Langsung ke konten utama

PENYAKIT WASWAS DI DALAM SHALAT


Ada orang yang sudah kencing sebelum shalat. Namun ketika dalam shalat, ia ada perasaan seperti ada yang menetes. Ketika selesai shalat, ia periksa, ternyata tidak ada apa-apa, tidak ada pula bau kencing. Kejadian ini terus berulang. Kejadian ini termasuk waswas.

Waswas adalah bisikan jiwa dan setan yang tidak dilandaskan pada keyakinan dasar. Lain hal dengan syakk yang dilandasi suatu keyakinan dasar.

Waswas merupakan penghilang khusyuk paling dominan. Maka bila hamba selamat dari penyakit berbahaya ini, berarti ia selamat dari banyak keburukan. Al-waswas (yang selalu membisikkan gangguan) adalah setan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
Artinya :
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.” (QS. An-Naas: 4)

Bagaimana jika shalatnya tidak khusyu? Misal, memikirkan keluarganya ketika shalat, apakah shalatnya harus diulangi?

Jumhur ulama mengatakan, tidak perlu membatalkan shalatnya. Karena mustahil seseorang bisa khusyu dengan sempurna dalam shalatnya.

Diantara dalilnya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا نودي للصلاة أدبر الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ؛ حتى لا يسمع التَّأْذِينَ، فإذا قَضَى النداء أقبل، حتى إذا ثُوِّبَ بالصلاة أدبر، حتى إذا قضى التَّثْوِيبَ؛ أقبل حتى يَخْطُرَ بين المرء ونفسه، يقول اُذْكُر كذا، اُذْكُر كذا؛ لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى

Artinya :
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini… ingat itu…’ padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan dalam shalatnya.  (HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kondisi orang yang digoda setan dalam shalat, hingga pikirannya melayang ke mana-mana, sampai dia lupa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan. Artinya, dia tidak khusyu dalam shalatnya. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan agar shalatnya diulangi.

Faedah dari hadist di atas :
1. Adzan memiliki keutamaan di antaranya sebagai tanda masuknya waktu shalat dan panggilan kepada kaum muslimin untuk menunaikan shalat berjamaah di masjid. Adzan tidak diperuntukan kepada hal yang lainnya, karena pada saat ini adzan juga diperuntukan kepada bayi yang baru lahir atau pada saat proses penguburan jenazah, padahal hal ini tidak berlandaskan dalil yang shahih dan termasuk perbuatan yang baru dalam ibadah.
2. Adzan dan iqomah memiliki keutamaan lain yaitu dapat mengusir setan
3. Iqomah merupakan tanda waktu sebelum mulainya shalat. Walau kita sedang menjamak shalat maka iqomah pun juga dikumandangkan
4. Setan akan kembali datang ketika adzan & iqomah sudah selesai dikumandangkan, dan dia akan senantiasa mengganggu pikiran serta mengirimkan waswas kepada orang yang sedang shalat.
5. Jangan pernah memperdulikan bisikan waswas dari setan tersebut. Karena apabila saat itu kita percaya pada waswas yang diberikannya, maka besok hari akan kembali muncul keragu-raguan yang lainnya. Dan pada saat itulah setan akan menang.
6. Setan akan mengganggu pikiran orang yang shalat dengan cara menghembuskan masa lalu yang sudah kita lupakan dan masa depan yang kita inginkan kepada orang yang sedang shalat.

Maka, agar terhindar dari godaan setan hendaknya lisan dan hati kita selalu basah dengan dzikir mengingat Allah dalam setiap keadaan. Semoga Allah menghindarkan kita dari segala tipu daya dan godaan setan yang memperdaya. Aamiinn yarabbal alaminn

✍️ Akhmad Faishal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia