Langsung ke konten utama

Sholat Khusyu

Tanya Ustadz_ :
Assalamu 'alaikum warohmatullohi wabarokatuh pak ustadz saya mau bertanya prihal apa yang dimaksud shalat yang khusyu itu, dan bagaimana tata caranya ! Terima kasih Wassalamu 'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Jawab :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Berikut ini keterangan syaikh Utsaimin yang kami terjemahkan terkait khusyu':

Khusyu' adalah hadirnya hati dan tenangnya anggota badan, maksudnya: Hatimu dalam keadaan sadar, berusaha sadar dengan apa yang diucapkan dan dilaksanakan dalam sholat, ia juga berusaha menghadirkan perasaan bahwa ia sedang di depan Allah azza wa jalla dan ia sedang bermunajat kepada rabnya.

(Asy-Sayarh al-Mumti' 'ala Zad al-Mustaqni' 3/334)

Terkait cara mencapai khusyu' perlu diketahui bahwa salah satu sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang bernama Utsman bin Abi al-Ash pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan berkata: “Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu shalat dan mengacaukan bacaanku, Beliau bersabda:
“Itulah setan yang disebut dengan ‘Khanzab’, jika engkau merasakan kehadirannya maka bacalah ta’awudz (a’udzu billahi minas syaithanir rajim) dan meludah ringanlah ke arah kiri tiga kali.”

Utsman melanjutkan: “Akupun melaksanakan wejangan Nabi tersebut dan Allah mengusir gangguan tersebut dariku.”

(HR. Muslim no. 2203 dan diriwayatkan oleh yang lainnya juga.)

Syaikh Utsaimin rahimahullahu ta'ala ketika ditanya tentang hal-hal yang membantu seseorang mencapai kekhusyu'an,  Beliau mengisyaratkan cara yang disebutkan pada hadits Utsman bin Abi al-Ash yang telah lalu. Beliau mengatakan bahwa itu adalah obat yang paling bermanfaat, selanjutnya Beliau menerangkan:

"Hendaknya seseorang yang shalat menghadirkan rasa pengagungan terhadap dzat yang ia berdiri di hadapan-Nya, yaitu Allah ta'ala. Hendaknya ia juga dalam shalatnya merenungi dan menghayati apa yang ia baca dari firman Allah ta'ala, dari dzikir yang ia baca, dari amalan dan gerakan yang ia lakukan sampai jelas baginya keagungan shalat. Ketika itu akan hilang darinya bisikan-bisikan itu."

(Majmu' Fatawa wa Rasail al-Utsaimin 14/91)

_Meludah ringan yang disebutkan dalam hadits maksudnya adalah dengan cara meniupkan udara yang mengandung sedikit air ludah. Perlu diperhatikan bahwa ini disyaratkan tidak mengganggu orang yang berada di sebelah kirinya dan tidak mengotori masjid._

Sebelum shalat hendaknya seorang muslim membereskan urusannya yang mendesak, yang kemungkinan besar akan menggangu konsentrasinya ketika shalat. Di samping itu juga seharusnya ia mengenyangkan perutnya bila ia lapar atau haus. Dia juga seharusnya buang air bila merasa ingin kencing atau ingin buang air besar sebelum shalat.

Tidak lupa kami sampaikan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّع..

Kalau Engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia).

(HR. Ibnu Majah no.4171. Dihasankan oleh al-Albani. Lih. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 1/758)

Apabila seseorang sebelum shalat merasa akan meninggal niscaya ia akan berusaha sebisa mungkin untuk memperbanyak dan memperbagus amalan baiknya (termasuk shalat) sehingga ia bisa mendapatkan ampunan dan karunia Allah ta'ala setelah ia meninggalkan dunia.

والله تعالى أعلم بالحق والصواب

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia