Langsung ke konten utama

SURGA BAGI ANAKKU…

Dari kisah nyata.

Sore itu seorang ibu dan dua anaknya sedang duduk-duduk istirahat di pelataran Masjid Haram. Ibu tersebut itu masih terpesona dengan keindahan dan kemuliaan Ka’bah sementara angin bertiup dan cuaca semakin memburuk. Badai angin kencang berdebu menerpa para jama’ah yang saat itu sedang berada di luar bangunan.

Mereka duduk berada dekat dengan dispenser zamzam. Kedua anaknya semangat berlari bergantian membawakan ibunya gelas berisi air zamzam yang sejuk dan memercikkan ke kepala dan wajah ibunya. Ibu tersebut merasa sangat bersyukur sehingga ia pun berdo’a “Ya Allah, berikanlah surga bagi anak-anakku.”

Tiba-tiba terdengar sesuatu yang begitu keras, ibu tersebut menoleh cepat, sementara anak-anaknya sedang kembali berlari menuju dispenser zamzam. Saat yang bersamaan itu juga atap masjid ambruk beberapa meter di hadapannya dan mengenai kedua anaknya.

Subhanallah Kedua malaikat kecil itu sudah tiada dan insya Allah telah menjadi syuhada. Insya Allah apa yang dido’akan ibunya menjadi kenyataan.

(Dikisahkan oleh ibu dari 2 anaknya yang menjadi korban runtuhnya crane di Mekkah, 1436H)

Pelajaran penting bagi setiap orang tua. Do’a mereka sungguh mustajab jika ditujukan pada anak-anaknya. Jika mereka ingin anaknya menjadi sholeh, maka do’akanlah.

Dalam hadits disebutkan, “Tidak do’a yang tidak tertolak yaitu do’a orang tua, do’a orang yang berpuasa dan do’a seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)

Perlu ingat, do’a dalam hadits di atas disebutkan umum, artinya mencakup do’a yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya. Jika orang tua mendo’akan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga orang tua mesti hati-hati mendo’akan anaknya.

Hendaklah orang tua mencontoh para Nabi orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim alaihis salaam di mana beliau berdo’a, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Mari doakan kebaikan bagi anak kita, sebagai anak janganlah sampai durhaka pada orang tua agar mereka mendo’akan yang terbaik bagi kita.

(Alhikmahjkt)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia