Langsung ke konten utama

Postingan

BELAJAR ILMU PADI

(Semoga Allah membimbing kita menjadi pribadi yang tawadhu') Tawadhu’ adalah sifat yang amat mulia, namun sedikit orang yang memilikinya. Ketika orang sudah memiliki gelar yang mentereng, berilmu tinggi, memiliki harta yang berlimpah, sedikit yang memiliki sifat kerendahan hati, alias tawadhu’. Padahal kita seharusnya seperti ilmu padi, yaitu “kian berisi, kian merunduk”. Tawadhu’ adalah ridho jika dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari yang sepantasnya. ❤ Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341) ❤ Keutamaan Sifat Tawadhu’ ❤ Salah satunya adalah Sebab mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat. ❤ Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ❤ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ

Cara menjenguk orang sakit

1. Memilih waktu yang bagus 2. Mempersingkat waktu kecuali dia senang dengan kita. 3. Jaga mata/ menjaga pandangan di rumah orang yang sakit karena ada istri dan anaknya. 4. Jangan banyak tanya kepada orang yang sakit. 5. Menampakkan prihatin. 6. Mendoakan.

BAHAGIAKAN HATIMU

Bagaimanapun keadaan manusia, tetap saja dia punya hati yang harus dibasahi dengan siraman rohani.. siraman rohani untuk hati itu tidak hanya berupa nasehat, tapi juga dengan melakukan segala macam amal ketaatan dan menjauhi segala macam kemaksiatan. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka hati akan tenang dan bahagia... Sehingga dia tidak memerlukan hiburan tambahan lagi. Inilah sebabnya, mengapa kita melihat orang yang rajin ibadah, jarang ke tempat² hiburan, jarang pergi rekreasi, jarang mengeluh, ringan menjalani hidup, dan seterusnya.. karena hatinya sudah bahagia, sehingga tidak perlu tambahan lagi. Oleh karena itu, kenyataan yang ada sekarang ini, dengan banyaknya manusia yang mencari hiburan, rekreasi, melancong, memburu kuliner, lebih perhatian pada penampilan lahir dan mode semata.. itu merupakan tanda akan GERSANGNYA hati mereka, tanda akan hilangnya kebahagiaan hakiki di hati mereka. Sehingga mereka berusaha mencari-cari ganti dari kebahagiaan hakiki itu di tempat-tempat t

Hadits tentang Tidak akan terputus amalan ketika meninggal

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)