Langsung ke konten utama

Hasil dari Menela'ah Ilmu yang Bermanfaat*

  Ilmu yang paling lengkap, yang paling bermanfaat, yang paling benar dan yang paling jelas adalah yang paling dekat dan paling serupa dengan ilmu-ilmu yang dijelaskan dalam kitabullah dan sunnah Rasul-Nya SAW juga yang sering disebutkan berkali-kali di dalamnya.

   Di antaranya adalah ilmu mengenai Allah SWT, sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya dan perbuatan-Nya, ilmu mengenai perintah Allah SWT, berikut yang menyebutkan sifat-sifat dan amal perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

   Ilmu tentang larangan-Nya serta yang menyebutkan sifat-sifat dan amal perbuatan yang dapat menjauhkan diri dari-Nya. Ilmu tentang akhirat dan kembali kepada Allah SWT serta yang menyebutkan tentang keadaan dan kedahsyatannya. Juga ilmu mengenai surga yang merupakan tempat bagi orang-orang yang berbahagia, dan neraka yang merupakan tempat bagi orang-orang yang celaka.

   Ilmu-ilmu ini merupakan dasar utama dan inti seluruh ilmu. Banyak menela'ah ilmu akan menambah keimanan dan keyakinan kita kepada Allah SWT, Rasul-Nya dan hari akhir. Hal ini juga akan memberi motifasi yang kuat untuk kita berbuat taat beribadah kepada Allah SWT dan meninggalkan kemaksiatan yang dimurkai-Nya.

   Dan juga mendorong seseorang untuk berangan-angan pendek, lebih bersiap menghadapi kematian, lebih berbekal untuk akhirat, lebih cinta untuk bertemu dengan Allah SWT, lebih mengurangi kecintaan terhadap dunia, lebih memberi semangat untuk akhirat, dan akhlak mulia lainnya serta berbagai amalan saleh yang yang merupakan sifat para Nabi dan para wali.

   Kemudian apabila engkau melihat buku-buku bermanfaat yang ditulis oleh para imam pendahulumu, maka engkau tidak akan menjumpai pembahasan yang amat lengkap mengenai ilmu ini melebihi buku-buku karya Al-Imam Al-Ghazali seperti _Ihya' 'Ulumuddin_, _al-'Arba'in al-Ushul_, _Minhajul Abidin_ dan _Bidayatul Hidayah_.

   Hal ini sebagaimana diketahui dan ditela'ah oleh orang-orang yang berpengetahuan luas dalam agama. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang bodoh atau mengerti namun pura-pura bodoh. Sesungguhnya mereka telah menipu dirinya dan melalaikan akhiratnya.

   Semoga Allah SWT dengan karunia-Nya akan memberikan kita kesadaran serta menjauhkan kita dari keburukan jiwa dan amal buruk kita. Tiada daya maupun kekuatan, kecuali hanya milik Allah SWT.

*ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ*
.
[ _al-Fushul al'-Ilmiyyah Wal 'Usul al-Hikamiyyah_ lil Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia