Langsung ke konten utama

KENAPA ANAK BELUM MENJADI SHALIH

Ketika seorang anak belum shalih, maka :
(1). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka belum juga bertaubat kepada Allah, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai hukuman atas perbuatan dosa mereka
.
(2). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka saat ini sudah bertaubat, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai sebab penggugur dosa-dosa orang tuanya jika mereka bersabar serta tidak berburuk sangka kepada Allah
.
(3). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, namun mereka tidak mau belajar bagaimana cara untuk mendidik anak menjadi shalih, sehingga mereka dapatkan anaknya yang belum shalih
.
(4). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, & mereka pun mengetahui bagaimana caranya untk mendidik anak menjadi shalih, tetapi mereka dapatkan kondisi anak seperti itu, berarti ini adalah ujian dari Allah Ta'ala
.
Anak memang bisa jadi mereka bersalah dn berbuat suatu dosa, tapi bersabarlah, insya Allah mereka itu diberikan hidayah cepat atau lambat. Yang penting adalah bagaimanakah usaha orang tua itu untuk terus menerus memperbaiki diri mereka dan anaknya sekaligus.
.
Dan hendaknya orang tua selalu melihat kepada kekurangan yang ada pada diri sendiri, meskipun sekarang ini orang tua sudah bertaubat serta mulai banyak melakukan amal shalih.
.
Al-Fudhail bin ‘Iyadh رحمه الله berkata :
"Sesungguhnya, ketika aku bermaksiat kepada Allah, mka aku bisa mengetahui dampak buruknya pada perilaku hewan tungganganku, pembantuku, istriku, dan bahkan tikus di rumahku" (Al-Bidaayah wan Nihaayah X/215 oleh Ibnu Katsir)
.
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk orang tua yang shalih, lalu Allah pun mudahkan kita untuk mendidik anak-anak sehingga mereka bisa menjadi shalih dan shalihah, aamiin...
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia