Langsung ke konten utama

Postingan

Suamiku

Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkat

Istri

DALAM sebuah hadis sahih disebutkan bahwa “Ridha Allah berada setelah ridha orangtua.” Artinya, ridha orangtau itu di atas ridha Allah. Ini sebabnya seorang perempuan tidak boleh menikah sesuka hatinya tanpa persetujuan orangtuanya. Jika dipaksakan, akan banyak halangan merintang. Namun, setelah seorang perempuan menikah, ridha suami justru berada di atas ridha orangtua. Bahkan, Allah baru akan ridha kepada seorang perempuan jika suaminya sudah ridha. Di sini Allah hendak menunjukkan maqam suami di atas maqam istri, meski dalam tindakan sosial tiada berbeda antara seorang lelaki dan perempuan. Seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, niscaya tak diterima ibadahnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa seorang perempuan yang tidak mendapatkan ridha suami, ia tidak akan mendapatkan syurga Allah swt. Sebaliknya, perempuan yang selalu mengharapkan ridha suami sama dengan mengharapkan ridha Allah. Tentu saja balasannya adalah syurga. “Maukah kalian aku beritahu tentang istri-

Orang yang Dicintai Allah

ONE DAY ONE HADIST Ahad, 10 Maret 2019 M/ 3Rajab 1440 H عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إن الله إذا أحب عبدا دعا جبريل فقال إنى أحب فلانا فأحبه - قال - فيحبه جبريل ثم ينادى فى السماء فيقول إن الله يحب فلانا فأحبوه. فيحبه أهل السماء - قال - ثم يوضع له القبول فى الأرض. وإذا أبغض عبدا دعا جبريل فيقول إنى أبغض فلانا فأبغضه - قال - فيبغضه جبريل ثم ينادى فى أهل السماء إن الله يبغض فلانا فأبغضوه - قال - فيبغضونه ثم توضع له البغضاء فى الأرض " . Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamber sabda: "Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi. Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril da

Mengapa kita harus tangguh menghadapi cobaan

Mengapa kita harus tangguh menghadapi cobaan, sebab cobaan itu bagian dari hidup kita dan ada kebaikan dari cobaan tersebut. Kita tidak bisa menghindari cobaan selama hidup ini. Maka daripada kita menghindari cobaan, maka langlah yang benar adalah membina diri untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi cobaan. Cobaan datang dari Allah dan Allah sudah memberikan cara menghadapi cobaan tersebut. Jika kita telusuri Al Quran Dan Hadits, banyak sekali ayat dan hadits yang membimbing kita agar tangguh menghadapi cobaan. Langkah pertama yang harus kita yakini adalah, yakinlah bahwa ujian atau cobaan itu untuk kebaikan kita sendiri. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).  (QS .7.168) kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS.11:11) Tiada seorang muslim tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali Allah m

TAHAJUD

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ* *بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ*    *Hendaklah engkau selalu salat sunnah di malam hari, karena sabda Rasulullah Saw. :* أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ صَلَا ةُ اللَّيْلِ. “Salat yang paling utama sesudah salat fardu adalah salat (sunnah) di malam hari.” *Beliau juga bersabda :* فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةٍ النَّهَارِكَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّعَلَى الْعَلَانِيَّةِ. “Keutamaan salat malam hari di atas salat di siang hari, sama seperti keutamaan sedekah secara rahasia di atas sedekah secara terang-terangan.” (HR. Thabrani dan Abu Nu`aim dari Ibnu Mas`ud) *Diriwayatkan pula bahwa sedekah secara rahasia melebihi keutamaan sedekah secara terang-terangan, sebanyak tujuh puluh kali lipat.* *Sabda Rasulullah Saw. :* عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ, وَمُقَرِّبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ, وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ, وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ وَمُطَرِّدَةٌ لِل

Bulan Haram

🌙🌖 *SUDAHKAH ANDA MENGENAL TAMU KITA INI ?* Ia bernama Rajab, 1 dari 4 bulan haram (mulia) yang termaktub dalam QS. At Taubah: 36. (36) Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, *di antaranya empat bulan haram (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Al Muharrom, Rojab)*. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.... (At Taubah 9:36) Di hari-harinya keberkahan meliputi setiap insan yang beribadah dan mendekat kepada Rabb-nya Ibnu 'Abbas radhiyallahu ‘anhu -pakar tafsir nomor wahid sekaligus sepupu Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-  saat menjelaskan tafsir QS. At Taubah: 36 menyatakan: والعمل الصالح والأجر أعظم Dan ALLAH menjadikan amal shalih dan pahala di 4 bulan ini lebih besar (dibanding bulan-bulan biasanya). (Tafsir Ath Thobari QS. At Taubah: 36) Saudaraku, Sambutlah bulan ini dengan sebaik-baiknya, isilah dengan memperb

Keutamaan Menunjukkan Kebaikan Kepada Orang Lain

ONE DAY ONE HADIST Sabtu, 9 Maret 2019 / 2 Rojab 1440 عن عقبة بن عمرو بن ثعلبة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Keutamaan dakwah di jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, baik kebaikan dunia atau akhirat. 2- Orang yang menunjukkan kebaikan maka akan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan serta pahala orang yang mengikutinya. 3- Amal yang bisa dirasakan oleh orang lain lebih besar manfaatnya dibandingkan amal yang manfaatnya terbatas untuk diri sendiri. 4- Hadits ini mencakup orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain dengan perbuatannya, meskipun tidak dengan lisannya. Seperti orang yang menyebarkan buku-buku yang bermanfaat, berakhlak mulia dan berpegang teguh dengan syariat Islam agar manusia juga bis