Langsung ke konten utama

Postingan

Berhakim Kepada Selain Allah dan Rasulnya

عَنِ أَبِـيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : (( لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ )). حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ ، رَوَيْنَاهُ فِيْ كِتَابِ (الحُجَّة) بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ Dari Abu Muhammad ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga keinginannya mengikuti apa yang aku bawa.’” Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no.104; Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah, no.15; [ Kata An-Nawawi:"Hadits hasan shahîh yang kami riwayatkan dalam kitab al-Hujjah dengan sanad shahih"]. Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Peringatan kepada manusia agar tidak menjadikan akal, kebiasaan dan hawa nafsu sebagai hukum yang melebihi syari’at yang dibawa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . 2- Wajib

Sebab Kasih Sayang Allah Bisa Dari Hal Kecil*

  Imam Asy-Syibli pernah memberi dua nasihat: 1) Jika ingin merasa hatimu tenang dan tenteram bersama Allah, janganlah engkau turuti hawa nafsumu. 2) Jika engkau ingin dikasihi Allah maka kasihilah makhluk-Nya.   Di dalam mimpinya, Asy-Syibli mengalami kematian. Lalu, setelah kematiannya itu dia ditanya tentang keadaannya, dan beliau menjawab, “Allah swt. bertanya kepadaku, ‘Wahai Abu Bakar, apakah kamu tahu apa sebab Aku mengampuni dosa-dosamu?’ Aku menjawab, ‘Sebab amal salehku.’ Allah swt. berfirman, ‘Bukan.’ Aku berkata, ‘Sebab keikhlasan ibadahku.’ Allah swt. berfirman, ‘Bukan.’ Aku menambahkan, ‘Sebab haji, puasa dan shalatku.’ Allah swt. kembali berfirman, ‘Bukan.’ Maka, aku bertanya keheranan, “Lantas, sebab apa wahai Tuhanku?’   Allah swt. menjawab, ‘Ingatkah saat engkau berjalan di sebuah lorong, di Baghdad? Bukankah engkau menjumpai seekor anak kucing yang lemas akibat cuaca yang ekstrim hingga dia meringkuk kedinginan di sudut bangunan? Dengan rasa sayang, kemu

Husnul Khotimah

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ، قاَلُوُا: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ. رَواه الإمام أحمـد والترمذي وصحح الحاكم في المستدرك. “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya(husnul khotimah), maka Allah mempekerjakannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan mempekerjakannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” [HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak.] Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Husnul khatimah adalah akhir yang baik. Yaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufiq untuk menjauhi semua yang dapat menyebakan kemurkaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya ia meninggal dalam kondisi ini. 2- Husnul khatimah memiliki beberapa tanda

Memperkuat dan Menambah Keimanan

Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu: •  Mendengarkan dengan saksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah SWT serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka.    Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama. •  Melihat dengan mata hati kita dan mengambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang terdapat di dalamnya. •  Membiasakan diri agar selalu melaksanakan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya.   Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan per

Seorang mukmin

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallambersabda, لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain) Dan tanpa Anda laknat sekalipun, mereka telah divonis oleh Allah sebagai orang-orang terlaknat. Dan cukuplah ini bagi kita, إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong (QS. Al-Ahzab: 64-65).

Memperkuat dan Menambah Keimanan*

Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu: •  Mendengarkan dengan saksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah SWT serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka.    Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama. •  Melihat dengan mata hati kita dan mengambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang terdapat di dalamnya. •  Membiasakan diri agar selalu melaksanakan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya.   Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perb

Segera Bertaubat Kepada Allah

عَنِ اْلأَغَرِّ بْنِ يَسَارٍ الْمُزَنِي قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَآايُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ. Dari Agharr bin Yasar Al Muzani, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali”[ Hr. Muslim] Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan. 2- Kita wajib bertaubat dan meninggalkan semua sifat yang tercela. 3- Bertaubat wajib dengan segera, tidak boleh ditunda. 4- Beristighfar dan bertaubat itu hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berusaha mengadakan ishlah (perbaikan). 5- Pintu taubat masih tetap terbuka siang dan malam. 6- Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima taubat, apabila ruh sudah berada di tenggorokan, dan apabila matahari t