Langsung ke konten utama

Postingan

MENETAPI KEBAIKAN DAN KEUTAMAANNYA

ONE DAY ONE HADIST Selasa,  19 Maret 2019 M / 12 Rajab 1440 H . بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari, no. 2996) Kandungan hadits 1. Yazid bin Abi Kabsyah puasa ketika safar, Abu Burdah lantas mengatakan padanya bahwa ia baru saja mendengar Abu Musa menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut. 2. Keutamaan membiasakan melakukan ketaatan, sekalipun tidak dilakukan ketika uzur, maka pahalanya tetap mendapatkan. وَهُوَ فِي حَقّ مَنْ كَانَ يَعْمَل طَاعَة فَمَنَعَ مِنْهَا وَكَانَتْ نِيَّته لَوْلَا الْمَانِع أَنْ يَدُوم عَلَيْهَا “Hadits hadis tersebut berlaku untuk orang yang ingin melakuka

SHALAT TEPAT WAKTU

ONE DAY ONE HADITH Ahad 17 Maret 2019 M/ 10 Rajab 1440 H بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda, عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ” سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ Artinya : Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yang paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Jihad di jalan Allah. (HR.Bukhari No.527). Hadits yang semakna dan menjadi penegas hadits te

Ayahku Tercinta

21 tahun yg lalu…………… Aku masih bisa mencium tangannya,, Aku masih bisa mengecup lembut pipinya,, Aku masih bisa merasakan kharismanya seorang ayah,, Aku masih bisa merasakan kasih sayang tulusnya,, Aku masih bisa melihat wajah teduh penuh cinta,, Dini hari jum’at , di tahun 1998 tepat pukul 03.00 Wita Ajal telah menjemput ayahku,, sosok yang paling aku sayang,, yang paling aku hormati,, yang paling aku patuhi,, yang amat sangat aku cintai... Ya Rabbil’izzati... Hamba tak pernah mengira ayah akan Kau panggil secepat ini... Dalam usia belum genap 47 Tahun... Meninggalkan ibu dan kelima putra putrinya. Meskipun sangat berat, ku coba untuk tegar sekuat mungkin.. Pikiranku kalut, pikiranku kacau, aku benar2 hilang arah saat itu... Dan aku mencoba tegar menemani saat terakhir beliau di dunia ini.. dengan kondisi yg amat sangat lemah, kucoba membimbing ayah untuk mengucap lafadz2 Alloh hingga nafasnya benar2 terhenti... Innalillahi wainnailaihi roji’un... Ayahku telah tiada...

Segalanya Tentang Kematian

1⃣ Muqadimah*   Setiap yang hidup akan mengalami kematian. Itulah ketetapan Allah ﷻ atas semua makhlukNya, masing-masing makhluk ada jadwal kematiannya.  Kematian merupakan tanda dan etape berakhirnya dia bersama dunianya, keluarganya,  sanak saudaranya,   kawannya, dan menemui kehidupan baru; alam barzakh.    Allah ﷻ berfirman: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ   _Setiap jiwa akan merasakan kematian._ (QS. Ali ‘Imran: 185) أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ _Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh ..._ (QS. An Nisa: 78) كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ _Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan._ (QS. Ar Rahman: 26-27) Dan masih banyak ayat lain yang senada. Ada pun dalam hadits Nabi ﷺ, juga tidak sedikit yang membicarakan kematian, Di antarany

Suamiku

Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkat

Istri

DALAM sebuah hadis sahih disebutkan bahwa “Ridha Allah berada setelah ridha orangtua.” Artinya, ridha orangtau itu di atas ridha Allah. Ini sebabnya seorang perempuan tidak boleh menikah sesuka hatinya tanpa persetujuan orangtuanya. Jika dipaksakan, akan banyak halangan merintang. Namun, setelah seorang perempuan menikah, ridha suami justru berada di atas ridha orangtua. Bahkan, Allah baru akan ridha kepada seorang perempuan jika suaminya sudah ridha. Di sini Allah hendak menunjukkan maqam suami di atas maqam istri, meski dalam tindakan sosial tiada berbeda antara seorang lelaki dan perempuan. Seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, niscaya tak diterima ibadahnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, ia tidak akan mendapatkan syurga Allah swt. Sebaliknya, perempuan yang selalu mengharapkan ridha suami sama dengan mengharapkan ridha Allah. Tentu saja balasannya adalah syurga. “Maukah kalian aku beritahu tentang istri-

Orang yang Dicintai Allah

ONE DAY ONE HADIST Ahad, 10 Maret 2019 M/ 3Rajab 1440 H عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إن الله إذا أحب عبدا دعا جبريل فقال إنى أحب فلانا فأحبه - قال - فيحبه جبريل ثم ينادى فى السماء فيقول إن الله يحب فلانا فأحبوه. فيحبه أهل السماء - قال - ثم يوضع له القبول فى الأرض. وإذا أبغض عبدا دعا جبريل فيقول إنى أبغض فلانا فأبغضه - قال - فيبغضه جبريل ثم ينادى فى أهل السماء إن الله يبغض فلانا فأبغضوه - قال - فيبغضونه ثم توضع له البغضاء فى الأرض " . Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamber sabda: "Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril da