Langsung ke konten utama

Postingan

Nama hari dan bulan di masa Jahiliyah

Nama-Nama Hari dan Bulan di Masa Jahiliyah Terdapat perbedaan mencolok antara masyarakat Arab pra Islam dan Arab Islam dalam menyebut waktu-waktu mereka. Artinya, pengaruh Islam begitu besar di masyarakat Arab. Sehingga sangat kentara mana budaya Arab dan syariat Islam. Nama Hari Nama-nama hari di masyarakat jahiliyah adalah sebagai berikut: Hari Sabtu (السبت) dulu dikenal dengan nama Syiyar (شِيَار). Hari Ahad (الأحد) di masa jahiliyah disebut Awwal (أَوَّل). Hari Senin (الاثنين) disebut dengan Ahwan (أَهْون) atau Awhad (أوْهَد). Hari Selasa (الثلاثاء) disebut dengan Jubar (جُبَار). Hari Rabu (الأربعاء) disebut dengan Dubar (دبُار). Hari Kamis (الخميس) disebut dengan Mu’nis (مُؤْنِس). Dan hari Jumat (الجمعة) disebut dengan ‘Arubah (عَرُوبة). Sistem Penanggalan Dalam sistem penanggalan, orang-orang Arab jahiliyah membagi satu bulan menjadi 10 bagian. Setiap bagian terdiri dari 3 hari. Pembagiannya seperti berikut ini: Gharar (غرر) adalah sebutan untuk 3 hari di awal bulan.

Jujur

Khutbah Pertama: إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ … ف

Sejarah Islam

Ilmu Sanad, Tradisi Istimewa Sejarah Islam Ilmu sanad adalah sebuah tradisi ilmiah yang hanya dimiliki oleh umat Islam. Tidak ada umat, dari agama dan ras manapun yang memiliki tradisi ilmiah ini. Ahli hadits menyusun rumusan keilmuan ini dengan kaidah-kaidah detil yang mengagumkan. Isnad atau sanad adalah silsilah nama-nama perawi (pewarta) yang membawakan suatu berita tentang hadits Nabi ﷺ atau kejadian-kejadian sejarah. Dinamakan sanad, karena para penghafal menjadikannya acuan dalam menilai kualitas suatu berita atau ucapan. Apakah ucapan tersebut shahih (valid) atau dha’if (tidak valid). Dalam tradisi Islam sejarah Islam, kita harus membaca sejarah sebagaimana halnya membaca hadits-hadits Rasulullah ﷺ. Tidak mungkin riwayat dari Rasulullah ﷺ diketahui benar atau tidaknya tanpa melalui proses penelitian sanad (silsilah pewarta) dan matannya (teks berita). Para ulama kita memperhatikan nama-nama periwayat dan redaksi ucapan yang mereka riwayatkan. Mereka mengumpulkan setiap redak

Cara cara orang musyrik menghambat dakwah islam

Cara-Cara Orang Musyrik Menghambat Dakwah Islam Sedari dulu, orang-orang musyrik memusuhi dakwah Islam. Karena Islam mengungkap apa yang mereka yakini selama ini adalah salah. Islam mengajak mereka berpikir tentang Tuhan yang mereka sembah. Apakah sesembahan itu layak disebut Tuhan ataukah tidak? Islam datang mengkritik cara mereka beriteraksi. Interaksi sosial tidak bisa dilakukan hanya sesuai selera. Tak peduli dosa. Tak peduli merugikan orang lain atau tidak. Yang kuat jadi terusik. Kehilangan keuntungan dan dominasi. Tak ayal, penyebaran dakwah ini menimbulkan reaksi. Orang-orang musyrik menempuh berbagai cara untuk menghalangi dakwah. Mereka menyebar dusta. Menyerang Islam dan juru dakwahnya. Mengkaburkan masalah. Dan membuat beragam konspirasi. Agar supaya pijar cayaha itu bisa dibuat redup atau padam untuk selamanya. Lelah-letih usaha mereka takkan berhasil. Dan selalu memetik kegagalan. Karena suara Rasulullah ﷺ lebih kuat dibanding suara mereka. Manhaj dakwah Nabi lebih men

Khutbah jumat

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Kaum muslimin, Dalam sebuah hadits yang shahih, dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قاَلَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَ