Langsung ke konten utama

CARA MENJAGA KEISTIQAMAHAN DALAM BERIBADAH

Banyak sebagian dari kaum muslimin pada fase kedua Ramadhan, yakni hari ke 11-20 menyebabkan melemahnya semangat beribadah pada bulan Ramadhan. Sehingga banyak ulama mengatakan bahwasanya ujian seorang muslim di bulan Ramadhan itu terjadi pada fase kedua, karena kita sering lalai hingga menyebabkan melemahnya semangat dalam beribadah.

Berbeda pada fase pertama yakni 1-10 Ramadhan kita masih semangat, apalagi pada fase terakhir yakni hari ke 21-30 kita semakin semangat dalam beribadah karena mengetahui adanya malam kemuliaan lailatul qadr.

Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Kita harus tetap menjaga semangat beribadah pada bulan Ramadhan tersebut satu bulan penuh agar kita mudah meraih keutamaan yang diganjar Allah SWT pada bulan yang penuh berkah ini. Diantara hal yang bisa kita lakukan agar kita tetap istiqamah beribadah pada bulan Ramadhan satu bulan penuh, yakni :

1. MENJAGA KEIKHLASAN 
Hal pertama yang kita lakulan agar kita mampu istiqamah dalam beribadah adalah ikhlas karena Allah SWT. Imam Syafi'i mengatakan "Jika di dalam hidup ini kita berharap keridhaan seluruh manusia, maka tujuannya tidak akan pernah kita dapatkan, pasti ada saja cacian dan hinaan dari seorang manusia". 
Sehingga tidak ada perkara yang terbaik ketika kita beribadah melainkan hanya bertujuan kepada Allah SWT. Apabila ada terbesit dari hati kita ingin mendapatkan keridhaan dari manusia maka dia tidak akan mampu istiqamah, dan ketika dia tidak mendapaatkaan pujian dari orang lain maka dia sangat mudah untuk menyerah. Maka untuk dari itu luruskanlah niat hanya kepada Allah SWT. 

2. MENGETAHUI KEUTAMAAN DARI IBADAH YANG KITA LAKUKAN
Kita harus mengetahui keutamaan ibadah yang kita lakukan agar kita mampu menjaga keistiqamahan ibadah tersebut. Ada sebagian dari kaum muslimin beranggapan bahwasanya tidak penting mengetahui ganjaran yang diberikan oleh Allah SWT dalam beribadah yang penting ikhlas saja, padahal sebenarnya ini merupakan kekeliruaan. Hal tersebut terbantahkan dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits dari Rasulullah. 

Mungkin apabila kita tidak mengetahui keutamaan sedekah maka mayoritas dari kaum muslimin akan berat untuk bersedekah. Kalau kita tidak mengetahui ibadah shalat subuh berjamaah yang kata Rasulullah akan berada pada jaminan Allah maka mungkin sebagian dari kita tidak akan melaksanakan shalat subuh secara berjamaah terlebih itu dilaksanakannya di Masjid. Begitu juga ibadah yang lainnya yang sangat banyak menceritakan tentang keutamaan dari ibadah itu sendiri, tujuannya agar untuk memotivasi kita. Maka sangat penting mengetahui keutamaan dari ibadah yang kita lakukan agar kita mampu istiqamah menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. 

3. MEMPERBANYAK ISTIGHFAR
Ketika kita membasahi lisan dengan istighfar maka kita akan dibantu Allah untuk menjaga keistiqamahan dalam beribadah. Sebagaimana firman Allah SWT pada Q.S. Hud (52) :

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ

Artinya :
Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” (QS. Hud: 52)

Maka perbanyaklah istighfar terlebih pada bulan Ramadhan agar kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk menjaga semangat beribadah pada bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. 

4. BERDO'A
Do'a merupakan senjata dari kaum muslimin baik sebelum terjadi masalah, disaat masalah datang, atau setelah selesainya masalah. Dan kita mengetahui sesungguhnya hati anak Adam itu diantara jari jemari Allah SWT saja sehingga sangat mudah Allah untuk membolak balikan hati manusia. Adapun do'a yang kerap kali diamalkan Rasulullah, yakni :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
(Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik)

Artinya :
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agamamu

Inilah beberapa kiat-kiat agar kita mampu istiqamah beribadah kepada Allah terkhusus di bulan Ramadhan pada fase kedua ini. Karena pada fase inilah kita sering kali lalai sehingga menyebabkan melemahnya semangat dalam beribadah kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat dan kita mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

✍Akhmad Faishal
RAMADHAN DAY-11

Ustadz H. Riza Rahman, Lc
Masjid Al-Munawarrah (Kultum Subuh)
Jumat, 23 April 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia