Langsung ke konten utama

Postingan

PENATARAN METODE TADARUS (PAKET B) BAGI USTADZ DAN USTADZAH TK/TP AL QURAN LPPTKA BKPRMI KOTA BANJARMASIN

Kegiatan PENATARAN METODE TADARUS paket B bagi ustadz dan ustadzah TK/ TP Al Quran LPPTKA BKPRMI Kota Banjarmasin. Adapun yang dihadiri oleh Ustadz dan Ustadzah sekota banjarmasin berjumlah 190 orang

IBU

 IBU PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU??? PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA??? PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA??? Atau setelah kita dewasa Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup Memiliki pasangan hidup Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya Dengan gandengan tangannya Dengan pelukannya Dengan dekapannya Dengan ninaboboknya dengan belaiannya Dengan, segala belas kasihnya Kita mulai menjauh darinya Kita mulai sibuk dengan urusan kita Kita mulai lupa dengannya Akhi/ukhti Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya Tapi kalau itu yang kau lakukan… Kau pun takkan pernah bisa membalasnya… Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia… Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati.. Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan

PERBAIKI CARA PANDANG

PERBAIKI CARA PANDANG     Sobat Muslim...   Keliru dalam cara memandang sesuatu, akan menjadikan kita salah dalam melangkah.   A. Dunia Ke Bawah.   Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,   إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ   “Apabila seseorang dari kalian melihat orang yang dilebihkan dalam harta dan bentuk tubuh,   Maka hendaklah ia memandang orang yang berada di bawahnya…” (HR. Bukhari: 6490)   Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya,   اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ   “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam harta dan dunia) dan janganlah engkau melihat orang yang berada di atasmu.   Demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu…” (HR. al-Bukhari: 6490, Muslim: 2963)   B. Akhirat Ke Atas.   Sabda Nabi shallalla

PADA SETIAP UJIAN AKAN SELALU ADA KEBAIKAN

Allah Ta'ala berfirman: Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (Al-Anbiya’ :35). Ujian dan cobaan dalam hidup di dunia terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa kesempitan dan musibah. Bisa berupa sehat maupuan kondisi sakit, bisa  berupa kekayaan maupun kemiskinan. Seorang mukmin akan menghadapi ujian dalam dua keadaan : kondisi susah dan kondisi senang. Dalam setiap ujian yang menimpa manusia akan selalu ada kebaikan. Oleh karena itu  dalam sebuah hadits dari sahabat Anas radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ !! لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ شَيْئًا إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Tidaklah Allah menetapkan kepadanya sesuatu kecuali itu merupakan kebaikan baginya“ (H.R Ahmad). Dalam sebuah hadits dari Suhaib bin Sinan radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabd

2 Nikmat yang Sering Dilalaikan

Anda Sehat? Alhamdulillah... Bersyukurlah, krn tidak sedikit saudara kita yg blm bisa menikmati nikmat sehat tsb, silahkan tengok di rumah sakit, betapa byk saudara kita yg terbaring sakit... Maka nikmatilah nikmat sehat tsb, jgn dilalaikan. Isilah dgn kebaikan dan ketaatan kpd Allah. Anda sdg Senggang? Alhamdulillah.... dan bersyukurlah... Tidak sedikit saudara kita yg disibukkan dgn kerjanya. Bahkan di saat hujan deras sekalipun, tidak sedikit yg mendorong gerobak bakso, mie ayam. Tidak sedikit yg mengayuh gerobak rotinya di tengah hujan deras. Maka nikmatilah nikmat senggang tsb, jgn dilalaikan. Isilah dgn kebaikan dan ketaatan kpd Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ ”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas) Ibnu Baththol mengatakan, ”Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya jug

UCAPAN LIDAH JUGA AKAN DIHISAB

⚖  Apa yang diucapkan oleh lidah juga dihisab oleh Allah sebagaimana amalan, lantas kenapa kita begitu berhati-hati dalam beramal namun tidak berhati-hati dalam berucap ? ⁉ Bukankah lidah lebih cepat beraktifitas dibandingkan amalan ? dalam satu menit terlalu banyak kata yang bisa dilontarkan oleh lidah, sedangkan amalan terbatas ruang geraknya. ⁉ Bukankah lidah bisa menyakiti orang yang sedang hidup maupun yang telah lama meninggal dunia bahkan para ulama (dengan menggibah mereka) ?, adapun amalan hanya bisa menyakiti orang yang masih hidup ? ⁉ Bukankah lidah bisa menyakiti orang yang tidak dihadapannya bahkan berada di tempat yang jauh di ujung dunia, sementara amalan hanya bisa menyakiti orang yang dihadapannya ? ⁉ Bukankah lisan merupakan salah satu sebab terbesar yang menjerumuskan orang dalam api neraka ? ☑⁉ Lantas kenapa kita bisa berpikir dan berhati-hati tatkala bertindak sementara tidak berfikir dan berhati-hati dalam berucap ?

TATHOYYUR

Tathoyyur adalah Menyandarkan Keputusan untuk Berbuat atau Tidak Berbuat atau Merasa Pesimis atau Optimis terhadap Keberhasilan Sesuatu Berdasarkan Suatu Kejadian, Perilaku Binatang, Waktu, Tempat dan semisalnya. Tathoyyur secara Bahasa berasal dari At-Thoyr yang artinya : Burung. Hal ini Sesuai dengan Kebiasaan Bangsa Arab terdahulu yang Bersikap Pesimis atau Optimis untuk Berbuat Sesuatu dengan Cara Melepaskan Seekor Burung Terbang ke Udara. Jika Burung tadi Terbang Menuju Tempat tertentu yang Dituju atau ke Arah Kanan, Mereka Merasa Optimis untuk Melakukan Sesuatu, Jika Tidak, Mereka akan Pesimis sehingga Mengurungkan Niatnya untuk Berbuat. (Kitab Al-Qoulul Mufiid Syarh Kitaabit Tauhid Karya Asy-Syaikh Ibn Utsaimin Rahimahullah juz 1 hal 346). Kepercayaan-kepercayaan Arab tersebut Dihapus dengan Adanya Syariat Islam yang Dibawa oleh para Nabi dan Rasulullah Shollallaahu Alaihi Wasallam Melarang Keras Kepercayaan-kepercayaan Semacam itu. Dalam sebuah Hadits disebutkan : ...لاَ طِيَر