Langsung ke konten utama

Postingan

SIAPA RAJA DI AKHERAT DARI KALANGAN MAKHLUK ..?

Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan: “Para ulama, penguasa yang adil, ahli jihad, ahli sedekah yang memberikan hartanya untuk keridhaan Allah, mereka itulah para raja di akherat. Lembaran-lembaran amal kebaikan mereka terus bertambah, dan terus terisi dengan amal-amal kebaikan meski mereka sudah di perut bumi, selagi jejak-jejak kebaikan mereka masih ada di muka bumi. Sungguh betapa besarnya kenikmatan itu, dan betapa agungnya kemuliaan itu. Allah khususkan hal itu untuk hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki..” [Thoriqul Hijrotain 2/824] Oleh karena itu, harusnya kita semangat dalam menuntut ilmu, sehingga Allah muliakan kita menjadi para ulama pembela agama-Nya. Jika banyak manusia berlomba-lomba menjadi raja di dunia.. maka harusnya kita lebih semangat untuk menjadi raja di akherat.. karena nikmat dunia hanyalah sementara, sedang nikmat di akherat akan kekal selamanya..

CINTA ITU LELAH…

Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Meraih sesuatu yang dicintai seringnya harus menanggung sesuatu yang menyusahkan. Baik cinta yang benar maupun cinta yang tidak benar.” (Al ‘Ubudiyah hal 130). Cobalah renungkan.. Orang yang cinta kedudukan.. Dia lelah untuk meraihnya.. Menghadapi rintangan yang amat berat.. Bahkan seringkali berbahaya untuk dunia dan agamanya.. Orang yang cinta harta.. Ia habiskan waktunya untuk membanting tulang.. Tak kenal waktu.. Bahkan sering ia sakit karenanya.. Orang yang cinta syahwat.. Ia lelah hatinya.. Demi mengejar syahwat yang ia dambakan.. Di saat jauh.. Ia tersiksa oleh kerinduan.. Di saat dekat.. Ia tersiksa oleh kekhawatiran tuk berpisah dengannya.. Ternyata memang meraih yang dicintai butuh pengorbanan.. Semakin cinta.. Semakin kuat perjuangan meraihnya.. Semakin kurang cintanya. Semakin lemah pengorbanan.. Semua kita mengaku mencintai Allah dan RasulNya.. Sejauh manakah pengorbanan untuk meraih cinta itu.. Sy

TEPATILAH JANJIMU MESKI DENGAN SEORANG ANAK KECIL

📗لبﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ🔰 Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya, Bahkan meminta udzur pun tidak. Sikap mengingkari janji terhadap siapapun tidak dibenarkan agama Islam, meskipun terhadap anak kecil. Jika ini yang terjadi, disadari atau tidak, kita telah mengajarkan kejelekan dan menanamkan pada diri mereka perangai yang tercela. 👤Al Imam Abu Dawud rahimahullahu telah meriwayatkan hadits dari shahabat Abdullah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : “Pada suatu hari ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di tengah-tengah kami, (tiba-tiba) ibuku memanggilku dengan mengatakan: ‘Hai kemari, aku akan beri kamu sesuatu!’ Rasulullah Shallallahu ‘ala

Sholat

Sholat hakikat,yaitu beri'tikad bahwa sholat yang kita dirikan.bisa terlaksana kodrat dan iradatnya Allah SWT.karena kita yakin bahwa tiada yang kuasa melainkan Allah."Laa hawla wa laa quwwata illa billahil-aliyyil-adzim". Maka apabila terhimpun smua sholat diatas (sholat syar'i at,sholat thariqat,dan sholat hakikat),barulah masuk katagori SHOLAT MA'RIFAT.inilah sholat sempurna Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa taala agar sholat kita diterima disisinya.amin ya Rabbal Al-Amin yaa mujibas-sailin (Syekh Abdurrahman bin Muhammad ali sungai Banar Amuntai.Risalah rasam perukunan. Amuntai:TB.lutfie t.th.hlm.6-7) SHOLAT SYARIAT menyempurnakan segala rukun sholat mulai dari niat hingga salam.berikut tertibnya. SHOLAT THARIQAT,manakala telah mengerjakan semua rukun,menjaga syarat dan segala yang membatalkan sholat.serta khusu dan ikhlas. Seorang akan mendapatkan pahala tergantung tingkat kekhusukannnya selain itu ,juga menghadirkan rasa khudlu dan tadlarru,

Yang pertama lepas dari mu

Yang pertama lepas dari mu, adalah *nama* mu.. Saat Anda meninggal dunia: Orang2 bertanya : ​​Dimana *MAYATnya?​​* Mereka tidak lagi memanggil mu dengan *namamu..* Namamu tinggal *kenangan* belaka. Ketika mereka akan mensholati, mereka bilang : ​​Bawa sini *JENAZAHnya.!!!​​* Mereka tidak lagi menyebutkan *namamu..* Betapa cepat *namamu hilang berlalu....​* Ketika mereka akan menguburkan mu, mereka berkata: ​ *Dekatkan MAYATnya.!!​* tanpa menyebutkan *namamu..* *_Kerana itu..._* *_Janganlah tertipu oleh kehormatan, status sosial dan kelebihan kelompokmu..!!_* *_Jangan terperdaya oleh kedudukan, jabatan dan nasab keturunanmu...!!_* *_​Alangkah fananya dunia ini... dan betapa besar apa yang akan kita hadapi...​_*

HITUNGAN KALKULASI UNTUK MENYADARKAN DIRI…

Memang benar bahwa umur manusia di tangan Allah… Tapi kita misalkan saja, umur kita 60 tahun. Jika kita tidur 8 jam setiap hari, maka dalam 60 tahun; kita telah tidur 20 tahun. Jika kita kerja 8 jam tiap hari, maka dalam 60 tahun; kita telah kerja 20 tahun. Masa kecil kita 15 tahun. Jika makan kita selama setengah jam dan sebanyak 2 kali setiap harinya, maka 3 tahun umur ini kita habiskan hanya untuk makan. Total jumlah waktu untuk tidur + kerja + masa kecil + makan =58 tahun !! Hanya sisa 2 tahun !! dan dari dua tahun ini, berapa jamkah yang kita gunakan untuk BERIBADAH kepadaNYA ?? Apa yang akan kita katakan kepada Allah ta’ala di hari perhitungan “Kau habiskan untuk apa umurmu ?” Sungguh sangat berharga perkataan Mu’adz bin Jabal -rodhiallohu ‘anhu-: “Sungguh aku mengharapkan pahala dari TDURKU, sebagaimana aku mengharap pahala dari SHOLAT MALAMKU”. Bayangkan bila kita bisa menjadikan kegiatan tidur, kerja, dan makan kita sebagai amalan yang berpahala dengan meniatkannya

MERASA CUKUP

Memiliki banyak harta namun tetap merasa sengsara.. Punya tabungan dan simpanan tetapi terus kekurangan… Hati yang bicara, merasa puas atau nestapa. A. Sungguh Beruntung. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ “Sungguh beruntung seseorang yang masuk Islam, dan memperoleh rizki yang cukup serta Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang Allah berikan…” (HR Muslim: 1054) Qana’ah (merasa cukup) merupakan harta berharga yang tak terhingga bagi seorang muslim. B. Berdoa. Jangan pernah meninggalkan doa. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melantunkan do’a: اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى “Ya Allah, aku meminta kepadaMu hidayah, ketakwaan, menjaga kehormatan dan kekayaan…” (HR. Muslim no. 2721) Adapun kekayaan yang dimaksud adalah kaya hati. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَيْسَ ال