Langsung ke konten utama

Tidak ada yg spesial dimalam tahun baru

Kita memasuki akhir-akhir di bulan desember dan akan selesai tahun 2020 setelah itu kita akan memasuki TA. 2021 , pastikan bagi seorang muslim tdk ada kegembiraan dan perayaan malam tahun baru.

Perayaan malam tahun baru bukanlah budaya org muslimin, pastikan tdk ada tiupan terompet dan menyalakan petasan jam 12 malam/ dimalam tahun baru, karena ini tdk pernah bersumberkan dari islam, dari *ibnu umar, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)*

Ingat apapun yg kita lakukan didunia pasti akan ditanya oleh Allah SWT, siapapun yg lolos dengan pertanyaan ini maka dipastikan dia mendpt kebahagiaan, tetapi siapapun yg sulit menjawab pertanyaan ini maka dia akan berat di akhirat kelak, kita akan disidang oleh allah dengan sidang yg maha adil, tdk ada kedzoliman didalamnya, seluruh ucapan dan perbuataan kita pasti akan dipertanggung jawabkan  semuanya dikehidupan akhirat kelak
 ```diriwayatkan oleh Abu Barzah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam a.s. pada hari kiamat sebelum ditanya tentang empat perkara:```
 ```1.Tentang umurnya untuk apa ia habiskan,```
```2. masa mudanya untuk apa ia gunakan,```
*3. hartanya dari mana di peroleh dan kemana dibelanjakan, dan*
```4. ilmunya apa yang diamalkannya.” (HR. Tirmidzi)```

Kalau harta kita didapat dari jalan2 yg halal, maka muncul pertanyaan kedua kemana kita belanjakan/keluarkan ?

Kalau harta kita dibelanjakan/dikeluarkan dgn perkara yg sia2 atau yg diharamkan, seperti kita beli terompet dan petasan terus kita bunyikan dan nyalakan jam 12 malam, tepat malam tahun baru katanya, maka jelas itu pasti akan ditanya oleh allah SWT *dari mana harta kita dan dimana kita keluarkan ?*

1 januari itu sama saja 2,3 januari, 30 desember sama saja dgn 31 desember tdk ada hari2 istimewa dan tdk ada hari2 baik yg dirasakan kaum mislimin, kecuali apa yg diajarkan rasulullah SAW dimana kita patut bahagia, bergembira dgn 2 hari tersebut   Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu *hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)*” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178

Kita sekarang kembali ke jaman jahiliyah dimana kita bergembira dan bermain2 dimalam tersebut,
Seharusya bagi kaum muslimin tdk ada keistimewaan, kegembiraan ataupun rasa bahagia di malam tahun baru tersebut, dan ingat kita pasti akan ditanya oleh Allah tentang kegembiraan yg kita  rasakan, kegimbaraan dimalam tahun baru tersebutpun akan ditanya oleh allah, atas dasar dan alasan apa kita jd bergembira di malam tahun baru tersebut, karena itu bukan datang dari islam, tdk pernah diajarkan oleh Nabi SAW dan ingat kita pasti akan ditanya dikehidupan akhirat kelak.

Rasulullah saw pernah  bersabda allah kalau sudah mencintai seorang hamba maka allah akan allah sibukan hamba tersebut, barang kali yg jd pertanyaan dengan apa allah menyibukan hamba tersebut, kata rasulullah allah akan menyibukan hamba tersebut dgn amal2 sholeh, dan dia akan sibuk dgn ketaatan beribadah kpd allah dan allah ketika sudah tdk menyukai seorang hamba maka akan allah sibukan dia dgn kemaksiatan dan perbuatan yg sia2.

Kita bisa lihat nanti dimalam ditahun baru, siapa org-org yg dicintai allah, sesungguhnya seseorang yg disibukan dgn kemaksiatan dan perbuatan sia2 maka bisa dipastikan mereka adalah org2 yg tdk dicintai oleh allah SWT, tetapi siapapun seorang hamba yg sibuk dgn beribadah, sibuk dgn membaca al qur'an, istiqfar, doa dan zikir dgn yg lainnya, maka inilah cara allah mencinta hamba tersebut.

*Quuu anfusakum wa ahlikum naaro*
*peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka*

Wallahu a'lam bishawab

Khutbah Jum'at di masjid Hasbunallah Wa'nimal Wakil ( dua tahun yg lalu )
Hari : Jum'at 28 Desember 2018
Khatib : Ustad Riza Rahman, Lc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia