWT. adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu memberikan rezeki kepada siapa pun dan dimana pun, baik bagi orang yang beriman atau pun kafir. Selama makhluk itu hidup, rahmat dan karunia Nya akan tetap mengalir. Bagi Imam Zahid, pandangan pengetahuan tersebut baru sebatas percaya. Ia belum yakin sepenuhnya terhadap pandangan tersebut. Bermula dari kisah Nabi Ibrahim.As ia ingin mencari keyakinan sekaligus ingin membuktikan bahwa Allah SWT benar-benar membagikan rezeki dimana pun makhluk itu bertempa

SETIAP DETIK YANG BERLALU AKAN DITANYA

Betapa nikmatnya menyeruput secangkir teh hangat di pagi hari yang sejuk. Betapa lezatnya menikmati suguhan es teler di tengah panasnya terik mentari yang menyegat. Betapa indahnya duduk di sebuah taman yang indah bersama orang-orang yang dicintai. Namun semua kenikmatan itu akan terputus… Akan sirna dan lenyap… Berganti dengan azab Allah dan siksanya bila ternyata kita terlena selama berada di dunia. Tersilaukan dengan kenikmatan sementara sehingga lupa… Bahwa setiap detik yang berlalu akan ditanya. Mereka yang tidak lulus dalam menjawab soal-soal tersebut… Maka tiada lagi senyum yang menghias di bibir… Tiada lagi secangkir teh hangat… Atau semangkuk es teler… Yang ada hanyalah siksaan dan siksaan… Tiada pernah berhenti sejenakpun… Pernahkah kau melihat ikan goreng yang telah mengelupas kulitnya ? Bagaimana kiranya bila wajahmu yang digoreng ?? Tengoklah rintihan penghuni neraka… وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَ

JANGAN MUDAH BERHUTANG

Sebagian kita ada yang senang dengan perilaku hutang, walaupun terkadang dia mampu. Adapula yang memang menjadikan hutang itu sebagai gaya hidupnya. Padahal yang demikian itu tidak baik, karena hutang termasuk pwrilaku buruk, yang akan membuat orang berakhlak tidak baik. Maksudnya dapat menimbulkan perilaku yang buruk bagi orang yang suka (hobi) berhutang, seperti suka berdusta dan ingkar janji. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji lantas mengingkari.” (HR. Al-Bukhari) . Lebih dari itu, hutang akan menyebabkan kesedihan di malam hari, dan kehinaan di siang hari. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menolak untuk menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Dan dosa orang yang memiliki hutang tidak terhapuskan walaupun dia mati syahid, dijelaskan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiallah

KENAPA ANAK BELUM MENJADI SHALIH

Ketika seorang anak belum shalih, maka : (1). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka belum juga bertaubat kepada Allah, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai hukuman atas perbuatan dosa mereka . (2). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka saat ini sudah bertaubat, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai sebab penggugur dosa-dosa orang tuanya jika mereka bersabar serta tidak berburuk sangka kepada Allah . (3). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, namun mereka tidak mau belajar bagaimana cara untuk mendidik anak menjadi shalih, sehingga mereka dapatkan anaknya yang belum shalih . (4). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, & mereka pun mengetahui bagaimana caranya untk mendidik anak menjadi shalih, tetapi mereka dapatkan kondisi anak seperti itu, berarti ini adalah ujian dari Allah Ta'ala . Anak memang bisa jadi mereka bersalah dn berbuat suatu dosa, tapi bersabarlah, insya Allah mer

RENUNGAN

Allah merahasiakan diterimanya sebuah amalan, agar hati kita selalu khawatir. Dia juga selalu membuka pintu taubat, agar kita selalu punya harapan. Dan Dia menjadikan penentu status seseorang pada amalan penutup hidupnya, agar tidak seorang pun tertipu dengan amalnya. Seandainya paras dan ragamu lebih penting dan berharga dari ruhmu, tentunya ruh tidak naik ke langit, sedang raga harus dikubur dalam tanah. Betapa banyak orang terkenal di muka bumi, namun ia tidak dikenal di penghuni langit. Sebaliknya, betapa banyak orang tak dikenal dibumi, namun ia dikenal baik oleh penghuni langit. Ukuran kemuliaan di sisi Allah adalah kekuatan takwa, bukan kekuatan raga. Maka lihatlah kedudukanmu di sisi Allah, dan tinggalkan penilaian manusia.