Langsung ke konten utama

Postingan

BERSEDEKAH DENGAN SELURUH GAJI-PENGHASILAN TIAP BULAN

Permasalahannya hanya tinggal menghadirkan niat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : وَلَسْتَ تُنْفِقُ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى اللُّقْمَةِ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ “Tidaklah engkau mengeluarkan biaya dengan mengharapkan wajah Allah kecuali engkau akan diberi ganjaran, bahkan sesuap makanan yang kau suapkan ke mulut istrimu” (HR Al-Bukhari no 56 dan Muslim no 1628) Jika seseorang menghadirkan niat.. – tatkala mengatur pengeluarannya.. – tatkala membelikan keperluan keluarga, keperluan sekolah anak-anak… bahkan menghadirkan niat tatkala membayar tagihan listrik atau membelikan pulsa buat istri…maka semuanya akan bernilai sedekah di sisi Allah. Yang penting JANGAN LUPA NIAT… perkaranya sepele akan tetapi sering terlalaikan…

HAL YANG MENGHANCURKAN AMAL

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “Jika Allah membukakan untukmu pintu sholat malam, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidur dengan pandangan merendahkan ! Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berpuasa dengan pandangan merendahkan ! Jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan merendahkan ! Bisa jadi orang yang tidur, orang yang tidak berpuasa, dan orang yang tidak berjihad, dia lebih dekat dengan Allah dibandingkan dirimu. Dan sungguh engkau menghabiskan malam dengan tidur dan bangun pagi dalam keadaan menyesal, itu lebih baik dibandingkan engkau menghabiskan malam dengan sholat, namun di pagi hari engkau merasa ujub. Sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak akan ada yang naik (diterima oleh Allah).” [Madaarijus Saalikiin, 1/177]

BERSIKAP ADIL TERHADAP ORANG YANG KITA BENCI

Allah Ta’ala berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..” (Al-Maidah – 8) Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata: جماع الحسنات: العدل، وجماع السيئات: الظلم “Tempat berkumpulnya segala kebaikan adalah bersikap adil.. dan tempat berkumpulnya segala keburukan adalah bersikap zholim..” (Majmu fatawa 1/86) Karena untuk bersikap adil membutuhkan keluasan ilmu dan kelapangan dada.. Jiwa seringkali condong

WAS-WAS RIYA’ DALAM BERAMAL KEBAIKAN

Ketika seseorang berkeinginan untuk beramal kebaikan, syaithon datang memberikan was-was kepadanya dengan mengatakan, “Engkau melakukan itu karena riya dan sum’ah..” Karena omongan ini, akhirnya ia urung melakukan amalan kebaikan. Bagaimanakah cara menjauhi was-was semacam ini..? Syaikh al-Utsaimin rohimahullah menjawab, “Caranya adalah memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari syaithon yang terkutuk dan terus melanjutkan beramal kebaikan, tanpa menoleh kepada was-was yang menghalangi/mencegahnya dari berbuat kebaikan tersebut.. Jika ia berpaling dan tidak memperdulikan omongan (syaithon) itu, serta berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala  dari syaithon yang terkutuk, niscaya akan hilang darinya was-was tersebut dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala..” [ Fatawa Syaikh al-Utsaimin rohimahullah – 2/209 no. 277 ] Terkait masalah yang sama, Fudhail bin ‘Iyadh rohimahullah berkata, “Meninggalkan amal karena manusia termasuk riya’.. dan beramal karena manusia termasuk sy

JIKA MAU SABAR, BAGIMU SURGA

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i berkata bahwa yang dimaksud adalah orang yang sabar pahalanya tidak bisa ditimbang atau ditakar. As Sudi mengatakan bahwa balasan orang yang sabar adalah surga. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah. Ada hadits yang muttafaqun ‘alaih, عَن عَطَاءُ بْنُ أَبِى رَبَاحٍ قَالَ قَالَ لِى ابْنُ عَبَّاسٍ أَلاَ أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى . قَالَ هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ إِنِّى أُصْرَعُ ، وَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِى . قَالَ « إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ » . فَقَالَتْ أَصْبِرُ . فَقَالَتْ إِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لاَ أَتَكَشَّفَ ، فَدَعَا لَهَا Dari ‘Atho’ bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu ‘Abbas berkata padanya, “Maukah kutunjukkan wanita y

KAMU BISA MELIHAT BAGAIMANA DUNIA DAN PENGHUNINYA SETELAH MATIMU..!!

Jika kamu ingin melihat keadaan dunia dan penghuninya setelah kematianmu, maka lihatlah kematian orang lain. Kamu akan dapati bahwa teman yang PALINGakrab pun akan melupakannya, bahkan orang yang menjadi ‘BELAHAN JIWANYA‘ pun akan meninggalkannya dan mencari kesibukan dengan dunianya. Maka jadikanlah hidupmu semuanya untukALLAH, Dialah satu-satunya yang tidak akan lupa. Dan perbaikilah hubunganmu dengan ALLAH, Dialah satu-satunya yang tidak akan fana. Ingatlah selalu firman-Nya: إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا “Tidaklah penghuni langit dan bumi, melainkan mereka akan menghadap kepada Allah yang maha penyayang sebagai seorang HAMBA” [Surat Maryam: 93].

Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban

Malam nishfu syaban oleh sebagian para ulama merupakan malam yang di agungkan, di berkahi, dan di muliakan. Kerna pada malam itu Allah swt mengampuni kepada orang orang yang minta ampun kepada nya, Allah menyayangi orang yang minta sayangi, dan Allah mengijabah doa orang yang minta kepada nya, dan Allah melapangkan hambanya dan Allah menatapkan rezeki serta amalan nya • Sungguh datang keutamaan malam nishfu syaban yang dhoif hadits nya, oleh kerna itu lah para ulama yang dulu ada yang memuliakan walaupun landasan nya berdasarkan hadits dhoif, ada pula yang meanggap malam itu landasan hadits yang dhoif sehingga tidak menambah kan amalan nya. • Para ulama kita khusus nya di kalsel termasuk ulama yang meagungkan malam nishfu syaban dengan memperbanyak ketaatan kepada Allah swt. • Diantara hadits nabi saw yang menjelaskan tentang malam nishfu syaban, nabi saw bersabda, telah datang kepada ku Jibril dan ia berkata, ini malam nishfu syaban, dan Allah pada malam ini membebaskan orang orang ya