anak yang cenderung melakukan kekerasan seperti memukul adik satu teman sebayanya biasa disebut anak yang agresif perilaku agresif bisa membentuk fisik maupun verbal yang bertujuan menyakiti orang lain pada dasarnya perilaku ini dikategorikan normal pada anak-anak sebagai persiapan untuk melakukan perlindungan diri namun hal ini menjadi tidak normal manakala perkembangan tidak terkendali.
dua faktor yang sangat mempengaruhi munculnya perilaku kekerasan sebagai berikut :
1. faktor dalam diri anak yaitu berupa rasa frustasi karena tidak mampu memecahkan masalah atau keinginannya tidak terpenuhi
2. faktor diluar diri anak yaitu agresivitas yang timbul karena mencontoh perilaku orang lain termasuk juga tayangan dari televisi seperti dalam film kartun. Terkadang hukum fisik yang diterapkan orang tua kepada anak sudah menjadi contoh bagi anak yang berperilaku agresif.
selain merugikan orang lain tabiat suka merusak dengan kekerasan ini juga akan merugikan diri si anak sendiri misalnya dijauhi oleh teman dan cenderung melanggar peraturan yang mengakibatkan hukuman dan gagal dalam hubungan sosial akibatnya anak akan memiliki konsep diri yang buruk ia dicap sebagai anak nakal atau anak jahat sehingga ia pun merasa tidak aman dan kurang bahagia.
Apa yang patut disadari oleh orang tua bahwa jangan sampai orang tua menjadi sumber gagasan sekaligus motivator tindakan kekerasan Ini Orang tua harus menghindarkan hal-hal berikut:
1. Menertawakan anak yang memukul temannya sebagai sebuah kelucuan dan pemakluman atau sikap si anak.
2. menyuruh membalas dengan pukulan terhadap anak yang telah memukul.
3. memberlakukan hukuman fisik kepada anak
4. membolehkan anak menonton tayangan kekerasan dalam film termasuk film kartun
5. melampiaskan kemarahan dengan membanting pintu memukul benda lain atau menendang sesuatu.
6. membebaskan kemauan anaknya tak terkendali.
hal hal pencegahan amarah yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah sebagai berikut:
1.menciptakan suasana gembira di dalam rumah.
2. Memberikan pilihan kepada anak untuk aktif mengolah fisik seperti olahraga senam sepak bola dan beladiri untuk menyalurkan ketegangan dan energi yang ada pada diri anak.
3 membiasakan anak pada kegiatan ibadah mengajak ke masjid sehingga di dalam hati anak tertanam suasana damai dan tentram.
4. memuji anak yang bisa bermain dengan tenang dan tertib atau bisa bermain bersama temannya dengan dengan akur.
5. memberikan pengertian kepada anak yang memukul tanpa bentakan atau pukulan lagi.
6. menyibukkan anak dengan aktivitas lain dan menghindarkan suasana be-te pada diri mereka.
Komentar
Posting Komentar