Langsung ke konten utama

SEDEKAH MERUPAKAN CIRI UTAMA ORANG BERTAKWA

Semua ibadah itu tujuannya untuk bertakwa karena takwa merupakan puncak dari amal shaleh dan Allah pun akan memasukan hamba-Nya ke surga karena takwa dan memuliakan hamba-Nya juga karena takwa. Maka perlu bagi kita mengetahui apa saja sifat-sifat orang yang bertakwa itu. Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran 134-135 tentang ciri orang yang bertakwa, ayat tersebut berbunyi :

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ 
Artinya :
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, (134)

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ 
Artinya :
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (135)

Sebagaimana firman Allah SWT pada Q.S Ali Imran 134-135 di atas bahwasanya Allah menjelaskan setidaknya ada 4 ciri yang sangat melekat bagi orang yang bertakwa, diantaranya :

1. GEMAR BERINFAK DALAM KEADAAN LAPANG MAUPUN SEMPIT
Infak merupakan ciri utama bagi orang yang bertakwa, karena orang yang bertakwa sangat gemar berinfak baik dalam keadaan sempit apalagi dalam keadaan lapang.

Banyak sebagian dari kita beralasan dengan mengatakan "bagaimana saya akan berinfak sedangkan untuk memenuhi kebutuhan saya sendiri saja masih tidak cukup?".

Alasan tersebut sangat keliru, karena sesungguhnya Rasulullah tidak pernah mematok nominal untuk bersedekah. Nabi Muhammad SAW mengapresiasi setinggi-tingginya bagi orang yang bersedekah, bahkan ada sahabat yang mampu bersedekah hanya dengan sebiji kurma sebab karena perbuatannya itulah dia layak dimasukkan ke surga Allah. Sungguh luar biasa bukan manfaat yang kita dapatkan dengan bersedekah.

Syaitan sering kali membisikkan kepada manusia agar enggan untuk berinfak dan sedekah karena syaitan tidak ingin melihat setiap manusia saling membantu satu sama lain. 

Sementara Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang senang berbagi terhadap saudara muslim yang lain, dan hal tersebut merupakan wujud kasih sayang kita terhadap saudara kita. 

Bahkan dahsyatnya sedekah mampu mengubah ahli neraka menjadi ahli surga. Sebagaimana cerita dari Aisyah RA dengan seorang budak, dimana budak tersebut awalnya adalah ahli neraka namun berkat sedekah yang dilakukannya mampu mengubah nasibnya menjadi ahli surga. 

Suatu masa Aisyah RA membebaskan seorang budak wanita karena merasa kasihan. Meski sudah dibebaskan, budak tersebut ikut ke rumah Aisyah.

Tiba-tiba Malaikat Jibril mendatangi rumah tersebut dan menyampaikan kepada Rasulullah SAW.

"Wahai Muhammad, keluarkanlah budak itu dari rumahmu! Karena sesungguhnya dia adalah ahli neraka," kata Jibril.

Rasulullah dengan berhati-hati menyampaikan kata Jibril tersebut ke Aisyah. Dia terkejut dengan omongan Rasulullah, sebab Aisyah mengaku membebaskan budak wanita itu karena iba tanpa mengetahui penyebab budak itu dilabeli ahli neraka.

Dia pun menuruti permintaan Rasulullah dan melepaskan budak tersebut pergi. Namun dia juga membekali budak itu dengan beberapa kurma untuk bekal di perjalanan.

Budak itu pergi berurai airmata. Di perjalanan, dia merasa kelaparan dan kelelahan. Kurma pemberian Aisyah pun dimakan. Namun baru makan satu buah, datang pengemis faqir meminta kurma itu karena belum makan.

Iba melihat pengemis tersebut, budak itu ikhlas memberikan semua kurma yang tersisa meski rasa lapar masih bersarang di perutnya.

Tak lama, Jibril kembali ke rumah Nabi Muhammad SAW. Jibril membawa perintah ke Rasulullah mengambil kembali budak wanita itu untuk tinggal di rumahnya. Sedekah telah mengantar budak wanita ahli neraka itu menuju surga. Masya Allah inilah salah satu dahsyatnya sedekah. 

Terlebih saat ini kita sedang berada pada bulan Ramadhan, dimana pada bulan ini juga merupakan waktu yang paling dahsyat untuk bersedekah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
"Sedekah paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR At-Tirmudzi dari Anas).

Ibnu Qayyim mengatakan bahwasanya seseorang yang berinfak akan lebih bahagia dibanding orang yang menerima infaknya jika dia mengetahui pahala yang akan diganjar oleh Allah SWT. 

Bahkan Allah mengatakan dalam ayat terakhir surah Al-Ma'un bahwasanya terdapat ancaman bagi orang yang enggan untuk bersedekah dan dia termasuk golongan orang yang mendustakan agama.

Surah Al-Ma'un ini juga termasuk surah favorit dari K.H. Ahmad Dahlan. Suatu ketika dalam pengajian rutinnya beliau mengajarkan tafsir Surah Al-Ma’un secara berulang-ulang selama beberapa hari tanpa diganti surat lainnya.

Lalu salah seorang santri penasaran dan memberanikan diri bertanya kepada Sang Guru.

“Mengapa materi pengajian tidak ditambah-tambah dan hanya mengulang-ulang Surat Al-Ma’un saja?," tanya santri

Mendengar pertanyaan itu, K.H. Ahmad Dahlan kembali bertanya kepada santrinya, “Apakah kalian sudah benar-benar mengerti akan maksud Surat Al-ma’un?.”

Para santri serentak menjawab bahwa mereka tidak hanya sekedar paham, bahkan mereka semua sudah hafal. Kemudian K.H. Dahlan bertanya kepada mereka, apakah arti ayat-ayat yang sudah dihafal tersebut sudah diamalkan? Para santri menjawab dengan bertanya, “Apa yang harus diamalkan, bukankah Surat Al-Ma’un sering dibaca ketika salat?”

K.H. Ahmad Dahlan menjelaskan kepada muridnya bahwa bukan itu yang dimaksud dengan mengamalkan, tapi apa yang sudah dipahami dari ayat ini untuk bisa DIPRAKTEKAN DAN DIKERJAKAN DALAM WUJUD NYATA. Oleh karena itu, K.H. Ahmad Dahlan masih mengulang Surat Al-Ma’un sampai santri-santrinya melakukan aksi nyata terhadap ayat ini.

Makanya dari kisah ini kita mengetahui bahwasanya K.H. Ahmad Dahlan sangat suka untuk mengamalkan suatu ibadah itu dengan cara mempraktekannya dalam wujud nyata, bukan hanya sekedar lisan saja. Sehingga persyarikatan Muhammadiyah ini menjadi organisasi Islam terkaya seluruh dunia. Wujud nyatanya dapat kita lihat dengan banyaknya sekolah yang dibangun dari tingkat Paud hingga Universitas besar yang dibangun Muhammadiyah, Rumah Sakit, Panti Asuhan, dll. MasyaAllah...

2. MAMPU MENGENDALIKAN AMARAH
Sifat kedua yang dimiliki orang bertakwa adalah mampu menahan amarahnya, sekalipun dia mampu untuk membalas orang yang dzalim terhadapnya namun dia mampu menahan amarah maka dia termasuk orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah pada surah Ali-Imran ini. 

Betapa besar ganjaran yang diberikan Allah di akhirat nanti hanya dengan menahan emosi dan tidak melampiaskan marahnya. Apalagi, seseorang yang tidak hanya sanggup menahan amarahnya, tetapi juga bisa memaafkan kesalahan orang yang sudah zalim kepadanya serta membalasnya dengan kebaikan pula.

3. PEMAAF KEPADA SETIAP MANUSIA
Jika seseorang memiliki kesalahan kepada kita, mungkin memaafkan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, tahukah Anda bahwa memaafkan mampu menambah kemuliaan seseorang?

Apabila dia memaafkan, maka Allah akan memuliakannya, dan ini telah dikabarkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ‘Tidaklah seseorang memaafkan kecuali Allah akan menambah kemuliaannya.’ (HR Muslim no 2588).”

4. SENANTIASA BERTAUBAT ATAS KESALAHANNYA
Setiap manusia pasti memiliki dosa dan kesalahan, dan kita diperintahkan untuk senantiasa bertaubat serta berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain kepada Allah SWT. 

Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya.

Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya :
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)

Inilah 4 macam ciri-ciri orang yang bertakwa mudah-mudahan kita termasuk ke dalamnya. Semoga Allah SWT senantiasa menerima amal ibadah kita serta mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Aamiin ya rabbal alamin

✍Akhmad Faishal
RAMADHAN DAY-15

Ustadz H. Masudi, HS
Masjid Ar-Rahman (Kultum Subuh)
Selasa, 27 April 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia