Langsung ke konten utama

Hidup tak mengenal siaran tunda

*Bergeraklah... karena hidup tak mengenal siaran tunda*

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾

🏸Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (Al insyirah : 7)

🏸Ayat ini menegaskan bagaimana kita harus bergerak dalam setiap aktivitas kita. Tanpa membiarkan waktu berlalu sia sia.

🏸Setiap dentingan waktu adalah momentum, kesempatan yang tak kan terulang kembali. Masing masing punya fungsi yg beda dan fase yang berbeda juga. Hari ini tak sama dengan kemarin walaupun mempunyai nama hari yang sama. Apa yang jatahnya hari ini, berlaku tuk hari ini, tidak mungkin ditunda hingga esok.

🏸Setiap waktu yang berlalu mempunyai catatan dan kisah sendiri. Disisi Allah SWT, apa yang kita lakukan dalam momentum tersebut tidak hanya dilihat dari apa yang dihasilkan tapi juga kebermanfaatannya. Bahwa kita tidak menyia nyiakan kesempatan itu.

🏸Maka disinilah, harus kita pahami, mengapa nanti saat di yaumil akhir kita ditanya tentang waktu yang berlalu bersama kita, untuk apa dihabiskannya.

🏸Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan melangkah kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ditanya empat perkara. Usiany, untuk apa dia habiskan. Masa mudanya,bagaimana ia habiskan. Harta, darimana ia dapatkan dan pada jalan apa digunakan. Serta ilmunya, apa yang telah ia perbuat dengannya.
(HR. Al Bazzar dan Thabrani)

🏸Kawan..
Setiap kesempatan punya kadarnya sendiri. Hari inilah saat yang sesungguhnya. Saat kita bergerak, menabung amal shalih yang akan kita tuai akhirnya nanti.

🏸Hidup adalah momentum, tak hanya sekedar mengisi kesenangan apalagi mengejar dunia semata.

🏸Ibnul Qayyim memberi nasihat,"orang berakal mengerti bahwa dunia ini tidak diciptakan hanya untuk mencari kesenangan, karenanya, dalam kondisi apapun ia harus konsisten dalam menggunakan waktunya secara tepat."

🏸Benarlah... hanya orang berakal dan berfikir, merenung dan menghayati, yang bisa merasakan, bahwa momentum hidup ini harus terus diberi kesempatan, harus terus bergerak agar menjadi muslim yang berkualitas.

🏸Setiap kali kita melewati lintasan wakty, kita harus paham, bahwa itu adalah kesempatan yang sangat berharga. Momentum yang bisa menghantarkan kita pada kebahagian, tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Semua kembali pada kita yang menggunakan waktu, tiap ia datang, maka waktu akan menuntut haknya, saat itu juga...  Karena hidup tidak Mengenal siaran tunda.

*_🌸Li3n_*

•○○○•○○○•○○○•○○○•○○○•○○○

_AIHQ - DK PSDM ODOJ_

_*Mengikat Hati Menjadi Pribadi Qur'ani*_

🍇🍷🍇🍷🍇🍷🍇🍷🍇🍷

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia