Langsung ke konten utama

Postingan

Saling tolong menolong

عن أبو موسى(عبدالله بن قيس) رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  إن الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً ثُمَّ شَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ)) [ البخاري ومسلم وغيرهما عن أبي موسى Dari Abu Musa (Abdullah bin Qaish) Radhialluhu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya seperti bangunan yang satu menguatkan (bangunan) yang lain”. Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam lalu menunjukkan rajutan di antara jemari tangannya (HR Bukhari dan Muslim). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Hadits di atas menjelaskan tentang hubungan antara sesama orang mukmin (beriman) yang harus saling menolong sehingga umat Islam menjadi kokoh seperti sebuah bangunan. 2- Ibarat bangunan yang akan menjadi kokoh jika masing-masing bagiannya saling menopang dan membantu bagian yang lain. 3- Tolong-menolong tentu harus dilakukan atas dasar kebaikan dan takwa, bukan ata

Menepati Janji

عن عدى بن حاتم بن عبدالله رضي الله عنه قال قال النبي- صلى الله عليه وسلم-: (إذا حلفت على يمين فرأيت غيرها خيراً منها فكفر عن يمينك وأت الذي هو خير)، متفق عليه ‘Adiy bin Hatim bin Abdullah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bersumpah (berjanji) atas sesuatu, lalu dia melihat bahwa ada hal lain yang lebih baik dari yang dijanjikannya, maka hendaklah dia membayar denda atas janjinya itu dan melaksanakan sesuatu (perbuatan) lain yang dianggapnya lebih baik” (HR Muslim). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Dalam Islam, sumpah atau janji hanya untuk kebaikan dan kemaslahatan bagi orang tersebut atau orang lain. 2- Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan seseorang untuk membayar denda serta membatalkan janjinya tersebut. 3-  Janji juga didasarkan pada niat orang yang berjanji tersebut, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْيَمِيْنُ عَلَى نِيَّةِ الْمُسْتَحْلِفِ Dari Abu Hurairah Radhiyall

Puasa 10 Muharam

Puasa 10 Muharram (Asyura) عن أبي قتادة الأنصاري قال وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ Dari Abu Qotadah Al Ansori berkata “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Kita sudah mengetahui keutamaan puasa Asyura yaitu menghapus dosa setahun yang lalu. 2- Namun ada keutamaan jika mengikutkan dengan puasa Tasu’ah yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram di antara tujuannya adalah untuk menyelisihi Yahudi, ini temasuk sunah hammiyah. 3- Bagaimana jika puasanya hanya sehari, tanggal 10 Muharram saja?. عنِ بْنَ عَبَّا

Mutiara yang di buang

Walau dah baca berulang kali tetap terharu dan meneteskan air mata.               MUTIARA YANG DIBUANG........."*  SUAMI isteri yang kaya raya........saat masuk rumah dan mereka melihat ruang makan yang kotor.....dan tercium bau aroma tidak sedap.... "pesing". Sementara di sudut meja makan terlihat....nampak seorang ibu tua sedang berusaha keras untuk bisa menyapu. Istri  : DIA bersuara keras membentak ibu tua itu !!! Ini pasti ulah ibu, kan......? Ibu ngompol di lantai kan........? Lihat tuh, meja kotor..... makanan  tercecer dimana-mana..... lantai juga  Waduuuuuh (marah dan geram)..... ibu...ibu !! Ini rumah bukan gudang.......ibu !!!!! Suami : Sudahlah mama.... jangan bentak ibu seperti itu, kasian.....ibu kan sudah tua Istri: Tidak bisa begini terus- menerus....Kalau tiba² ada tamu yg datang.... apa  jadinya    ???? Sebaiknya besok kita bawa ibu ke panti jompo.....Saya akan bawa ! Suami : Jangan ma....! Itu kan ibumu....masa' dibawa ke panti jomp

Menghormati Tetangga

Menghormati Tetangga عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ Dari Abu Ghurairota rodhiallohu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka jangan menyakiti tetanggamu, dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hormatilah tamumu. Dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah diam saja” (HR Bukhari dan Muslim). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Hadits di atas menjelaskan bahwa salah satu kriteria kesempurnaan iman seseorang adalah menghargai atau menghormati dan tidak menyakiti tetangganya. 2- Tetangga adalah satu-satunya orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita. Setiap orang meme

Hidup bersih

Hidup Bersih (Jasmani rohani) عَنْ أَبِي مَالِكِ اْلاَّشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ اْلإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلاَءُ الْمِيْزَانَ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأََنِ أَوْ تَمَْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّسِ يَغْدُو فَبَيعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا (رواه البحاري). Abu Malik Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kesucian (kebersihan) itu adalah separoh dari iman, kalimat “alhamdulillaah” mampu mengisi (memberatkan) timbangan amal, kalimat “subhaanallaah” dan “alhamdulillaah” mampu mengisi (sebanding) dengan seluruh isi yang ada di langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti (kedermawanan dan ketaatan), shabar adalah sinar, dan Al-Qur’an adalah hujjah (argumentasi) yang menguatkan atau melemahkan dirimu. Setiap orang berangkat (menyiap

Menghindari Perkelahian

Menghindari Perkelahian وعن أبي بَكرَةَ نُفيع بنِ الحارثِ الثقفيِّ رضي الله عنه أَنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِذَا التَقَى المُسلِمَان بسَيْفَيهِمَا فالقَاتِلُ وَالمَقْتُولُ في النّارِ)). قُلتُ: يا رَسُولَ اللهِ، هذا القَاتِلُ فَمَا بَالُ المقْتُولِ؟ قَالَ: ((إنَّهُ كَانَ حَريصًا عَلَى قتلِ صَاحِبهِ)). مُتَّفَقٌ عليهِ. Dari Abu Bakrah, yakni Nufai' bin Haris as-Tsaqafi r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa masing-masing pedangnya - dengan maksud ingin berbunuh-bunuhan - maka yang membunuh dan yang terbunuh itu semua masuk di dalam neraka." Saya bertanya: "Ini yang membunuh - patut masuk neraka -tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh - yakni mengapa ia masuk neraka pula?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Kerana sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin sekali hendak membunuh kawannya." (Muttafaq 'alaih) Pelajaran yang terdapat dalam hadist: 1- 'Iqob atas