Langsung ke konten utama

Segalanya Tentang Kematian

1⃣ Muqadimah*

  Setiap yang hidup akan mengalami kematian. Itulah ketetapan Allah ﷻ atas semua makhlukNya, masing-masing makhluk ada jadwal kematiannya.  Kematian merupakan tanda dan etape berakhirnya dia bersama dunianya, keluarganya,  sanak saudaranya,   kawannya, dan menemui kehidupan baru; alam barzakh. 

  Allah ﷻ berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

  _Setiap jiwa akan merasakan kematian._ (QS. Ali ‘Imran: 185)

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

_Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh ..._ (QS. An Nisa: 78)

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

_Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan._ (QS. Ar Rahman: 26-27)

Dan masih banyak ayat lain yang senada. Ada pun dalam hadits Nabi ﷺ, juga tidak sedikit yang membicarakan kematian, Di antaranya:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

أكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت

_Perbanyaklah kalian mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian._

*(HR. At Tirmidzi No. 2307. Imam At Tirmidzi berkata: hasan. Ibnu Majah No. 4258)*

Dari Ibnu Umar _Radhiallahu ‘Anhuma:_

أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم أي المؤمنين أفضل قال أحسنهم خلقا قال فأي المؤمنين قال أكثرهم للموت ذكرا وأحسنهم له استعدادا أولئك الأكياس

_Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ : “Mu’min bagaimanakah yang paling utama?” Beliau bersabda: “Yang paling baik akhlaknya.” Dia bertanya lagi: “Mu’min bagaimanakah yang paling cerdas?” Beliau bersabda: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapan untuk kematian, merekalah orang yang cerdas.”_

*(HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 7627. Ibnu Majah No. 4259, Imam Al ‘Iraqiy bekata: sanadnya jayyid. Lihat _Takhrijul Ihya_ No. 3236)*

Dari Ibnu Umar _Radhiallahu ‘Ahuma:_ “Rasulullah ﷺ memegang pundakku dan bersabda:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

_Jadilah kau di dunia seolah orang asing atau sekedar lewat saja._ *(HR. Bukhari No. 6416)*

Sementara dalam lafaz Imam At Tirmidzi (No. 2333) dan Imam Ath Thabarani (Al Kabir No. 13538) ada tambahan:

..وعد نفسك في أهل القبور

_..... dan anggaplah dirimu sebagai penghuni kubur._

Dan masih banyak lainnya ......

Pembicaraan manusia terhadap kematian sama tuanya dengan kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, semua agama dan peradaban membicarakannya. Ini menunjukkan  kebutuhan manusia terhadap *mengingat kematian sangatlah penting.* Saat ketamakan menguasai, nafsu mendominasi, obsesi tiada henti, mengerasnya hati, kesedihan yang menjadi-jadi .. *mengingat kematianlah obat yang dapat menghentikan laju itu semua.*

Imam Badruddin Al ‘Ainiy _Rahimahullah_ menceritakan dari Imam Ibnu Baththal _Rahimahullah:_

قد حفر جماعة من الصالحين قبورهم قبل الموت بأيديهم ليتمثلوا حلول الموت فيه

_Segolongan orang-orang shalih telah menggali kubur mereka sendiri sebelum kematian, agar mereka bisa mengumpamakan kematiannya sendiri di dalamnya._ *(‘Umdatul Qari, 12/256)*

*2⃣ Jangan Berharap Kematian Hanya Karena Musibah Dunia*

*Tidak sedikit manusia yang ingin cepat-cepat mati karena musibah yang menimpanya, yang berawal dari putus asa karena kegetiran persoalan.* Ingin cepat mati bukan karena rindu akhirat, rindu kepada Allah ﷻ .. bukan itu.

Harapan seperti ini terlarang, sebagaimana yang tertera dalam hadits berikut:

Dari Anas bin Malik _Radhiallahu ‘Anhu,_ bahwa Nabi ﷺ bersabda:

لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا (مَا) كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

_Janganlah salah seorang kamu mengharapkan kematian hanya karena musibah yang menimpanya, kalau pun ingin melakukan itu,  katakanlah: “Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup itu memang baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika wafat itu memang baik bagiku.”_ *(HR. Al Bukhari No. 5671, Muslim No. 2680)*

       Al Hafizh Ibnu Hajar _Rahimahullah_ mengatakan:

“من ضر أصابه” حمله جماعة من السلف على الضر الدنيوي فإن وجد الضر الأخروي بأن خشي فتنة في دينه لم يدخل في النهي

_Perkataan “karena musibah yang menimpanya” maksudnya menurut tafsir segolongan ulama salaf adalah musibah duniawi, sedangkan jika dia mendapatkan musibah ukhrawi (akhirat) karena takut fitnah yang menimpa agamanya, maka itu tidak termasuk larangan dalam hadits ini._

*(Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, 10/128)*

Dalam hadits ini disebutkan jalan keluarnya, yaitu minta yang terbaik. Jika hidup itu baik bagi kita, maka tetaplah minta hidup, namun jika kematian lebih baik bagi kita, maka mintalah kematian.

