Langsung ke konten utama

Postingan

RIBA NgeRIBAnget.....

Di akhir zaman sekarang ini, telah nampak praktik riba tersebar di mana-mana. Dalam ruang lingkup masyarakat yang kecil hingga tataran negara, praktik ini begitu merebak baik di perbankan, lembaga perkreditan, bahkan sampai yang kecil-kecilan semacam dalam arisan warga. Entah mungkin kaum muslimin tidak mengetahui hakekat dan bentuk riba. Mungkin pula mereka tidak mengetahui bahayanya. Apalagi di akhir zaman seperti ini, orang-orang begitu tergila-gila dengan harta sehingga tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Sungguh, benarlah sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ “Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram.” (HR. Bukhari no. 2083) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّه

RENUNGAN…

Kita hidup di dunia, tidak lama.. Rasulullah, shallallahu alaihu wasallam, telah bersabda: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut“.  [HR. Ibnu Majah: 4236, Syeikh Albani mengatakan: hasan shohih]. Dan ternyata dalam waktu yang sebentar itu, kita memerlukan bekal yang banyak untuk mengarunginya.. BAHKAN kadang kita harus BANTING TULANG demi mencari bekal untuk kehidupan ini. Jika untuk waktu +-70 tahun saja kita harus BANTING TULANG untuk mencari bekalnya, lalu sudahkah kita banting tulang untuk kehidupan alam barzakh yang mungkin bisa sampai RIBUAN TAHUN ?! Setelah alam barzakh juga kita harus dibangkitkan dan hidup dalam waktu yang sangat lama, SATU HARINYA = 50 RIBU TAHUN… Ingat, ketika itu tak ada yang berguna kecuali amal baik kita.. Tak ada pakaian, tak ada sandal, matahari hanya berjarak 1 mil dan tak ada naungan kecuali naunganNya. Sungguh, kehidupan setelah kehidupan dunia ini jauh lebih lama, dan jauh lebih berat… tentu

Isi Kemasan

Betapa kita sering terpukau tampilan luar.. Dan lalai memperhatikan isi.. Jadikan patokan dengan dasar penilaian yang Allah tetapkan.   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ "Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah akan melihat hati dan amal kalian.." (HR Muslim: 2564) Memang tak nampak.. Benar tak terlihat.. Namun betapa kejernihan hati akan tercermin dalam baiknya amalan.. Sebagaimana kita juga dianjurkan berdoa: اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي Allahumma kamaa hassanta khalqii, fahassin khuluqii “Ya Allah sebagaimana Engkau telah membaguskan badanku, maka perindah pula akhlakku..” (HR. Ahmad: 1/403, Ibnu Hibban: 959) Agar kita tidak terlalu sibuk memperindah kemasan hingga lupa bahwa isinya lebih penting dan dibutuhkan..

Salah satunya Kepala Mereka Seperti Punuk Unta yang Miring

Di riwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu beliau berkata : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَمْثَالِ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَتُوجَدُ مِنْ مَسِيْرةٍ كَذَا وَكَذَا Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (yang pertama adalah) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (yang kedua adalah) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berpaling dari ketaatan dan mengajak lainnya untuk mengikuti mereka, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR.

UNTUKMU SAUDARAKU YANG LALAI…

Saudaraku, engkau… Begitu semangatnya mengikuti berita… Begitu seriusnya mencari data dan informasi terbaru darinya… Begitu antusiasnya memberikan komentar terhadapnya… Begitu pedulinya akan peristiwa yang berlangsung hanya sehari, seminggu dst… Tapi… Apakah sebegitu semangatnya, seriusnya, antusiasnya, perhatian dan pedulinya dirimu dengan agamamu, dan kehidupan hakiki di akhirat yang pasti abadi…? Kenapa masalah yang sehari bisa mengalahkan masalah kehidupan akhirat yang kekal dan tidak akan pernah mati…? Kenapa ketika ada hal-hal yang berkaitan dengan akhirat, ganjaran, kebaikan, kematian dll tidak seperti itu sikapnya…? Apakah sudah ada benih-benih kemunafikan yang tidak disadari…? Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata : “Nifaq (munafik) adalah engkau berbicara tentang Islam tetapi engkau tidak mengamalkan ajarannya dalam kehidupan” (Hilyatul Auliyaa’ I/182). Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata : Wahai jiwa yang miskin… Engkau selalu berbuat jelek, tetapi menyangka tel

Carilah Suami yang 'Kaya' yaitu yang Rajin Menjaga Shalat Sunnah Qobliyah Shubuh

Carilah Suami yang 'Kaya' yaitu yang Rajin Menjaga Shalat Sunnah Qobliyah Shubuh .Dalam lafazh lain disebutkan bahwa ‘Aisyah berkata, . “Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan shalat sunnah dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724) . Dalil anjuran bacaan ketika shalat sunnah qobliyah shubuh dijelaskan dalam hadits berikut, . “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ketika shalat sunnah qobliyah shubuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (HR. Muslim no. 726). . Dalam lafazh lain, ‘Aisyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at ketika telah terbih fajar shubuh, . “Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725). . Hadits terakhir di atas juga menunjukkan bahwa shalat sunnah fajar yang dimaksud adalah ketika telah terbit fajar shubuh. Karena sebagian orang keliru memahami

Ciri Shalat Orang Munafik

:: Ciri Shalat Orang Munafik :: (1). Orang munafik melakukan shalat dalam kondisi malas . (2). Orang munafik riya’ di dalam shalatnya . (3). Orang munafik tidak mengingat Allah di dalam shalatnya kecuali sedikit . Tiga sifat ini Allah sebutkan dalam firman-Nya : . وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا . “Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An Nisa’: 142) . (4). Orang munafik merasa berat dalam mengerjakan shalat subuh dan isya’. . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: . لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ . “Tidak ada shalat yang paling berat bagi kaum munafik selain dari shalat shubuh dan isya’.” (HR. Bukhari dan Muslim) . (5). Orang munafik malas menghadiri shalat berjamaah . Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu