Langsung ke konten utama

Postingan

Kisah Mengharukan Anak yang Mengeraskan Suaranya di Masjid

Ada seorang anak kecil yang umurnya belum mencapai 10 thn. Dia selalu menjalankan shalat berjamaah di masjid, dan selalunya berusaha menempati shaf paling depan. Anak itu biasa mengeraskan suara saat shalat, terutama tatkala saya selesai membaca al-fatihah, si anak membaca “aamiin” dengan suara sangat keras. Suatu kali, saya ingin menasihati anak ini agar merubah kebiasaannya. Akan tetapi setiap kali saya selesai shalat dan berdzikir anak itu telah pergi, saya tidak sempat berbicara dengannya. Hingga suatu kali, setelah selesai shalat saya langsung memegang tangan anak itu sebelum ia pergi. Lalu saya bertanya, “Nak, mengapa kamu sering berteriak keras sewaktu shalat?” Anak itu menjawab : Rumah saya dekat dengan masjid, tapi ayah tidak pernah ke masjid sama sekali. Saya mengeraskan suara agar ayah mendengar suaraku melalui loudspeaker masjid. Dengan begitu ayah tahu bahwa saya shalat di masjid. Saya berharap ayah segera menyusul ke masjid setelah mendengar suara saya. Imam tsb melanjutk

Ridha Allah berada setelah ridha orangtua.

DALAM sebuah hadis sahih disebutkan bahwa “Ridha Allah berada setelah ridha orangtua.” Artinya, ridha orangtau itu di atas ridha Allah. Ini sebabnya seorang perempuan tidak boleh menikah sesuka hatinya tanpa persetujuan orangtuanya. Jika dipaksakan, akan banyak halangan merintang. Namun, setelah seorang perempuan menikah, ridha suami justru berada di atas ridha orangtua. Bahkan, Allah baru akan ridha kepada seorang perempuan jika suaminya sudah ridha. Di sini Allah hendak menunjukkan maqam suami di atas maqam istri, meski dalam tindakan sosial tiada berbeda antara seorang lelaki dan perempuan. Seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, niscaya tak diterima ibadahnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, ia tidak akan mendapatkan syurga Allah swt. Sebaliknya, perempuan yang selalu mengharapkan ridha suami sama dengan mengharapkan ridha Allah. Tentu saja balasannya adalah syurga. “Maukah kalian aku beritahu tentang istri-ist

Allah yang wajib kita kenal dan kita pahami

jadi kerjaan (perbuatan) Allah yang wajib kita kenal dan kita pahami adalah, Allah bila berkehendak terserah beliau. dan supaya kita tetap dekat, mengerti, dan pinandu (kenal) sama Allah, Modalnya adalah jangan banyak tanya,  Contohnya : dihati bertanya kenapa orang yang tidak sholat di berikan kekayaan. kenapa yang rajin beribadah di miskin kan. jangan banyak tanya, semua ada RAHASIA semua ada HIKMAT. Semua perbuatan Allah itu mengandung kebaikan. supaya sama Allah kita tidak bingung, agar tetap dekat, tetap pinandu (kenal), tetap mengerti, Modalnya yaitu Khusnudzon. agar kita tidak banyak tanya dengan perbuatan Allah, malah yang dicari yaitu sisi yang baik dan positifnya, supaya kita tidak me-Ithirod. Kita harus selalu langsung berpikiran positif, bahwa didalam perbuatan Allah ini pasti mengandung hikmat dan kebaikan. jadi itu ciri orang yang pinandu (kenal) dengan Allah dan perbuatan Allah.

Akhlak itu terlebih mulia daripada harta

Akhlak itu terlebih mulia daripada harta maupun pangkat, bahkan adab & akhlak terlebih mulia daripada ilmu... dan dasar daripada adab & akhlak ialah MENGERTI & PEDULI DENGAN ORANG! . Sebagaimana Nabi yg tidak memperlihatkan harta ataupun pangkat, namun beliau memperlihatkan adab & akhlak, dengan mengerti orang, peduli dengan orang. . Berdasar pada akhlak Nabi di atas, maka yg kita pikirkan yaitu bagaimana pengertian & kepedulian kita pada orang, bagaimana orang pada kita tak usah dipikirkan & tak usah dipermasalahkan. . Karena mendekati akhir zaman seperti sekarang, sia-sia jika kita berharap orang mengerti dengan kita, hasilnya hanyalah kecewa. Maka, KITALAH YG HARUS BERUSAHA MENGERTI DENGAN ORANG! . Jika kita mau berusaha untuk mengerti, itu sudah pasti. Namun jika kita yg ingin dimengerti, tak semua orang akan mengerti & ujung-ujungnya hanya menyakiti hati. . Pengertian menimbulkan kehendak untuk memaafkan & penolakan untuk melawan, untuk

sifat lemah lembut

Wahai istriku Aisyah kata nabi "amalkanlah sifat lemah lembut, karena apabila Allah ingin menghendaki sebuah kemuliaan didalam sebuah keluarga, maka Allah akan memudahkannya untuk mengamalkan lemah lembut." . Dan lagi kata nabi "Orang yg tidak masuk neraka adalah orang yg lemah lembut, mempermudah urusan orang lain (tidak mempersulit urusan orang lain)" . Dasar dari mengalah itu adalah mengerti, apabila sudah paham dan mengerti, lalu mau mengalah, maka ia tidak akan memiliki sifat keras kepala. Yg disebut didalam kitab adalah hilim, artinya mampu menguasai emosi, kalau dasarnya ialah paham dan mengerti. . Orang yg bersifat hilim adalah orang yg berakhlaq dan ciri ahli surga. Memang tidaklah mudah untuk mencoba mengalah, karena pertentangan dalam diri yg juga selalu menginginkan perlawanan ketika hidup kita tidak mampu dimengerti oleh orang lain. . Allah i'tibarkan kenikmatan hidup yg sesungguhnya yaitu kehidupan yg kedua(akhirat) pada kehidupan kita

Keutamaan Istighfar

📖 *Kisah Imam Ahmad dan Penjual Roti (Keutamaan Istighfar)* Menukil dari Manaqib (kisah/biografi) Imam Ahmad bin Hanbal, oleh Ibnul Jawzy, diteliti oleh Dr. Abdullah Bin Abdul Muhsin At Turky  ______________________ Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, seorang ahli hadits, juga muridnya Imam Syafi'i rahimahullah. Pada masa akhir hidup beliau, sudah putih semua jenggotnya, beliau bercerita, "Satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak". Padahal beliau tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita, "Saat tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat". Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya, "Kenapa syaikh? mau ngapain disini?". (kata &q

ASHOBIYYAH

Kamis, 13 Februari 2020 / 19 Jumadil Akhir 1441 'ASHOBIYYAH عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ Dari Jabir bin Muth’im, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada 'ashabiyyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena 'ashabiyyah dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena 'ashabiyyah.” [HR. Abu Dawud No.4456]. Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- 'Ashabiyyah adalah fanatik buta. Bersikap membela dan mengikuti pihak yang menjadi sasaran 'ashabiyyah baik pihak tersebut benar ataupun salah. Benar atau salah tetap dibela. 2- 'Ashabiyyah dilarang karena seharusnya seseorang membela kebenaran.  Kebenaran adalah yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah Nabi sholl