Langsung ke konten utama

Postingan

*Rahasia Kekasih Allah*

Berikut adalah salah satu rahasia mengapa Nabi Ibrahim a.s. menjadi kekasih Allah. Imam Nawawi Al-Bantani menuturkan: لِأَيِّ شَيْءٍ اِتَّخَذَكَ اللهُ خَلِيْلًا قَالَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ اخْتَرْتُ أَمْرَ اللهِ عَلَى أَمْرِ غَيْرِهِ وَمَا اهْتَمَمْتُ بِمَا تَكَفَّلَ اللهُ لِيْ وَمَا تَعَشَّيْتُ وَمَا تَغَدَّيْتُ إِلَّا مَعَ الضَّيْفِ   Suatu ketika, nabi Ibrahim as. pernah ditanya, “Sebab apa Allah SWT menjadikanmu kekasih-Nya?”   Nabi Ibrahim as. menjawab, ‘Karena tiga perkara, yaitu: Aku selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah selain-Nya; Aku tidak pernah mengkhawatirkan rezeki yang telah ditanggung Allah; Aku tidak makan di sore maupun di pagi hari kecuali bersama tamu.’”   Bahkan suatu riwayat menyebutkan bahwa nabi Ibrahim as. pernah berjalan sejauh satu sampai dua mil hanya untuk mencari orang yang akan diajak makan bersama. _Kitab Nasha’ihul ‘Ibad_ Imam Nawawi Al-Bantani

Tentang Hakikat Kebenaran

Hikmah Ilahi Tentang Lalainya Kebanyakan Manusia Tentang Hakikat Kebenaran    Andaikan seluruh manusia bersatu untuk benar-benar memperoleh hakikat keimanan dan akal, pastilah mereka akan benar-benar mencurahkan segenap jiwa raganya untuk akhiratnya.    Mereka akan benar-benar berpaling dari urusan duniawi, dan tidak akan masuk sedikit pun dalam hal-hal yang berkenaan dengan urusan duniawi kecuali saat kebutuhan mendesak, itu pun dengan jumlah yang sangat sedikit sekali. Karena kalaulah hal ini terjadi, pasti akan menyebabkan kehancuran pada dunia ini dan tidak akan satu pun dari urusannya yang berjalan normal.    Dikarenakan sudah menjadi ketetapan dan kehendak Ilahi yang 'azali untuk memakmurkan kehidupan dunia ini sampai batas waktu tertentu. Yaitu waktu yang Allah SWT inginkan kehancurannya. Oleh sebab itulah termasuk hikmah yang terbesar adalah lalainya kebanyakan manusia akan hakikat dari segala perkara dan berpalingnya mereka darinya.    Sehingga hal inilah yang memacu m

Kisah Rasulullah

Baca ya Assalamualaikum... Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat. Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga keadaan beliau sgt lemah. Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua shbt dtg ke Masjid. Tidak lama kmdian, penuhlah Masjid dgn para shbt. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW. Beliau duduk dgn lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tgh di deritanya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kpdmu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?" Semua shbt menjwb dgn suara bersmgt, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah." Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kpd mrk.&qu

Empat Tanda Keimanan

Sebagian ahli hikmah mengatakan: “Tanda-tanda keimanan kepada Allah itu ada empat, yaitu: 1. Takwa; 2. Haya’ (rasa malu) 3. Selalu bersyukur; dan 4. Sabar.”   Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan ketaatan kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala macam bentuk kemaksiatan. Ada juga yang mendefenisikan bahwa takwa adalah semua aturan Islam. Ada pula yang mendefenisikan bahwa takwa adalah mengikuti jejak Rasulullah SAW baik dalam ucapan maupun perbuatan.   Adapun Haya’ (rasa malu) itu ada dua macam, yaitu: 1. Malu naluri (haya’ nafsaniy), yakni rasa malu yang dikaruniakan oleh Allah kepada setiap diri manusia, seperti rasa malu kelihatan auratnya atau malu bersenggama di depan orang lain; 2. Malu imani (malu imaniy), yaitu rasa malu yang bisa mencegah seseorang dari melakukan perbuatan maksiat karena takut kepada Allah ta’ala.   Syukur adalah memuji Allah yang selalu memberi kebaikan dengan selalu mengingat kebaikan-Nya.   Sedangkan di antara

Kebaikan Dunia dan Akhirat

   Di antara ucapan Al-Imam Asy-Syafi'i Ra, kebaikan dunia dan akhirat dalam lima sifat: • Kaya diri • Mencegah gangguan • Mencari harta halal • Pakaian takwa • Berpegang teguh   kepada Allah SWT di   setiap keadaan *ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ* . [ _Al-Manhaj as-Sawiy, Syarh Ushul Thariqah as-Sadah Al-Ba 'Alawi_ lil Al-'Allamah Al-Muhaqqiq Ad-Da'illallah Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith ]

SIKSA KUBUR

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه SIKSA KUBUR Hadits berikut disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom saat membahas bab “Buang Hajat”. وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – اِسْتَنْزِهُوا مِنْ اَلْبَوْلِ, فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْهُ – رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيّ وَلِلْحَاكِمِ: – أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ اَلْبَوْلِ – وَهُوَ صَحِيحُ اَلْإِسْنَاد ِ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.” Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni. Diriwayatkan pula oleh Al Hakim, “Kebanyakan siksa kubur gara-gara (bekas) kencing.” Sanad hadits ini shahih. Juga hadits tersebut disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom saat membahas bab “Buang Hajat”. Kandungan hadits 1. Wajib

Sederhana Dalam Beribadah

عن عائشة رضي الله عنها: أنَّ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم دخل عَلَيْهَا وعِندها امرأةٌ، قَالَ: ((مَنْ هذِهِ؟)) قَالَتْ: هذِهِ فُلاَنَةٌ تَذْكُرُ مِنْ صَلاتِهَا. قَالَ: ((مهْ، عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ، فَواللهِ لا يَمَلُّ اللهُ حَتَّى تَمَلُّوا)) وكَانَ أَحَبُّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ صَاحِبُهُ عَلَيهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. memasuki rumahnya dan di sisi Aisyah itu ada seorang wanita. Beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah ini?" Aisyah menjawab: "Ini adalah si Anu." Aisyah menyebutkan perihal shalatnya wanita tadi - yang sangat luar biasa tekunnya. Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan demikian, hendaklah engkau semua berbuat sesuai dengan kekuatanmu semua saja. Sebab demi Allah, Allah itu tidak bosan - memberi pahala - sehingga engkau semua bosan - melaksanakan amalan itu. Adalah cara melakukan agama yang paling dicintai oleh Allah itu ialah apa-apa yang dikekalkan melakukannya oleh orangnya itu - yakni tida