Langsung ke konten utama

Mencari Jati Diri

 Setiap diri kita punya keunikan masing2 Dan rasanya tidak ada seorang pun yang Suistu ingin dirinya dibanding-bandingkan dengan orang lain. Menjadi diri sendirı, dengan menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada, mungkin akan lebih sulit dibandingkan melihat apa yang ada pada orang lain kemudian memujinya, atau bahkan melecehkannya. Menjadi diri sendiri yang berbeda dari orang-orang di sekitar, entah kenapa menjadi suatu hal yang membutuhkan perjuangan keras untuk mencapainya. Sebab kini sudah begitu banyak orang yang merasa 'senang' menjadi orang lain. Menjadi seseorang yang bukan dirinya yang asli. Supaya juga dipandang hebat oleh orang lain yang melihat, supaya

mendapatkan penghormatan yang sama, tidak menerima perbedaan Saya sendiri permah mengalaminya Ketika itu, waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya merasakan betul betapa saya berambisi untuk selalu berada pada lima besar penyiapan kali pembagan rapot.  Dan memnang ihu yang terjadi, setup ka nilai ulangan dibagakan, setup kali pembagian rapor, saya selalu memikirkan telinga baik-baik, stapakah nama yang dsebutkan sebagai peraih nılai terbaik.  Dan saya melonjak kegirangan ketika nama saya kirim.  Saya ingat, suatu kali sepulang sekolah, saya disuruh untuk menelpon seorang teman seangkatan untuk menanyakan mila nilu yang diperolehnya.  Waktu itu, dengan sangat bersemangat, saya membandıngkan nilai yang tertera di setup lembar buku ulangan tersebut.  Ketika saya memperoleh nilai lebih tingg, maka saya akan bersorak keras dan meledeknya, dan kenka teman saya itu yang memiliki nilai lebih tinggs, maka yang dikatakan serupa Sekilas, pemandangan inu mungkin akan terihat lucu Namun bila dilihat dengan baik-baik, sebaknya kita bertanya pada  diri sendiri, apakah perstrwa tersebut menggambarkan pola hubungan yang rehat di antara kedua anak kecal berusta tak lebih dan delapan tahun?  Dulu, saya pernah mengalami knsis identitas ', sebut saja begitu.  Ketik melihat seorang teman atau seseorang yang menurut saya 'menank', haik dan peranga maupun apa tingkah Lakunya, maka saya akan mencoba untuk 'alat' sebisa mungkan Bahkan dalam hal yang kecil sekalıpun, misalnya tulesan tangan.  Mulai dari duduk di hangku SMP hingga SMU, saya sendie menyadan batrwa entah berapa puluh kali saya sudah menggann nulnan tangan ', sebah menurut saya waktu itu tuhsan tangan si anu lebih cantik, atau tulisan si itu lebih menarik.  Termasuk urusan cara berbicara, topik pembicaraan, bacaan, dan sebagainya.  Khas anak baru gede, mungkin.  Tapi hal-hal itu cukup membuat pusing kepala.  Mengurusi hal-hal yang sepertinya kurang penting, Mencoba menjadi orang lain, dan terus-menerus menganggap diri punya kekurangan.  Yang ada, pada beberapa lama, saya sering merasa rendah diri atau rendah diri dalam beberapa hal, terutama dalam pergaulan.  Sungguh tidak enak rasanya ketika diri kita dibanding- bandıngkan dengan orang lain, dan hal itu membuat kita merasa harus selalu bersaing dengan orang lain.  Dalam hal ini, tentu saja bukan 'cara bersang' yang sehat, apalagi jika pola seperti itu diterapkan pada anak usia sekolah yang masih memerlukan banyak pengaruh sehat 'bagi perkembangan otak dan mentalnya.  Walau ia tak sepintar teman-teman yang laun, tapi pasti ada sebuah titik kecerdasan yang bisa diunggulkan.  Walau ia mendapat peringkat sepuluh besar, bukan berarti bodoh lantas patut ditempelkan label itu sepanjang umumya.  Saya rasa, baik anak kecil maupun dewasa, menginginkan dirinya dalam sepantasnya.  Tak harus memaksakan diri untuk menjadi seperti si anu, secantik si ini, atau seluwes si itu.  Kadang-kadang, lingkungan memang sangat memengaruhi sikap 'tidak percaya diri' tersebut tumbuh dalam diri seseorang, akibatnya, ia jadi kehilangan jati diri dan berusaha untuk menjadi orang lain.  Bila upaya keras itu dilakukan semata-mata untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri (dalam hal keimanan dan kecerdasan, misalnya), maka hal tersebut pastilah membuahkan hasil positif.  Tapı, jika bayaran yang didapat dari tanggapan kita, bisa jadi kekecewaan yang didapat.

Karena diri  kita tidak akan pernah bisa menjadi diri orang lan, dan sebaliknya.  Tetapi, kesalahan bisa selamanya 'menyalahkan', apalagı bila diri kita sudah beranjak dewasa dan cukup umur untuk dapat menentukan mana hal yang baik dan buruk.  Banyak merenung, introspeksi dirn, kritik kemanan, dan berusaha untuk selalu memperbaiki diri setiap hari, adalah cara-cara untuk mempertebal ketahanan mental.  Sehingga pengaruh apapun yang datang dari luar, berkembang menjadi hasrat untuk melakukan yang tak benar.  Bagamanapun keadaan diri kita, kelebihan yang ada harn di syukuri, dan kekurangan yang ada pastilah bisa  diperbaiki, bila  kita mau berusaha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia