Langsung ke konten utama

Seorang pemimpin

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Mendengar segala isi hati dan Maha Mengetahui segala rahasia, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Keterampilan dari seorang pemimpin bukanlah hanya terampil memberikan instruksi saja kepada bawahannya, bukan hanya terampil memberi hukuman saja pada yang dipimpinnya, bukan pula hanya keterampilan membakar semangat bawahannya untuk kerja, kerja dan kerja.  Melainkan ada yang jauh lebih penting yaitu keterampilan memberi keteladanan, memberi contoh yang baik secara nyata.

Ada seorang pemimpin yang berorasi mengajak yang ia pimpin untuk bekerja disiplin, sedangkan dirinya sendiri berleha-leha di kantornya. Ada pemimpin yang menggebu-gebu berteriak agar semua orang menjauhi perbuatan korupsi, akantetapi malah dia yang digiring polisi karena memanipulasi anggaran. Ada pemimpin yang dengan fasihnya mengajak yang ia pimpin untuk menjaga kebersihan, akantetapi dirinya malas menyapu mejanya sendiri.

Alloh Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shoff [61] : 2-3)

Saudaraku, jikalau Alloh menakdirkan kita sebagai seorang pemimpin, maka marilah kita ikuti apa yang telah Rosululloh Saw. contohkan kepada kita. Beliau senantiasa menjadi orang yang pertama mengamalkan kebaikan sebelum mengajak orang lain untuk melakukannya. Keberhasilan seorang pemimpin adalah berbanding lurus dengan sebaik apa ia memimpin dirinya sendiri. Kegagalan seorang pemimpin dalam memimpin sesungguhnya disebabkan kerapuhan ia dalam memimpin dirinya sendiri.

Setiap pemimpin mendambakan orang-orang yang dipimpinnya menjadi orang-orang yang jujur, disiplin, bertuturkata baik dan bersikap baik. Maka semua itulah yang perlu ia lakukan sebelum orang-orang yang ia pimpin melakukannya. Kepemimpinan adalah amanah dari Alloh Swt. Semoga kita yang sedang diamanahi kepemimpinan, termasuk para pemimpin yang senantiasa memberi keteladanan dan mendapat ridho Alloh Swt. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia