Langsung ke konten utama

Hidup bersih

Hidup Bersih
(Jasmani rohani)

عَنْ أَبِي مَالِكِ اْلاَّشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ اْلإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلاَءُ الْمِيْزَانَ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأََنِ أَوْ تَمَْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّسِ يَغْدُو فَبَيعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا (رواه البحاري).

Abu Malik Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kesucian (kebersihan) itu adalah separoh dari iman, kalimat “alhamdulillaah” mampu mengisi (memberatkan) timbangan amal, kalimat “subhaanallaah” dan “alhamdulillaah” mampu mengisi (sebanding) dengan seluruh isi yang ada di langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti (kedermawanan dan ketaatan), shabar adalah sinar, dan Al-Qur’an adalah hujjah (argumentasi) yang menguatkan atau melemahkan dirimu. Setiap orang berangkat (menyiapkan dirinya), baik mengekang jiwanya atau memerdekakannya” (HR Bukhari).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1- Kata “thahuur” artinya bersih atau suci. Sebagian ulama menyamakan antara kata thahuur dan “nazhafah”, karena keduanya berhubungan dengan kebersihan badan (fisik) dan rohani (mental-spiritual).
2- Dalam suatu khabar terkenal (sebagian menyebutkan hadits) disebutkan: “An-nazhaafatu minal iimaan” (artinya: “Kebersihan adalah bagian daripada iman.
3- Berdasarkan pada hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa kata “bersih” mengandung dua arti: bersih secara fisik dan bersih secara rohani.
a- Bersih secara fisik berarti menjaga kebersihan fisik kita, seperti: anggota badan, rumah tinggal, lingkungan sekitar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia fisik.
b- bersih secara rohani berarti menjaga dan memelihara keyakinan (iman), pikiran, dan sikap kita dari unsur-unsur yang bisa merusak keimanan kita, seperti syirik, dengki, sombong, durhaka, dan lainnya.
4- Orang yang menjaga kebersihannya berarti juga menjaga kualitas imannya. Orang yang hidup kotor dan jorok, mencerminkan perilaku orang tersebut kotor dan menjijikkan, juga menunjukkan tidak cinta pada kebersihan fisiknya. Orang yang mencuri atau melakukan tindakan korupsi, juga dianggap sebagai orang yang tidak bersih dan telah mengotori imannya yang telah diyakininya pada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Kebersihan rohani, misalnya meninggalkan perbuatan dosa, ikhlas dalam beribadah, dan membersihkan hati dari berbagai macam penyakit hati, misalnya sombong, iri, dengki, riya', nifaq, fitnah, khianat dan sebagainya.

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

2- Bahwa menurut kalam orang-orang Arab, artinya membersihkan pakaian. Tetapi menurut riwayat yang lain dengan sanad yang sama, sucikanlah dirimu dari dosa-dosa.

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ .وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”(QS. Al-Muddasir :4-5)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia