Langsung ke konten utama

Postingan

CIRI-CIRI PENGHUNI SURGA

➡1. *Beriman dan beramal shaleh* Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan,  bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai…....” (Qs. Al-Baqarah : 25) ➡ 2. *Berinfak di kala senang maupun susah, menahan amarahnya dan memaafkan, yang melakukan perbuatan keji/mendzalimi diri sendiri segera mengingat Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu* “Dan bersegeralah kamu mencari  ampunan dari TuhanMu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.  (Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dos

KEUTAMAAN SIKAP HATI-HATI

‏الأدب والأناة والتريث تزيد الرجل مهابة وثباتا، والعجلة قد تجعل الرجل يستخف في عين الناس. "Sikap penuh adab,  pelan-pelan,  dan hati-hati akan menjadikan seseorang semakin berwibawa dan kokoh,  sedangkan sikap terburu-buru seringnya menjadikan seseorang diremehkan di mata orang lain." Qurratu Uyunil Muwahhidin,  19 JANGAN TERBURU-BURU BERBICARA!! ما لم تتأكد منه لا تتكلم به، وإذا تأكدت منه اصبر هل فيه مصلحة أم ليس فيه، إن لم يكن فيه مصلحة، اتركه، احفظ لسانك عما لا فائدة فيه. "Hal-hal yang belum engkau pastikan kebenarannya jangan engkau ucapkan,  dan jika engkau telah memastikan kebenarannya bersabarlah hingga engkau memastikan apakah ada maslahatnya atau tidak,  jika tidak ada maslahatnya maka jangan berbicara,  jagalah lisanmu dari hal-hal yang tidak bermanfaat!" BURUKNYA DOSA MENGGHIBAHI SEORANG MUSLIM Amr bin al-Ash Ra pernah melewati bangkai seekor bighal (peranakan keledai dan kuda), maka beliau berkata kepada para sahabatnya: لأن يأكل أحدكم من هذا حتى يملأ بط

SABAR DAN SYUKUR SEBAGAI JALAN TAWAKAL

* Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:* Wahai anakku, hendaklah engkau mempelajaru ilmu dan bersikap ikhlas sehingga engkau bersih dari perangkap dan tali kemunafikan. Carilah ilmu karena Allah Azza wa Jalla, bukan karena makhluk atau karena dunia. Dan, ciri pencari ilmu karena Allah adalah, engkau merasa takut kepada Allah ketika datang perintah dan larangan-Nya. Engkau merasa takut dan hina di hadapan-Nya. Lalu, bersikap rendah hati terhadap makhluk tanpa membutuhkannya. Tidak berambisi terhadap apa yang mereka miliki. Dan, bersahabatlah di jalan Allah, dan bermusuhanlah di jalan Allah. Sebab, persahabatan bukan di jalan Allah adalah permusuhan. Keteguhan selain di jalan Allah adalah kehancuran. Serta, pemberian bukan di jalan-Nya akan terhalang. *Rasulullah SAW bersabda :* Iman itu terdiri dari 2 bagian: Satu bagian sabar dan satu bagian syukur. Jika kau tak bersabar atas cobaan dan tidak mensyukuri nikmat, berarti kau bukan orang yang beriman. Sebab, di antara hakikat Islam ada

KISAH SEORANG ALIM YANG TERHAPUS AMALNYA KARENA MENGUSIR AHLI MAKSIAT

   Syeikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari pengarang kitab _Fathul Mu'in_ bercerita bahwa di zaman seorang Nabi terdahulu, ada seorang yang ahli maksiat yang amat durhaka dan tidak pernah beribadah. Satu hari timbul kesadaran dalam dirinya ingin bertobat. Ia pun mendatangi majelisnya seorang alim guna mengambil manfaat darinya.    Namun orang alim tadi merasa tidak suka bila si ahli maksiat tersebut ada di majelisnya. Ia pun mengusirnya, dan si ahli maksiat pergi dengan perasaan sedih. Tak lama setelah itu, turunlah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi di wilayah tersebut.    Jibril berkata; Wahai Nabiyullah, sesungguhnya Allah telah mengampuni si ahli maksiat sekaligus menghapus semua amal si alim. Ketahuilah bahwa Allah lebih dekat kepada ahli maksiat yang rendah diri dibanding kepada orang alim yang sombong. .  [ _Irsyadul Ibad_ ]

Keutamaan Membangun Masjid

ONE  DAY  ONE  HADIST Jum'at, 31 Januari 2020 / 6 Jumadil Akhir 1441 عن جابر بن عبدالله رضي الله عنه قال،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu berkata, bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallama: “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 1- Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung. 2- Maksudnya, siapa membangun masjid dengan menambah bagian kecil saja yang dibutuhkan, tambahan tersebut seukuran tempat burung bertelur; atau bisa jadi caranya, para jama’ah bekerja sama

Janganlah engkau merasa bingung

Pengajian KH. Ahmad Zuhdiannoor (Abah Guru Zuhdi), kitab syarah Hikam, Mesjid Harun Aliyah, 3 Jumadil Akhir 1441 _____________________________  Janganlah engkau merasa bingung dengan munculnya kejadian-kejadian yg mengeruhkan, yg tak sesuai dengan kehendakmu, yg melahirkan bagi aghyar (sesuatu selain dari Allah). Didunia ini tak ada kesenangan yg sesungguhnya, maka jangan kita bingung dengan segala sesuatu yg selain dari Allah. Karena dunia ini bagai air yg keruh, sehingga siapapun yg ada didalamnya akan mengalami banyak kekaburan dan masalah. Selama perjalanan kita di dunia, maka sedarilah bahwa ujian itu pasti ada, masalah datang silih berganti, dan penuh kekeruhan didalamnya.  Agar cinta kita ini benar, maka kehendakilah akhirat. Karena akhirat ialah kekal abadi dan takkan terpisah dengan kita. Cintailah akhirat, karena disana tempat kekal abadimu. Janganlah cinta dunia, karena disini ialah pasti kan terjadi perpisahan. Kenyamanan di dunia neh misal makan, bisa jdi penyakit, aplgi j

Dengan Lisan, Seseorang Bisa Ditinggikan Derajatnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu.” (HR. Bukhari) Ketinggian derajat di sini bisa diperoleh jika lisan selalu diarahkan pada perkara kebaikan, di antaranya dengan berdo’a, membaca Al Qur’an, berdakwah di jalan Allah, mengajarkan orang lain di majelis ilmu dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, ketinggian derajat tersebut bisa diperoleh dengan mengarahkan lisan pada perkara-perkara yang Allah ridhoi. (Lihat Nashihatu Linnisa’, hal. 20) Sumber: https://rumaysho.com/774-hati-hati-dengan-lisan.html ▬▬▬