KALIMAT INDAH DR. SYAIKH 'AIDH AL QARNI :
.
نحن لا نملك تغییر الماضي و لا رسم المستقبل
.
Kita tidak bisa merubah yang telah terjadi, juga tidak bisa menggariskan masa depan.
.
فلماذا نقتل انفسنا حسرة على شيء لا نستطيع تغييره؟
.
Lalu mengapa kita bunuh diri kita dengan penyesalan atas apa yang sudah tidak bisa kita rubah?
.
الحیاة قصیرة وأهدافها كثيرة ، فانظر الى السحاب ولا تنظر إلى التراب
.
Hidup itu singkat sementara targetnya banyak. Maka tataplah awan dan jangan lihat ke tanah (tetaplah bercita-cita jangan berputus asa)
.
اذا ضاقت بك الدروب فعليك بعلام الغيوب وقل الحمدلله على كل شيء
.
Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah yang Maha Mengetahui hal yang gaib. Dan ucapkan Alhamdulillah.
.
سفينة (تايتنك) بناها مئات الاشخاص وسفينة ( نوح ) بناها شخص واحد .
Kapal titanic dibuat oleh ratusan orang, sedang kapal Nabi Nuh dibuat hanya oleh satu orang.
.
الأولى غرقت والثانية حملت البشرية
.
Tetapi, Titanic tenggelam. Sedang kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat manusia.
.
التوفيق من الله سبحانه وتعالى
.
Taufik hanya dari Allah semata.
.
نحن لسنا السكان الأصليين لهذا الكوكب الأرض بل نحن ننتمي إلى الجنة
.
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga.
.
حيث كان أبونا أدم يسكن في البداية لكننا نزلنا هنا مؤقتا لكي نؤدي اختبارا قصيرا ثم نرجع بسرعة
.
Tempat, dimana orang tua kita, Adam, tinggal pertama kali. Kita tinggal di sini hanya untuk sementara, untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.
.
فحاول أن تعمل ما بوسعك لتلحق بقافلة الصالحين التي ستعود إلى وطننا الجميل الواسع ولا تضيع وقتك في هذا الكوكب الصغير
.
Maka berusahalah semampumu, untuk mengejar kafilah orang-orang shaleh, yang akan kembali ke tanah air kita yang sangat luas, di akhirat sana. Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini.
.
الفراق ليس السفر ولا فراق الحب حتى الموت ليس فراقا سنجتمع في الآخرة الفراق هو أن يكون أحدنا في الجنة والآخر في النار
.
Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh, atau karena ditinggal orang tercinta, bahkan kematianpun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di Akhirat.
.
Perpisahan adalah ketika seorang diantara kita masuk surga sementara seorang lainnya masuk neraka.
.
Semoga bermanfaat
Ibn Khaldun dalam Muqaddimah sudah menulis sebuah hukum sosial yang tragis: "Ketika negara masih kokoh, pajak sedikit namun hasilnya banyak. Tetapi ketika negara lemah, pajak diperbanyak, dan hasilnya justru semakin berkurang. Sebab rakyat tak lagi mampu menanggung beban." Ironinya, teori ini kini terbukti di depan mata. Pajak dinaikkan, subsidi dipangkas, pungutan diperluas, tetapi kesejahteraan rakyat tetap jalan di tempat. Sementara kelas istana justru semakin bugar dengan fasilitas, tunjangan, dan gaya hidup yang tak pernah mengenal kata hemat. Padahal, dalam tradisi fikih, prinsip penarikan pajak harus berlandaskan keadilan (al-‘adl fi at-taklīf). Imam al-Mawardi dalam al-Ahkām as-Sulthāniyyah menegaskan, harta rakyat tidak boleh dipungut kecuali dengan hak yang jelas dan untuk kemaslahatan yang nyata. Sebab itu, ‘Umar bin Khattab RA menolak menambah beban rakyat meskipun kas negara menipis, dengan kalimat yang tegas: "Aku tidak akan mempertemukan mereka...
Komentar
Posting Komentar