*3⃣ Minta Husnul Khatimah*

Bagaimana cara kita mati? Itu adalah rahasia Allah ﷻ, Dia yang punya kehendak dan kuasa penuh atas cara dan bagaimana kematian kita. Tapi, walau demikian, kita diperbolehkan meminta kepada Allah ﷻ untuk meminta kepadaNya cara mati yang baik, yaitu Husnul Khatimah.

Nabi  ﷺ  bersabda:

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

_Barang siapa yang berdoa kepada Allah meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan sampaikan dia pada derajat syuhada walau dia mati di atas ranjangnya._
*(HR. Muslim No. 1909)*

Umar _Radhiallahu ‘Anhu_ berdoa:

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ

_Ya Allah, rezekikanlah aku mati syahid di jalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri RasulMu._ *(HR. Bukhari No. 1890)*

*Tanda - Tanda Husnul Khatimah*

Tanda-tanda husnul khatimah diterangkan dalam beberapa hadits Nabi ﷺ  , tentunya *jika ada seorang muslim yang mengalami tanda-tanda ini kita berbaik sangka kepadanya dan kepada Allah ﷻ bahwa dia telah husnul khatimah.*

*1.  Perjalanan Akhir Hidupnya Diisi dengan Amal Shalih*

Jika seorang wafat dan di akhir-akhir hayatnya senantiasa diisi dengan kebaikan, baik *ibadah ritual dan sosial,* maka itu tanda husnul khatimah, tanda bahwa Allah ﷻ memberikan taufiq kepadanya. *Walau bisa jadi dahulunya dia pernah menjalankan hidup penuh maksiat.*

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله فقيل كيف يستعمله يا رسول الله ؟ قال يوفقه لعمل صالح قبل الموت

"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan menggunakannya." Lalu ditanyakanlah pada beliau, "Bagaimanakah Allah menggunakannya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Dia akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dijemput kematian."

*(HR. At Tirmidzi No. 2142, Ibnu Hibban No.  341. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)*

*2.  Orang Yang Hari-Harinya Diisi Dengan Husnuzhan (Prasangka Baik) Kepada Allah ﷻ*

Orang yang selalu berprasangka baik kepada Allah ﷻ , sampai-sampai pada musibah yang menimpanya, termasuk penyakit yang menimpanya sampai membawa kematiannya, dia selalu berbaik sangka baik kepada Allah ﷻ.
Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu, aku mendengar Rasulullah ﷺ berkata sebelum wafatnya sebanyak tiga kali:

لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله

  _Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah._.  *(HR. Muslim No. 2877)*

*3.  Mengucapkan Syahadat Di Akhir Hayatnya*

Dari Muadz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

_Barangsiapa yang akhir perkataannya LAA ILAAHA ILLALLAH maka dia masuk surga._

*(HR. Abu Daud No. 3118, shahih)*

*4.  Wafat di Malam atau Hari Jumat*

Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

_Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur._ *(HR. At Tirmidzi No. 1073, Ahmad No. 6582, Ath Thahawi dalam Syarh Musykilul Aatsar No. 277)*

Syaikh Al Albani Rahimahullah berkata tentang hadits ini: “Dikeluarkan oleh Ahmad (6582-6646) melalui dua jalan dari Abdullah bin Amr, dan oleh At Tirmidzi melalui salah satu dari dua jalur, dan hadits ini memiliki syawahid (beberapa penguat) dari jalur Anas, Jabir bin Abdullah, dan selain keduanya. Maka, hadits ini dengan kumpulan semua jalurnya adalah hasan atau shahih.” *(Lihat Ahkamul Jazaiz, Hal. 35)*

*5.  Mati Syahid*

Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nab ﷺ bersabda:

يغفر للشهيد كل ذنبٍ إلا الدين

_Orang yang mati syahid semua dosanya diampuni kecuali hutangnya._

*(HR. Muslim No. 1886)*

*6.  Keningnya berkeringat saat wafat*

Nabi ﷺ bersabda:

المؤمن يموت بعرق الجبين

  _Seorang mu’min wafatnya dengan keringat yang keluar dari keningnya._

*(HR.  At Tirmidzi  No. 982, Ibnu Hibban No. 3011. Syaikh Syu’aib Al Anauth mengatakan: Shahih, sesuai syarat Imam Bukhari)*

Demikian. Wallahu a'lam

‌📙📘📗📕📒📔📓

🖋 Farid Nu'man

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia