Langsung ke konten utama

Postingan

KENAPA ANAK BELUM MENJADI SHALIH

Ketika seorang anak belum shalih, maka : (1). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka belum juga bertaubat kepada Allah, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai hukuman atas perbuatan dosa mereka . (2). Bisa jadi orang tua memiliki dosa2 di masa lalu, dimana mereka saat ini sudah bertaubat, lalu Allah jadikan anak seperti itu sebagai sebab penggugur dosa-dosa orang tuanya jika mereka bersabar serta tidak berburuk sangka kepada Allah . (3). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, namun mereka tidak mau belajar bagaimana cara untuk mendidik anak menjadi shalih, sehingga mereka dapatkan anaknya yang belum shalih . (4). Bisa jadi orang tua itu pada saat ini sudah shalih, & mereka pun mengetahui bagaimana caranya untk mendidik anak menjadi shalih, tetapi mereka dapatkan kondisi anak seperti itu, berarti ini adalah ujian dari Allah Ta'ala . Anak memang bisa jadi mereka bersalah dn berbuat suatu dosa, tapi bersabarlah, insya Allah mer

RENUNGAN

Allah merahasiakan diterimanya sebuah amalan, agar hati kita selalu khawatir. Dia juga selalu membuka pintu taubat, agar kita selalu punya harapan. Dan Dia menjadikan penentu status seseorang pada amalan penutup hidupnya, agar tidak seorang pun tertipu dengan amalnya. Seandainya paras dan ragamu lebih penting dan berharga dari ruhmu, tentunya ruh tidak naik ke langit, sedang raga harus dikubur dalam tanah. Betapa banyak orang terkenal di muka bumi, namun ia tidak dikenal di penghuni langit. Sebaliknya, betapa banyak orang tak dikenal dibumi, namun ia dikenal baik oleh penghuni langit. Ukuran kemuliaan di sisi Allah adalah kekuatan takwa, bukan kekuatan raga. Maka lihatlah kedudukanmu di sisi Allah, dan tinggalkan penilaian manusia.

AKU MASIH MUDA …

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa para ulama tafsir seperti Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadah, Sufyan bin ‘Uyainah, dan yang lainnya, menjelaskan bahwa maksud pemberi peringatan dalam ayat di atas adalah uban. (Tafsir Ibnu Katsir, 6: 493) AKU MASIH MUDA … Kita masih merasa muda? Usia kita belum 60 tahun, belum muncul uban sedikit pun, belum 40 tahun, bukan berarti waktu kita masih panjang. Masalah sisa umur yang tersisa tidak ada orang yang mengetahui, kapan dan di mana jatah hidup di dunia habis. وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ “Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Lukman: 34) Masih muda bukanlah jaminan. Betapa banyak yang meninggal di masa mudanya. Data jaringan kolaborasi beban penyakit

Perkara yang bisa menghapuskan DOSA DAN MENINGGIKAN DARAJAT.

DARI NABI MUHAMMAD . S.A.W. Perkara yang bisa menghapuskan DOSA DAN MENINGGIKAN DARAJAT. 1. ISBAGIL WUDHU ALAL MAKARIH (Menyempurkan melaksanakan wudhu di saat yang sangat dingin atau keadaan yang sangat sulit / susah ). 2. Banyak langkah ke Mesjid. Artinya selalu mengekali shalat berjamaah ke Mesjid, maka banyak langkahnya ke Mesjid. Sembahyang berjamaah itu, menghapuskan dosa meninggikan derajat. 3. Menunggu shalat sesudah shalat, misal maghrib duduk di mesjid membaca amaliah, menunggu shalat isya, misal baca Qur’an, mendengar pengajian ilmu, atau dengan berbaring, atau tidur di mesjid untuk menunggu waktu shalat itu. JUGA PADA SETIAP SHALAT 5 WAKTU. NAH 3 MACAM ITU DIKATAKAN NABI, MENGIKAT DIRI DENGAN KETAATAN, MENGIKAT DIRI DENGAN IBADAH Pentingnya Kita Melakukan ISBAGUL WUDHU / ISBAGIL WUDHU , yaitu MENYEMPURNAKAN WUDHU. Apa yang dimaksud kesempurnaan wudhu atau ISBAGHIL WUDHU itu, yaitu itu akan mendapatkan 3 : 1. Hadats kecil suci, sehingga kita bisa mengerjakan shalat 2. Dosa-d

KEUTAMAAN PUASA SYAWAL 6 HARI

﷽ KEUTAMAAN PUASA SYAWAL 6 HARI Seseorang yang berpuasa enam hari di bulan Syawwal setelah berpuasa Ramadhan, seolah-olah ia berpuasa setahun penuh. Penjelasannya, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Bulan Ramadhan laksana sepuluh bulan. Sementara enam hari bagai dua bulan. Maka hitungannya menjadi setahun penuh. Sehingga dapat diraih pahala ibadah setahun penuh tanpa kesulitan, sebagai kemurahan dari Allah dan kenikmatan bagi para hambaNya. Dari Tsauban Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan, satu bulan seperti sepuluh bulan dan berpuasa enam hari setelah hari Idul Fithri, maka itu merupakan kesempurnaan puasa setahun penuh." (Hadits shahih, riwayat Ahmad, 5/280; an Nasaa-i, 2860; dan Ibnu Majah, 1715. Lihat pula Shahih Fiqhis Sunnah, 2/134) . Kapan pelaksanaannya? Hari pelaksanaannya tidak tertentu dalam bulan Syawwal. Seorang mu`min boleh memilih kapan saja mau melakukannya, (baik) di awal bulan, perteng

CONTOH SURAT UNDANGAN SHALAT JENAZAH

*UNDANGAN SHALAT JENAZAH* *انا لله وانا اليه راجعون*        *NAMA  :..........BIN.............* *UMUR :.................* *MENINGGAL DUNIA : SENIN, 18 SYAWAL 1444 H/8 MEI 2023 M, JAM 23 : 55 WITA.* *ALAMAT DUKA : ...................* *DI SHALATKAN PADA : SELASA, 19 SYAWAL 1444 H/9 MEI 2023 M.* *WAKTU : BA’DA SHALAT ZHUHUR.* *TEMPAT : MASJID...............* *DI KUBURKAN : ...................* *ATAS NAMA KELUARGA............ KAMI MOHON  MAAF ATAS SEGALA KESALAHAN SEMASA HIDUPNYA DAN APABILA ADA TERKAIT HUTANG PIUTANG ATAU MU'AMALAH SEGERA MENGHUBUNGI PIHAK KELUARGA.*  اللَّهُمَّ اغْفِرْ لها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ عَنْها وَأَكْرِمْ نُزُلَها وَوَسِّعْ مُدْخَلَها وَاغْسِلْها بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّها مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْها دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِها وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِها وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِها وَأَدْخِلْها الْجَنَّةَ وَأَعِذْها مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار *جزا ك

Doa Sholat Fardu Kifayah

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ عَنْها وَأَكْرِمْ نُزُلَها وَوَسِّعْ مُدْخَلَها وَاغْسِلْها بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّها مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْها دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِها وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِها وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِها وَأَدْخِلْها الْجَنَّةَ وَأَعِذْها مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار*