Langsung ke konten utama

Postingan

Jangan merasa diri lebih baik

HATI-HATI, Jangan Merasa Diri Ini Lebih Baik Dari Orang Lain Sering terjadi pada sebagian pencari ilmu penyakit sombong, merasa dirinya paling shalih dan menganggap orang lain semuanya di bawahnya. Kemudian merasa diri paling dekat dengan Allah dan dicintai-Nya, sedangkan yang lain dianggap orang-orang yang jauh dan tidak dicintai oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa. Dan biasanya, pada puncaknya dia merasa dosa-dosanya diampuni, sedangkan dosa orang lain tidak akan diampuni. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam bersabda: "Sesungguhnya dahulu di kalangan Bani Israil ada dua orang yang bersaudara. Salah satunya seorang pendosa, sedangkan yang lainnya seorang yang rajin beribadah. Dan bahwasanya sang ahli ibadah selalu melihat saudaranya bergelimang dosa, maka ia berkata: “Kurangilah!” Pada suatu hari ia mendapatinya dalam keadaan berdosa, maka ia berkata: “Kurangilah!” Berkata si pendosa: “Biarkanlah antara aku dan

Makan bersama

Jumat, 2 Juni 2017/ 7 Ramadhan 1438 Disunahkan Makan Berjamaah حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي وَحْشِيُّ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ أَصْحَابَ النَّبِيِّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَأْكُلُ وَلَا نَشْبَعُ، قَالَ: «فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ» Menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa Ar-Razi, menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim yang berkata: menceritakan kepada saya Wahsyi bin Harb dari Bapaknya, dari Kakeknya, “Sesungguhnya para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun tidak merasa kenyang”. Nabi bersabda, “Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?”. Mereka menjawab, “Iya”. Nabi lantas bersabda, “Makanlah secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah sebelumnya (Bis

Hidup tak mengenal siaran tunda

*Bergeraklah... karena hidup tak mengenal siaran tunda* فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ 🏸Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (Al insyirah : 7) 🏸Ayat ini menegaskan bagaimana kita harus bergerak dalam setiap aktivitas kita. Tanpa membiarkan waktu berlalu sia sia. 🏸Setiap dentingan waktu adalah momentum, kesempatan yang tak kan terulang kembali. Masing masing punya fungsi yg beda dan fase yang berbeda juga. Hari ini tak sama dengan kemarin walaupun mempunyai nama hari yang sama. Apa yang jatahnya hari ini, berlaku tuk hari ini, tidak mungkin ditunda hingga esok. 🏸Setiap waktu yang berlalu mempunyai catatan dan kisah sendiri. Disisi Allah SWT, apa yang kita lakukan dalam momentum tersebut tidak hanya dilihat dari apa yang dihasilkan tapi juga kebermanfaatannya. Bahwa kita tidak menyia nyiakan kesempatan itu. 🏸Maka disinilah, harus kita pahami, mengapa nanti saat di yaumil akhir kita ditanya tentang waktu y

*•DOAMU TAK KUNJUNG TERKABUL

Seorang ulama bernama Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah menceritakan, bahwa suatu hari Ibrahim bin Adham rahimahullah melewati sebuah pasar di Kota Bashrah. Lalu orang-orang pun mengerumuninya dan bertanya kepadanya: يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي كِتَابِهِ : ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ سورة غافر آية 60 ، وَنَحْنُ نَدْعُوهُ مُنْذُ دَهْرٍ فَلا يَسْتَجِيبُ لَنَا _“Wahai Abu Ishaq, Allah Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya_: _*‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doamu.’ (QS. Ghofir: 60)*_ _Sementara kami selalu berdoa kepada-Nya semenjak waktu yang lama, namun Dia tidak pernah mengabulkan doa kami.”_ _Maka Ibrahim bin Adham pun berkata:_ يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ ، مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاء _“Wahai penduduk Bashrah, (yang demikian itu) karena hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara.”_ أَوَّلُهَا : عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّه _*1. “Pertama: Kalian mengenal Allah. Namun kalian tidak menunaikan hak-Nya”.*_ الثَّ

Pahala melimpah

Kamis, 1 Juni 2017 / 6 Ramadhan 1438 Pahala Melimpah di Balik Memberi Makan Berbuka Bulan Ramadhan عن زائد الجوهان قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا) . صححه الألباني في صحيح الترمذي . "Siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikitpun juga." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Tirmizi) Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Hadits ini berlaku umum, baik yang berpuasa itu orang kaya atau miskin, termasuk apakah dia kerabat atau selainnya. 2- Bahkan, boleh jadi, memberi makan kerabat yang berpuasa, pahalanya lebih besar. Karena dia akan mendapatkan pahala memberi makan berbuka orang yang berpuasa dan pahala silaturrahim. 3- Akan tetapi, jika selain kerabat itu adalah orang fakir dan tidak memiliki makanan yang cukup untuk ber

Wanita Sholat Di Rumah

Rabu, 31 Mei 2017/ 5 Ramadhan 1438 Sebaik-baik Shalat Wanita Dirumah عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال النبي صلى الله عليه وسلم: صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا “Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Daud no. 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Kenapa sampai wanita lebih bagus shalat di rumahnya, bahkan lebih bagus di ruangan di kamarnya yang lebih khusus untuknya? Karena seperti itu akan lebih menutupi dirinya (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 2: 195). 2- Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Shalat jama’ah bagi wanita itu lebih baik di rumahnya daripada mendatangi masjid. … Dan shalat wanita di rumahnya itu lebih menutupi dirinya dan

Doa

MT Ahad 02 Romadhon 1438 H 3 Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak doa. Ayat tentang puasa dalam surat Al Baqarah yang langsung dilanjutkan dengan ayat tentang doa mengisyaratkan hal ini. Secara khusus, ada tiga waktu di setiap hari selama bulan Ramadhan yang merupakan waktu-waktu mustajab untuk berdoa. Berdoa di waktu-waktu ini, insya Allah lebih mudah dikabulkan Allah. Sepertiga malam terakhir Pada hari-hari biasa, sepertiga malam yang terakhir juga merupakan waktu mustajabah untuk berdoa. Di bulan Ramadhan, berdoa di waktu ini lebih mudah bagi banyak orang karena umumnya waktu ini adalah waktu sahur . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke