Langsung ke konten utama

Postingan

Tanaman/pohon di kuburan

👤: *Kalian udah tau belum?* *Tanaman/pohon di kuburan meringankan siksa kubur… kalo belum tau, sini simak sebentar…* 📚 Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah ﷺ melewati dua buah kuburan. Lalu beliau bersabda:  إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ،أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ “Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu dari dua orang ini, (semasa hidupnya) tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia keliling menebar namiimah (mengadu domba).” Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua, lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini?” Beliau ﷺ menjawab:  لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا  “Semoga keduanya dirin

DOA YANG PAHALANYA TIDAK AKAN DIHAPUS SAMPAI HARI KIAMAT

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencontohkan kepada kita beberapa versi redaksi doa setelah wudhu. Doa itu berbunyi, سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ “Maha Suci Engkau Ya Allah dan semua pujian hanya untukMu Ya Allah, Aku bersaksi tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau Ya Allah, aku mohon ampun kepadaMu Ya Allah dan bertaubat.” Selama ini kita tahunya inilah doa kafaratul majelis. Doa ini walaupun lebih sering untuk dibaca di akhir majelis, ternyata doa ini juga diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk dibaca setelah wudhu. Dalil yang melandasi bahwa doa ini juga dianjurkan untuk dibaca setelah wudhu adalah sabda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai di dalam Kitab beliau As-Sunan Al-Kubra. Hadits ini dinilai Shahih oleh Imam Al-hakim dan Syaikh Al-Albani. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam be

DIMENSI TAQWA

Tak punya anak Belum menikah di usia hampir 40 Berstatus janda setelah bercerai dengan suaminya Masih mengontrak rumah meski sudah 20 tahun bekerja Berkeliling menjajakan dagangan dari satu pintu ke pintu lainnya Atau perjalanan hidup lainnya yang tidak masuk dalam kategori sukses bahagia labelisasi dunia Atau bahkan sampai terkelompokkan kategori aib Itu bukan aib Itu peran dunia saja Dalam panggung sandiwara kehidupan Lakon Lakonmu Lakonku Lakonnya Kehidupan para artis yang berperan dalam panggung sandiwara tidak selalu sama dengan kehidupan nyata Di panggung dia miskin Bisa jadi dia seorang yang kaya raya Di panggung dia hina Di kehidupan sesungguhnya dia sangat terhormat Dan dunia ini adalah senda gurau saja Panggung sandiwara Dengan kehidupan nyata berada di sebuah dimensi Yang bernama *dimensi taqwa* Orang miskin begitu kayanya karena dia sering berbagi setengah jatah berasnya pada tetangganya yang miskin Orang yang lumpuh betapa lincahnya karena dia bisa berbagi motivasi ke bany

AKU TINGGALKAN KARENA ALLAH…

Di zaman ini, sangat banyak godaan dunia… sehingga sangat berat bagi sebagian orang untuk menyembunyikan amal baiknya… apalagi setelah medsos menjadi trend di masyarakat.. banyak sekali status yang berpotensi merusak pahala amal ibadah. Sedang tahajud, tergoda untuk menulis status: “sungguh nikmatnya bermunajat di sepertiga malam terakhir!”. Ketika sedekah, tergoda dengan status: “hati menjadi terenyuh dan lembut saat menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa”. Saat membaca Al Qur’an, ingin nulis di beranda: “terbukti setelah banyak membaca qur’an, hati menjadi sangat tenang”… “ramadhan ini penuh berkah, sudah khatam 3 kali!”. Sedang umroh, tergoda menulis, “semoga Allah terima ibadah umrohku yang sangat berkesan ini”… “hanya karena-Mu ya Allah, aku penuhi panggilanmu”. Ketika sedang towaf, ingin diabadikan dalam video.. ketika shalat di depan ka’bah, minta dijepret, lalu disebar.. ketika berada di madinah, narsis dengan gaya tangan berdo’a. Wahai saudaraku.. mengapa engkau lakukan itu sem

TANDA KEIKHLASAN

  Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Tanda orang ikhlas itu adalah apabila diingatkan kesalahannya ia tidak merasa panas hatinya tidak juga ngeyel. Justru ia mengakui kesalahannya dan mendo’akannya, “Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku.” (Siyar Adz-Dzahabi, 13/439)

AKU TINGGALKAN KARENA ALLAH…

Di zaman ini, sangat banyak godaan dunia… sehingga sangat berat bagi sebagian orang untuk menyembunyikan amal baiknya… apalagi setelah medsos menjadi trend di masyarakat.. banyak sekali status yang berpotensi merusak pahala amal ibadah. Sedang tahajud, tergoda untuk menulis status: “sungguh nikmatnya bermunajat di sepertiga malam terakhir!”. Ketika sedekah, tergoda dengan status: “hati menjadi terenyuh dan lembut saat menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa”. Saat membaca Al Qur’an, ingin nulis di beranda: “terbukti setelah banyak membaca qur’an, hati menjadi sangat tenang”… “ramadhan ini penuh berkah, sudah khatam 3 kali!”. Sedang umroh, tergoda menulis, “semoga Allah terima ibadah umrohku yang sangat berkesan ini”… “hanya karena-Mu ya Allah, aku penuhi panggilanmu”. Ketika sedang towaf, ingin diabadikan dalam video.. ketika shalat di depan ka’bah, minta dijepret, lalu disebar.. ketika berada di madinah, narsis dengan gaya tangan berdo’a. Wahai saudaraku.. mengapa engkau lakukan itu sem