Langsung ke konten utama

Postingan

YA ALLAH, JANGAN PALINGKAN HATI KAMI SETELAH ENGKAU BERI HIDAYAH

Wahai saudaraku, sampai kapan engkau akan terus bermaksiat ? Sampai kapan engkau akan terus durhaka ? Sampai kapan engkau akan habiskan hari dengan menunda-nunda amal ? Sampai kapan engkau akan bertahan dalam kubangan dosamu ? Sampai kapan engkau akan terus lari dari Tuhanmu ?  . Sampai kapan engkau menumpuk ambisi meraih segepok harapan hampa, tenggelam dalam luasnya kesempatan yang ada, dan yang tidak mengingat akan ajal yang selalu datang dengan tiba-tiba ? Kapankah engkau akan bertaubat ? Berapa banyak tahun-tahun usiamu yang telah engkau sia-siakan ? . Belum tibakah waktunya bagi orang yang terlelap untuk segera bangun ? Belum tibakah saatnya bagi orang-orang yang lalai itu untuk menerima nasehat ? . Betapa banyak orang yang meminta nasehat namun tidak melaksanakannya...  Betapa banyak orang yang bertanya namun tidak merasa puas dengan jawabannya, karena tidak sesuai dengan hawa nafsunya... Betapa sering kupanggil hatimu, tapi aku melihat hatimu pergi bersama yang lain. Betapa bah

MENGHARAP AMPUNAN TAPI TANPA USAHA

Apalah guna…!? Yahya bin Mu’adz menuturkan, “Sesungguhnya penipuan yang paling besar bagiku adalah terus menerus berbuat dosa dengan disertai pengharapan ampunan tanpa adanya penyesalan, dan berharap dekat dengan Allah tanpa melakukan ketaatan. Engkau menunggu berseminya benih di surga dengan menyebar benih di neraka, dan meminta rumah orang-orang yang ta’at dengan kemaksiatan, menunggu balasan tanpa amal perbuatan, dan mengharapkan ampunan dosa dari Allah Ta’ala dengan berbuat melampui batas. Engkau Mengharapkan keselamatan akan tetapi tidak berjalan di jalan keselamatan tersebut, sesungguhnya perahu itu tidak akan pernah bisa berjalan di tempat yang kering Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Raudhathul ‘Uqalaa` (hal. 248), perkataan di sandarkan kepada Abi Al ‘Atahiyah. Saudaraku.. Jika niat diri melakukan pertaubatan maka semailah benih ketaatan.. Dan siramilah dg airmata rindu kpd ampunan.. Maka benih benih tsb akan bersemi dg subur dan berbunga kemudian membuahkan surga Allah ta’a

SUDAH SIAPKAH KITA

Sedikit nasehat untuk diriku dan dirimu wahai saudaraku yg bisa baca tulisan ini.... Sungguh manusia tidak akan abadi didunia. Sungguh jiwa ini akan pergi dari raganya menuju RobNya.. Sungguh kita akan bertanggung jawab atas amalan kita.. Setiap kita jika selalu mengingat ini niscaya akan menjadi orang yg ta’at dan akan takut dari perbuatan dosa.. Saudara dan saudariku.. Akan tiba saatnya ajal ini tiba.. Kehidupan akhirat amatlah panjang.. Apa persiapan anda untuk itu..? Masihkan menjadi orang yg malas ibadah? Masihkah menjadi rang yg cinta pada harta.. Saking cintanya menjadikan diri ini bakhil dari bersedekah..? Masihkah kita lalai dari kesempatan berbuat kebaikan? Sehingga sibuk dg urusan dunia.. Masihkah ingin durhaka kepda Sang pencipta..? Sedangkan ajal tidak diketahui kapann datangnya.. Masihkah..mashkah??? Semoga kata kata dari hati ini sampai dihati anda.. بارك الله فيك

Penyebab Amalan Tidak Kabul

Al kafi artinya yang mencukupi hambanya yg minta cukupi sekalian mereka hajatkan dan mencukupi dengan yang ksusus orang beriman dan tawakal kepada Alloh. Secara singkat (Yang maha mencukupi) 1.Ada darurat( keperluan mendesak) contoh tiga hari tidak makan 2.Hajat ( tanpa dia kita sempit)contoh  makan satu kali saja 3.Seluas luasnya.( keluasan) contoh makan tiga kali sehari Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: اَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَا فٍ عَبْدَهٗ ۗ وَيُخَوِّفُوْنَكَ بِا لَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَا دٍ  "Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan sesembahan yang selain Dia. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 36) * ya alloh cukupkan aku menghadapi mereka dengan kehendakmu (Allahummaqfini syarra bima syi'ta) Berharap kepada Alloh agar di cukupi Alloh apa yang kita hajatkan.pasti Alloh cukupkan Cara berharap yang ben

Dahulukan Akhirat

Padahal Allah berpesan untuk lebih mendahulukan dan mementingkan akherat. Renungkanlah firmanNya: وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا “Carilah negeri AKHERAT pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia.” [QS. Al-Qosos:77]. Jujurlah, mungkinkah Anda menyeimbangkan antara dunia dan akherat ?! Sungguh, seakan itu hal yang mustahil… Yang ada: mendahulukan dunia, atau mendahukan akherat. Dan yang terakhir inilah yang Allah perintahkan. Makanya, Allah berfirman dalam ayat lain: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat: 56]. Ini menunjukkan bahwa ibadah adalah tujuan UTAMA kita diciptakan. Jika demikian, pantaskan kita seimbangkan antara tujuan utama dengan yang lainnya..?! Bahkan dalam do’a “sapu jagat” yang sangat masyhur di kalangan awam, ada isyarat untuk mendahukan k

Tetaplah tersenyum sobat,

Tetaplah tersenyum sobat, meski hidup itu terasa berat. Nikmati hidup ini sobat Karena kuyakin kau kuat memikul. Proses dalam hidup ini pasti sakit kawan, Seperti kita lahir di dunia ini. Apa jadinya jika ibu kita jika tak mampu melewatinya. Kita tak kan ada bukan? Bagaimana mungkin kau bisa merasakan manis jika tidak pernah merasakan pahit. Janganlah resah bila hidupmu dalam kepahitan, berusahalah, sebab nanti kau akan merasakan manisnya hidup. Kita boleh dibilang sampah, miskin serta kotor, dibilang tolol dan bodoh sekalipun, tetaplah  tersenyum. Sebab itu proses kita kawan untuk menjadi manusia. Tapi satu hal yang perlu diingat kawan Janganlah kita malas, sebab itu kebodohan yang sesungguhnya. Bukan aku mengguruimu kawan…bukan Sebab aku dan kau berteman untuk belajar. Belajar bersama melewati proses karena kita tahu dikehidupan nyata kita , proses itu lebih berat. Bersyukurlah atas hidup ini kawan, apapun itu… Terkadang kita hanya bersyukur atas nikmat Nya Kita lupa bersyukur atas c

JANGAN MERENDAHKAN SESEORANG MESKIPUN DALAM HATI

Suatu hari di tepi sungai Dajlah, *Hasan al-Basri* seorang *Sufi besar* melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia *seperti aku..!* ”. Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi terus *terjun* untuk *menolong penumpang* perahu yang hampir lemas. *Enam* dari tujuh penumpang itu berhasil *diselamatkan*. Kemudian dia berpaling ke arah *Hasan al-Basri* dan berkata, “Jika engkau memang *lebih mulia* daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan *seorang lagi* yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan *satu orang saja,* sedang saya telah menyelamatkan *enam orang*”. Bagaimanapun *Hasan al-Basri gagal* menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya, “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah *ibu* saya sen