Langsung ke konten utama

Postingan

TUJUH {7} BAIT CINTA DALAM NADZOM ALFIYAH IBNU MALIK

Berikut ini adalah beberapa bait di nadhom #Alfiyah ibnu malik yang secara tidak langsung memberi pencerahan tentang cinta. . 1.KALAU BiSA NYAMAN DENGAN YANG DEKAT, MENGAPA HARUS CARI YANG JAUH...!? وفي اختيار لايجيئ المنفصل # إذا تأتى أن يجيئ المتصل # Dalam kondisi tidak terpaksa, tidak perlu mendatangkan dhomir munfasil # Selama masih bisa memakai dhomir muttasil (bait ke- 63). . Pengaplikasian bait ini semisal pada contoh ketika membuat maf’ul bih dari dhomir, maka pergunakanlah dhomir muttasil ( tersambung dengan fi’il ) Contoh: ضربتُك, bukan ضربت إيك "Dalam konteks cinta dan mencari pasangan, banyak yang menyarankan bahwa harus mencari dari kalangan yang masih dalam satu lingkungan, semisal satu desa, satu kampus/pondok pesantren, atau bahkan satu kelas. Alasannya sederhana, karena pasangan yang masih dalam satu lingkungan/almamater,pemikiran dan ideologinya mungkin selaras. Hal itu, sedikitnya akan berpengaruh pada kelanggengan hubungan tersebut. Namun, hal itu ha

Laksana Menggegam Bara Api

ONE DAY ONE HADIST Sabtu, 24 November 2018 / 16 Robii'ul Awwal 1440 عن أنس بن مالك رضي الله عنه، رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api. 2- Orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api. 3- Maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin

BERZIKIR

MAWAR INDAH TETAPI BERZIKIR LEBIH INDAH جميل أن تزرع وردة في كل بستان ،،، ولكن ،،، الأجمل أن تزرع ذكر الله على كل لسان.... سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم " Sungguh indah ketika ketika engkau menanam mawar di setiap kebun tetapi lebih indah lagi engkau tanam zikrullah di atas setiap lisan ,subhanallah wa bihamdih subhanallah al azhim ( Syaikh Mutawalli Asya'rawi ) Lisan dan hati yang tidak pernah berzikir bagaikan kebun tanpa mawar sehingga ia terlihat sepi bahkan bisa mati . Karenanya perumpamaan mereka yang berzikir dan tidak berzikir seperti antara yang hidup dan mati . Zikr yang baik adalah zikr yang di contohkan oleh Rasulullah saw , dimana Imam Syahid Hasan Al Banna mengumpulkannya dan dinamakan al matsurat ,zikir sangat baik jika di rutinkan di baca pada pagi dan petang . Jangan remehkan zikir walau ia terlihat sederhana ,karena disanalah terdapat kekuatan hati . Zikr itu dari kata zakara yazkuru yang artinya mengingat ,maka buah zikir adalah mengingat Alla

TEKNIK MURAJAAH HAFALAN AL-QUR'AN MUDAH

Bagi para penghafal Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, murajaah juga semakin berat. Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal surat (ayat 1). Ketika selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang akhir. Sehingga otak kita lebih hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya kita sangat hafal ayat-ayat awal surat dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surat. Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi kita untuk m

Perbedaan Puncak Pemikiran Para 'Αrifin dan Orang-Orang yang Lalai

*Perbedaan Puncak Pemikiran Para 'Αrifin dan Orang-Orang yang Lalai *    Puncak perhatian para _'arifin_ dan _muhaqiqin_ serta tujuan utama pemikiran mereka adalah pembenahan, meluruskan keimanan serta keyakinan, dan juga pemurnian ketauhidan dari noda-noda syirik yang tersembunyi.    Selanjutnya perhatian mereka hanya tertuju pada perbaikan akhlak yang terpuji. Di antaranya seperti zuhud, ikhlas dan kebersihan hati terhadap setiap Muslim, juga menghilangkan setiap akhlak yang buruk, seperti cinta dunia, riya' dan sombong.    Selanjutnya perhatian mereka tertuju pada perbaikan amal saleh dan menjaga diri dari perbuatan maksiat, dan juga perbaikan urusan cara memperoleh nafkah kehidupan dengan pengaturan yang baik melalui jalan _wara'_, _qana'ah_ dan merasa cukup dengan sedikit materi duniawi yang ada.    Mengenai hal terakhir ini, para _'arifin_ merasa senang apabila ada orang lain yang mengurusi masalah duniawi mereka dengan sifat _wara'_ dan menjauhi p

Empat perkara sebelum tidur walau sesibuk manapun dengan tugas harian

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatu.                    ANDAI  AJAL KITA DI JEMPUT DALAM KEADAAN TIDUR* *Empat perkara sebelum tidur walau sesibuk manapun dengan tugas harian .* *Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah ra : “ Ya, Aisyah! Jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu" : 1. Sebelum khatam al-Quran. 2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat. 3. Sebelum para muslimin meredhai engkau. 4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah. Bertanya Siti Aisyah : “ Ya Rasulullah! bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?" Rasulullah tersenyum dan bersabda : 1. Jika engkau akan tidur, bacalah surah al–Ikhlas tiga kali. Seakan-akan engkau telah mengkhatamkan Al-Quran “ Bismillaahirrahmaa nirrahiim, ‘Qul huallaahu ahad’ Allaah hussamad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)" 2. " Bacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku" maka kami semua akan memb

SHALAT-SHALAT RAWATIB

📚 *Syarah Umdatul Ahkam* *Hadits ke: 59* *Bab : SHALAT-SHALAT RAWATIB * عن بن عمر رضي الله عنهما قال: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ‏. وفي لفظ : فأما المغرب والعشاء والجمعة ففي بيته . وفي لفظ للبخاري : أن ابن عمر قال : حدثتني حفصة أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي سجدتين خفيفتين بعد ما يطلع الفجر ، وكانت ساعة لا أدخل على النبي صلى الله عليه وسلم فيها . Abdullah bin Umar رضي الله عنهما berkata, aku shalat di belakang Rosullah ﷺ2 rakaat sebelum Dhuhur dan 2 sesudahnya, 2 rakaat sesudah Jum'at, 2 rakaat sesudahnya Maghrib, 2 rakaat sesudah Isya. Dalam lafadz lain: adapun (sesudah) Maghrib, Isya dan Jumat (dikerjakan) dirumah beliau. Dalam lafadz lain*: sesungguhnya Ibnu Umar berkata, Hafsah رضي الله عنها menceritakan kepadaku, bahwa Nabi biasa shalat 2 rakaat yang ringan setelah terbit faj