Langsung ke konten utama

Postingan

HITUNGAN KALKULASI UNTUK MENYADARKAN DIRI…

Memang benar bahwa umur manusia di tangan Allah… Tapi kita misalkan saja, umur kita 60 tahun. Jika kita tidur 8 jam setiap hari, maka dalam 60 tahun; kita telah tidur 20 tahun. Jika kita kerja 8 jam tiap hari, maka dalam 60 tahun; kita telah kerja 20 tahun. Masa kecil kita 15 tahun. Jika makan kita selama setengah jam dan sebanyak 2 kali setiap harinya, maka 3 tahun umur ini kita habiskan hanya untuk makan. Total jumlah waktu untuk tidur + kerja + masa kecil + makan =58 tahun !! Hanya sisa 2 tahun !! dan dari dua tahun ini, berapa jamkah yang kita gunakan untuk BERIBADAH kepadaNYA ?? Apa yang akan kita katakan kepada Allah ta’ala di hari perhitungan “Kau habiskan untuk apa umurmu ?” Sungguh sangat berharga perkataan Mu’adz bin Jabal -rodhiallohu ‘anhu-: “Sungguh aku mengharapkan pahala dari TDURKU, sebagaimana aku mengharap pahala dari SHOLAT MALAMKU”. Bayangkan bila kita bisa menjadikan kegiatan tidur, kerja, dan makan kita sebagai amalan yang berpahala dengan meniatkannya

MERASA CUKUP

Memiliki banyak harta namun tetap merasa sengsara.. Punya tabungan dan simpanan tetapi terus kekurangan… Hati yang bicara, merasa puas atau nestapa. A. Sungguh Beruntung. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ “Sungguh beruntung seseorang yang masuk Islam, dan memperoleh rizki yang cukup serta Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang Allah berikan…” (HR Muslim: 1054) Qana’ah (merasa cukup) merupakan harta berharga yang tak terhingga bagi seorang muslim. B. Berdoa. Jangan pernah meninggalkan doa. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melantunkan do’a: اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى “Ya Allah, aku meminta kepadaMu hidayah, ketakwaan, menjaga kehormatan dan kekayaan…” (HR. Muslim no. 2721) Adapun kekayaan yang dimaksud adalah kaya hati. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَيْسَ ال

Doa

Janganlah engkau menganggap lambatnya datang nya pemberian pertolongan dari Allah tetapi yang mesti engkau anggap lambat itu dari diri engkau akan menghadap kepada Allah. Kebanyakan manusia bahwa mereka itu merasa bosan tidak nyaman dari bala dan musibah yang diturunkn Allah kepada mereka. Sekian lawas susah sakit lalu berdo'a kepada Allah basandar kepada Allah meminta kelapangan Allah tolak dari pada mereka itu. Jika tidak nampak tanda di qabulkan akan mereka itu lalu mereka merasa lambat pertolongan Allah lambat nya jar Tuhan menolong maka setiap malam berdo'a sholat hajat sudah. Tanpa mereka mengingat ketaqsiran mereka dari bangkit kepada yang wajib. Mereka kada mengoreksi diri kenapa do'aku ini kada di ijabah Allah. Bukan Allah yang lambat menolong. Melain kan ketaqsiran mereka sendiri sehinga Allah tidak menghiraukan mereka . Aku mengabulkan do'a orang yang berdoa hendak lah mereka me ijabah dulu apa apa yang aku minta ujar Tuhan. Jar Tuhan Lakukan apa

MENJAGA LISAN – JALAN SURGA DAN JALAN NERAKA

Saudaraku, lisan itu ibarat pisau. Dia bisa digunakan untuk perkara yang bermanfaat dan juga bisa digunakan untuk kejahatan. Pisau bisa menjadi jalan pahala dan bisa menjadi jalan dosa, tergantung siapa yang memanfaatkannya. Dari Abu Hurairah, dari Nabi, bersabda: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah ridhai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab Allah tinggikan kedudukannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah murkai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab terjerumus ke dalam neraka Jahannam. (HR Bukhari) Saudaraku, sungguh sangat berat kita menjaga lisan ini. Lisan yang terjaga dari caci maki, ghibah, fitnah, kata-kata kotor, kata-kata kasar, m

Kasih Sayang

Kita tidak diwajibkan menyebut Asmaul Husna seluruhnya.kita hanya diwajibkan menyebutkan 3 nama saja.yaitu ALLAH,AR-RAHMAN,dan AR-RAHIM Terhimpun dalam bismillahirrahmanirrahim. AR-RAHMAN,dan AR-RAHIM minimal dibaca 34 kali dalam sehari semalam. Karena kita wajib membaca fhatihah yang didalamnya ada lafadz basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) AR-RAHMAN,dan AR-RAHIM jumboah rakaat ad 17 dalam sehari semalam dikali 2,hasilnya 34 Ini suatu keistimewaan bahwa kita dituntut berkasih sayang kepada makhluk Allah SWT.. Karena kasih sayang merupakan sebab Yang menjadikan seseorang dekat dengan Allah SWT. Seorang pelacur bisa masuk syurga ,karena berkadih sayang memberi seteguk air kepada anjing yang sedang kehausan,kendati dirinya sendiri rela ia korbankan Juga sebaliknya,seorang wanita masuk neraka karena mengurung seekor kucing Dirumahnya dan tidak memberi nya makan hingga meninggal dunia.

SURGA BAGI ANAKKU…

Dari kisah nyata. Sore itu seorang ibu dan dua anaknya sedang duduk-duduk istirahat di pelataran Masjid Haram. Ibu tersebut itu masih terpesona dengan keindahan dan kemuliaan Ka’bah sementara angin bertiup dan cuaca semakin memburuk. Badai angin kencang berdebu menerpa para jama’ah yang saat itu sedang berada di luar bangunan. Mereka duduk berada dekat dengan dispenser zamzam. Kedua anaknya semangat berlari bergantian membawakan ibunya gelas berisi air zamzam yang sejuk dan memercikkan ke kepala dan wajah ibunya. Ibu tersebut merasa sangat bersyukur sehingga ia pun berdo’a “Ya Allah, berikanlah surga bagi anak-anakku.” Tiba-tiba terdengar sesuatu yang begitu keras, ibu tersebut menoleh cepat, sementara anak-anaknya sedang kembali berlari menuju dispenser zamzam. Saat yang bersamaan itu juga atap masjid ambruk beberapa meter di hadapannya dan mengenai kedua anaknya. Subhanallah Kedua malaikat kecil itu sudah tiada dan insya Allah telah menjadi syuhada. Insya Allah apa yang d

Sebab Lisan Membuat Terkesan

“Lidah memang sangat kecil dan ringan, tapi ia bisa mengangkatmu ke derajat paling tinggi atau justru menjerumuskanmu ke dalaman derajat yang terendah.” (Imam Al-Ghazali) Saat kita mengeluarkan perkataan,  maka sulit untuk ditarik kembali. Oleh karena itu jadikan lidah sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan, sehingga lidahmu akan mengantarkan kepada derajat paling tinggi. Jangan sampai kita gunakan lidah untuk menyampaikan keburukan,  karena akibatnya orang lain dan alam akan merendahkan harga dirimu.  Ingat! Kita dinilai dari yang kita ucapkan karena apa yang keluar dari mulut kita, mencerminkan apa yang ada didalam isi hati kita. Dan tidak pandainya kita dalam menjaga lisan itu adalah bukti tidak pandai pula kita menjaga hati. Maka jaga hatimu, lisanmu, juga ragamu akan terjaga. Susah menjaga lisan agar tak menyinggung orang. Sulit menjaga ucapan, walau maksud bukan sindiran. Pelesetan tak semua diterima orang, candaan kadang jadi colekan yang menyakitkan