Langsung ke konten utama

DIMENSI TAQWA

Tak punya anak

Belum menikah di usia hampir 40

Berstatus janda setelah bercerai dengan suaminya

Masih mengontrak rumah meski sudah 20 tahun bekerja

Berkeliling menjajakan dagangan dari satu pintu ke pintu lainnya

Atau perjalanan hidup lainnya yang tidak masuk dalam kategori sukses bahagia labelisasi dunia

Atau bahkan sampai terkelompokkan kategori aib

Itu bukan aib
Itu peran dunia saja

Dalam panggung sandiwara kehidupan

Lakon
Lakonmu
Lakonku
Lakonnya

Kehidupan para artis yang berperan dalam panggung sandiwara tidak selalu sama dengan kehidupan nyata

Di panggung dia miskin

Bisa jadi dia seorang yang kaya raya

Di panggung dia hina

Di kehidupan sesungguhnya dia sangat terhormat

Dan dunia ini adalah senda gurau saja

Panggung sandiwara

Dengan kehidupan nyata berada di sebuah dimensi

Yang bernama *dimensi taqwa*

Orang miskin begitu kayanya karena dia sering berbagi setengah jatah berasnya pada tetangganya yang miskin

Orang yang lumpuh betapa lincahnya karena dia bisa berbagi motivasi ke banyak orang di media sosial

Orang yang tak berputra betapa banyak anaknya yang dia asuh sampai sukses

Orang yang belum menikah betapa sakinahnya dia dengan baktinya pada orang tuanya

Dan peran kita adalah kehendak Allah

Mutlak

Jalani saja dengan sebaik-baiknya

Sang sutradara pasti akan menyukainya

Siapa tau peran kita berubah

Tapi tidak juga harus berubah

»»Bila Yusuf akhirnya menjadi penguasa kerajaan setelah episode menjadi budak, dipenjara

»»Ibrahim dikaruniai putra yang sholih di usia tuanya

»»Ayub sembuh dari sakit kulitnya

Namun tetap ada

»»Uwais al Qorni tetap fakir sampai ujung hidupnya

»»Ibunda Aisyah tetap tidak berputra sampai akhir hidupnya

»»Ibunda Asiyah tetap bersuamikan seorang Firaun

»»Anak Nuh tetap tidak mau mematuhi seruan ayahnya dan mati tenggelam

Karena peran dan skenario sudah di tetapkan

Jangan bersedih saudaraku

Hiduplah dalam *dimensi taqwa*

Memiliki harta memang membahagiakan

Namun esensinya harta bisa dibelanjakan untuk berinfak

Dan berinfak sesungguhnya bukan hanya lewat harta

Memiliki keturunan membahagiakan

Namun esensinya anak sholih dapat terus mengalirkan pahala meski kita sudah tiada

Namun tidak harus lewat anak kita punya investasi pahala yang mengalir

Menikah itu membahagiakan

Namun esensinya menikah itu untuk beribadah yang berpahala banyak

Namun tidak hanya melalui menikah kita bisa beribadah dengan pahala banyak

Bahagialah lewat *dimensi taqwa*

Karena dunia hanya sebatas lakon semata.

*Barakallahu fiikum*

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia