Langsung ke konten utama

Postingan

Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca doa

Bismillah Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan doa ini, إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ،  لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ:  كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟ ”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca doa بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ Maka disampaikan kepadanya, ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud, no. 5095; Turmudzi, no. 3426; dinilai shahih oleh Al-Albani)

MERASA CUKUP

Memiliki banyak harta namun tetap merasa sengsara.. Punya tabungan dan simpanan tetapi terus kekurangan… Hati yang bicara, merasa puas atau nestapa. A. Sungguh Beruntung. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ “Sungguh beruntung seseorang yang masuk Islam, dan memperoleh rizki yang cukup serta Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang Allah berikan…” (HR Muslim: 1054) Qana’ah (merasa cukup) merupakan harta berharga yang tak terhingga bagi seorang muslim. B. Berdoa. Jangan pernah meninggalkan doa. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melantunkan do’a: اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى “Ya Allah, aku meminta kepadaMu hidayah, ketakwaan, menjaga kehormatan dan kekayaan…” (HR. Muslim no. 2721) Adapun kekayaan yang dimaksud adalah kaya hati. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لَيْسَ ال

MENJAGA LISAN – JALAN SURGA DAN JALAN NERAKA

Saudaraku, lisan itu ibarat pisau. Dia bisa digunakan untuk perkara yang bermanfaat dan juga bisa digunakan untuk kejahatan. Pisau bisa menjadi jalan pahala dan bisa menjadi jalan dosa, tergantung siapa yang memanfaatkannya. Dari Abu Hurairah, dari Nabi, bersabda: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah ridhai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab Allah tinggikan kedudukannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang Allah murkai tanpa keseriusan yang kata tersebut menjadi sebab terjerumus ke dalam neraka Jahannam. (HR Bukhari) Saudaraku, sungguh sangat berat kita menjaga lisan ini. Lisan yang terjaga dari caci maki, ghibah, fitnah, kata-kata kotor, kata-kata kasar, menyepelekan,

MALAM PERTAMA SAAT KAU DIKUBURKAN…

Saat itulah banyak kejadian kau alami, tapi tidak seorang pun dapat menceritakannya kepadamu. Sebaliknya, kamu pun tidak dapat menceritakannya kepada siapapun. Yang jelas, kita semua harus mempersiapkan bekal masing-masing. Dan bekal itu bukanlah harta, namun TAKWA, yakni: melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya): “Carilah bekal kalian, dan sebaik-baik bekal adalah KETAKWAAN.” [Albaqoroh: 197]. Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman (yang artinya): “Wahai kaum mukminin, BERTAKWALAH kalian kepada Allah, dan lihatlah diri masing-masing apakah yang sudah dia persiapkan untuk hari esoknya, dan BERTAKWALAH kalian kepada Allah.” [Alhasyr: 18]. Lihatlah bagaimana Allah mengulang perintah untuk bertakwa hingga dua kali di ayat yang pendek ini, agar kita tidak lupa bahwa persiapan yang paling baik untuk hari esok adalah TAKWA, wallohua’lam

JANGAN MUDAH BERHUTANG !

Sebagian kita ada yang senang dengan perilaku hutang, walaupun terkadang dia mampu. Adapula yang memang menjadikan hutang itu sebagai gaya hidupnya. Padahal yang demikian itu tidak baik, karena hutang termasuk pwrilaku buruk, yang akan membuat orang berakhlak tidak baik. Maksudnya dapat menimbulkan perilaku yang buruk bagi orang yang suka (hobi) berhutang, seperti suka berdusta dan ingkar janji. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji lantas mengingkari.” (HR. Al-Bukhari) . Lebih dari itu, hutang akan menyebabkan kesedihan di malam hari, dan kehinaan di siang hari. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menolak untuk menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Dan dosa orang yang memiliki hutang tidak terhapuskan walaupun dia mati syahid, dijelaskan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiallah ‘anhu, bahwa

MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1444 H

                           HIJRIYAH" Jangan lupa pada hari Jum'at dan Malam Sabtu Setelah Shalat Ashar adalah penghujung akhir bulan Dzul Hijjah (Akhir Tahun Hijriyah) dianjurkan membaca Do’a Akhir Tahun. Namun sebelum Do’a Akhir Tahun terlebih dahulu membaca: 1 Sayyidul Istighfar 3 kali اَللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ ×٣ 2 Shalawat Nabi 11 kali اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ×١١ 3 Ayat Kursi 7 kali بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي اْلاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ و

YA ALLAH, JANGAN PALINGKAN HATI KAMI SETELAH ENGKAU BERI HIDAYAH

Wahai saudaraku, sampai kapan engkau akan terus bermaksiat ? Sampai kapan engkau akan terus durhaka ? Sampai kapan engkau akan habiskan hari dengan menunda-nunda amal ? Sampai kapan engkau akan bertahan dalam kubangan dosamu ? Sampai kapan engkau akan terus lari dari Tuhanmu ?  . Sampai kapan engkau menumpuk ambisi meraih segepok harapan hampa, tenggelam dalam luasnya kesempatan yang ada, dan yang tidak mengingat akan ajal yang selalu datang dengan tiba-tiba ? Kapankah engkau akan bertaubat ? Berapa banyak tahun-tahun usiamu yang telah engkau sia-siakan ? . Belum tibakah waktunya bagi orang yang terlelap untuk segera bangun ? Belum tibakah saatnya bagi orang-orang yang lalai itu untuk menerima nasehat ? . Betapa banyak orang yang meminta nasehat namun tidak melaksanakannya...  Betapa banyak orang yang bertanya namun tidak merasa puas dengan jawabannya, karena tidak sesuai dengan hawa nafsunya... Betapa sering kupanggil hatimu, tapi aku melihat hatimu pergi bersama yang lain. Betapa bah