Langsung ke konten utama

Sunnah sunnah puasa

SUNNAH-SUNNAH PUASA

Sahur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bersahurlah kalian, karena dalam makan sahur itu ada keberkahan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Banyak berzikir dan berdoa.

Allah berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang banyak.” (QS. Al-Ahzab: 41)
Banyak berzikir merupakan cara paling tepat agar terhindar dari perkataan-perkataan yang jelek dan tidak bermanfaat.

Menggosok gigi.

Menggosok gigi dianjurkan dalam setiap keadaan. Terutama ketika hendak berwudhu dan shalat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Andaikan tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk menggosok gigi setiap berwudhu.” (HR. Al-Bukhari). Dalam riwayat yang lain: “...Aku perintahkan mereka untuk menggosok gigi setiap hendak shalat.”

Jika ada orang mencela maka dianjurkan mengucapkan, “Saya sedang puasa.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian berpuasa maka janganlah berbicara jorok, bertindak bodoh, dan jika ada orang yang mencelanya maka hendaknya mengucapkan, “Saya sedang puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Memperbanyak amal shalih, seperti berzikir, membaca al-Quran, bersikap dermawan, bersedekah, beristigfar, dan sebagainya.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan, beliau lebih dermawan lagi jika di bulan Ramadan, ketika Jibril datang kepadanya. Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan kemudian mengajari beliau al-Quran. (HR. Al-Bukhari)

Bersegera dalam berbuka

Dari Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Manusia akan senantiasa dalam kondisi baik selama mereka bersegera dalam berbuka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Shalat tarawih berjamaah di masjid.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah sampai selesai, Allah mencatatnya seperti orang yang shalat semalam suntuk.” (HR. Ahmad, at-Turmudzi; dishahihkan oleh al-Albani)

Umrah Ramadan

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Umrah di bulan Ramadan nilainya seperti haji.” (HR. Al-Bukhari)

Menghidupkan malam-malam terakhir bulan Ramadan.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan, “Apabila masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam itu (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Maksud “mengencangkan sarungnya” adalah menjauhi istrinya dan menghabiskan waktunya untuk beribadah.

Memberi sajian berbuka bagi orang lain.

Dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memberi sajian berbuka bagi orang yang puasa maka dia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (HR. At-Turmudzi; dishahihkan oleh al-Albani)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia