Langsung ke konten utama

Panduan Ringkas dan Praktis Shalat Gerhana Matahari dan Bulan


1️⃣ Shalat gerhana matahari disebut shalat kusuf, dan shalat gerhana bulan disebut shalat khusuf

2️⃣ *Hukum shalat gerhana*
Hukum shalat gerhana adalah sunnah mu’akkadah (sunnah yang sangat ditekankan)

3️⃣ *Tata cara melakukan shalat gerhana*
*1. Waktu*
Waktu pelaksanaan shalat gerhana sejak terjadi gerhana hingga matahari/bulan muncul kembali. Apabila matahari/bulan sudah muncul kembali maka waktu pelaksanaan shalat gerhana sudah habis, dan tidak disunnahkan qadla’.
*2. Mandi*
Disunnahkan mandi sebelum melakukan shalat gerhana sebagaimana shalat jum’ah dan shalat ‘id
*3. Berjamaah*
Disunnahkan melakukan shalat gerhana secara berjamaah di Masjid
*4. Adzan*
Tidak disunnahkan adzan dan iqamah, tetapi mengumandangkan: الصلاة جامعة (as-shalaatu jaami’ah) sesaat sebelum melakukan shalat gerhana.
*5. Rakaat*
Jumlah rakaat shalat gerhana adalah 2 rakaat. Setiap rakaat terdapat 2 kali berdiri dan 2 kali ruku’. Ketika berdiri terdapat 2 kali bacaan al fatihah dan 2 kali bacaan surat.
*6. Jahr/Israr*
Dalam shalat gerhana matahari disunnahkan memelankan bacaan (israr) sebagaimana shalat yang dikerjakan pada siang hari, sedangkan dalam shalat gerhana bulan disunnahkan mengeraskan bacaan (jahr).
*7. Khutbah*
Disunnahkan melakukan 2 khutbah setelah shalat gerhana sebagaimana khutbah shalat jum’ah dan khutbah ‘id dalam rukun-rukunnya.
*8. Disunnahkan memperbanyak dzikir, doa, istighfar dan sedekah*

4️⃣ *Teknis (kaifiyyat) melakukan shalat gerhana*
1. Niat shalat sunnah gerhana berbarengan dengan takbiratul ihram:
أُصَلِّى سُنَّةَ كُسُوفِ الشَّمْسِ / سُنَّةَ خُسُوْفِ القَمَرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا / إِمَامًا لِله تعَالى
2. Membaca doa iftitah
3. Membaca ta’awwudz lalu membaca surat al-fatihah
4. Membaca surat yang panjang jika mampu
5. Ruku’ pertama pada rakaat pertama. Ruku’ dilakukan dengan lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih ruku’
6. Kembali berdiri untuk membaca surat al-fatihah yang kedua
7. Membaca surat yang panjang jika mampu.
8. Ruku’ kedua pada rakaat pertama. Ruku’ dilakukan dengan lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih ruku’
9. I'tidal
10. Sujud secara panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih sujud
11. Duduk diantara dua sujud
12. Sujud kedua secara panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih sujud
13. Berdiri untuk melakukan rakaat kedua
=============
14. Membaca ta’awwudz lalu surat al fatihah
15. Membaca surat yang panjang, jika mampu
16. Ruku’ pertama pada rakaat kedua. Ruku’ dilakukan dengan lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih ruku’
17. Kembali berdiri untuk membaca surat al-fatihah yang kedua
18. Membaca surat yang panjang jika mampu
19. Ruku’ kedua pada rakaat kedua. Ruku’ dilakukan dengan lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih ruku’
20. I'tidal
21. Sujud secara panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih sujud
22. Duduk di antara dua sujud
23. Sujud kedua secara panjang/lama dengan mengulang-ulang bacaan tasbih sujud
24. Duduk untuk membaca tasyahhud/tahiyyat dan shalawat
25. Salam

5️⃣ *Khutbah*
Disunnahkan melakukan khutbah setelah shalat gerhana dengan 2 khutbah. Rukun-rukun khutbah gerhana sama dengan rukun khutbah jumat dan khutbah 'id.

Semoga bermanfaat.   Aamien. 

Dari Al faqir ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia