Langsung ke konten utama

SHALAT-SHALAT RAWATIB

📚 *Syarah Umdatul Ahkam*
*Hadits ke: 59*
*Bab : SHALAT-SHALAT RAWATIB*

عن بن عمر رضي الله عنهما قال: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ‏.
وفي لفظ : فأما المغرب والعشاء والجمعة ففي بيته .
وفي لفظ للبخاري : أن ابن عمر قال : حدثتني حفصة أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي سجدتين خفيفتين بعد ما يطلع الفجر ، وكانت ساعة لا أدخل على النبي صلى الله عليه وسلم فيها .
Abdullah bin Umar رضي الله عنهما berkata, aku shalat di belakang Rosullah ﷺ2 rakaat sebelum Dhuhur dan 2 sesudahnya, 2 rakaat sesudah Jum'at, 2 rakaat sesudahnya Maghrib, 2 rakaat sesudah Isya.
Dalam lafadz lain: adapun (sesudah) Maghrib, Isya dan Jumat (dikerjakan) dirumah beliau.
Dalam lafadz lain*: sesungguhnya Ibnu Umar berkata, Hafsah رضي الله عنها menceritakan kepadaku, bahwa Nabi biasa shalat 2 rakaat yang ringan setelah terbit fajar, dan itu saat saya tidak masuk -menemui- Nabi disana.**
(*HR. al-Bukhari: 1119, 593)

📚 *Diantara faedah-faedah hadits ini*:
1__ Disyariatkannya shalat rawatib, yatu 2 rakaat sebelum & 2 rakaat sesudah Dzhur, 2 rakaat sesudah Jumat, 2 rakaat sesudah Maghrib, 2 rakaat sesudah Isya, dan 2 rakaat ringan sesuatu terbit fajar (sebelum subuh).
2__ Yang paling utama untuk shalat rawatib setelah Jumat, Maghrib, Isya dan Fajar adalah dikerjakan di rumah, termasuk 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah Dhuhur berdasarkan keumuman hadits, "Sebaik-baiknya shalat seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu".

➖✍ ➖
Disarikan oleh Al-Faqiru ilallah Jumantoro Abu Kayyisah dari :
_Tanbihu al-Afham Syarhu 'Umdatil Ahkam_ (Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah).
▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬

Komentar

  1. جزاك الله خيرا sudah berbagi menyebar kebaikan ini, semoga menambah timbangan amal baik kita semua.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia