Langsung ke konten utama

Postingan

Masuk islam secara kaffah

Masuk Islam Secara Kaffah (Kewajiban mengambil seluruh syariat Islam dan tidak membeda-bedakannya) عن ابن عباس رضي الله عنهما قال، مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْن.ِ فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ ” وَ {يَا أَهْلَ الكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ}ِ Dari Abdullah bin Abbas rodhiallohu anhuma  berkata, Dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya Kepada Heraclius, raja Romawi, Bismillahir rahmanir rahiim… Salaamun ‘ala manit-taba’al huda, amma ba’du (keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, selanjutnya) “Pelu

Lihatlah Siapa Temanmu

عن أبى أشعار ى رضي الله عنه قال، رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628) Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah

Rendah Hati

Rendah Hati عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إلاَّ عِزَّا وَمَا تَوَضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ (رواه مسلم) Abu Hurairah RAA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan berkurang harta seseorang dengan bershadaqah, tidak akan bertambah maaf dari Allah pada seorang hamba kecuali kemuliaan, dan tidak ada sikap tawadhuk (rendah hati) seseorang pada Allah kecuali akan ditinggikan derajatnya. (HR Muslim). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Rendah hati artinya sikap untuk selalu tidak menonjolkan diri sendiri di hadapan orang lain. Rendah hati juga berarti sikap tidak sombong dan congkak, baik pada diri sendiri maupun orang lain. 2- Sikap rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Di dalam rendah hati terdapat sikap optimis dan percaya diri serta bersikap positif (berbaik sangka). 3- Sedangkan rendah hati berkaitan dengan sikap dan mental yang

Rrzeki yang Telah Dijamin

⏺ *Rezeki Yang Telah Dijamin.* ‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ "Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya." (Surah Hud : 6). ⏺ *Karena Usaha.* ‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya." (Surah An-Najm : 39). ⏺ *Rezeki Karena Bersyukur.* ‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu." (Surah Ibrahim : 7). ⏺ *Rezeki Tak Terduga.* ‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Surah At-Thalaq : 2-3). ⏺ *Rezeki Karena Is

Ikhlas Beramal

Ikhlas Beramal عَنْ أَنَس بْن مَالِكِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَارَقَ الدُّنْيَا عَلَى الإِْخْلاَصِ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَعِبَادَتِهِ لاَ شَرِيكَ لََهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ مَاتَ وَاللهُ عَنْهُ رَاضِ (رواه إبن ماجه. Anas bin Malik Radhialluhu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Siapa yang berpisah dengan dunia (meninggal dunia) dalam keadaan ikhlas beribadah karena Allah dengan tidak berbuat syirik pada-Nya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka Allah Subhanahu wata'ala telah meridhai orang tersebut” (HR Ibnu Majah). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Ikhlas secara bahasa berarti “murni”. Dalam konteks ibadah, ikhlas berarti melakukan amal perbuatan semata-mata hanya untuk beribadah dan mencari ridha Allah Subhanahu wata'ala. 2- Orang yang beramal dengan ikhlas akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya, karena dia tidak memiliki niat dan tujuan yang nega

Khutbah Jumat

Khutbah Pertama: إن الحـمد لله نحـمده و نسـتعينه ونسـتغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسـنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هـادي له، وأشـهد أن لا إله إلا الله وحـده لا شـريك له، وأشـهد أن نبينا محـمدا عبده ورسـوله، صلى الله وسـلم وبارك عليه، وعلى آله وأصحـابه والتابعـين لهم بإحـسان إلى يوم الدين. أما بعد Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” [Quran 2:281] Takutlah pada hari sangkakala ditiup, manusia dibangkitkan dari kubur, tersingkaplah apa yang dulu tersembunyi, rahasia tak lagi menjadi rahasia, isi hati diketahui, dan dibedakan mana ora

Pancaran ahlak mulia

Salah satu pancaran dari akhlak mulia adalah kemampuan untuk menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain. Dalam hidup ini ada dua kunci, yaitu kepada Alloh kita menghamba dan kepada umat kita berkhidmat. Saat Alloh menakdirkan kita memiliki ilmu yang mendalam, atau memiliki jabatan yang tinggi, atau memiliki harta yang berlimpah, semua itu bukanlah supaya kita meningkat popularitasnya, meningkat kekayaannya atau meningkat pujiannya dari manusia. Ketika Alloh menakdirkan kita memiliki kelebihan itu adalah supaya kita meningkat pula manfaatnya bagi orang lain. Punya ilmu yang luas dan dalam, maka diharapkan semakin giat juga kita berbagi ilmu kepada orang lain dan mengamalkannya. Sehingga ilmu yang kita miliki menjadi semakin luas manfaat dan keberkahannya.