Langsung ke konten utama

Postingan

Guru Bakhiet

Kalau kita menghindari satu dosa itu sulit, lebih sulit lagi taubat dari dosa itu

Mencari Rezeki

Alhamdulillaah. Washshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah. Allah Swt. berfirman,  “Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup membawa rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al Ankabut [29]: 60) Saudaraku, ada manusia yang setiap hari mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mencari rezeki. Namun, ada juga manusia yang begitu yakin dengan jaminan dari Allah akan rezekinya. Sementara itu, orang yang paling beruntung adalah orang yang berikhtiar secara lahir, lalu disempurnakan dengan tawakal kepada Allah Swt. Dan, inilah kemudian yang membuat dirinya menuai jaminan dari Allah baik di dunia maupun akhirat. Semestinya kita berbahagia ketika berikhtiar. Karena ada juga orang yang sibuk ikhtiar tapi tidak bahagia. Penyebabnya karena orang ini bergantung hanya pada ikhtiarnya sendiri. Ia begitu yakin bahwa hanya dengan ikhtiarnyalah keberuntungan bisa ia raih. Padahal, ikhtiar itu bukan untuk kita gantungi. Ikhtia

Jangan berkeluh kesah

Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Saw. Saudaraku, hidup di kota besar perlu kekuatan iman dan mental. Kemacetan adalah rutinitas yang sering kita hadapi. Tak heran bila untuk sebuah perjalanan saja, kalau kita tidak memakai strategi yang cermat, maka kemacetan akan benar-benar menyita waktu. Dan, jika tidak berusaha mengendalikan hati, maka kita berpotensi untuk berkeluh kesah,  “Aduh , kapan sampainya  ini ! Aduh, kok lama banget! Aduh, kok macet terus!” Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Ungkapan-ungkapan seperti itu menunjukkan ketidaksabaran kita. Belum lagi jika tiba-tiba ada kendaraan lain berhenti seenaknya yang membuat kita marah-marah dan membentaknya. Daripada marah dan membentak, akan lebih baik jika kita menyapa dengan baik,  “Maaf, Pak! Boleh agak ke pinggir sedikit?!”  Ungkapan seperti ini akan lebih ringan dan produktif, daripada melotot apalagi menggunakan otot. Kedongkolan memancing keluh kesah

Jangan berkeluh kesah

Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Saw. Saudaraku, hidup di kota besar perlu kekuatan iman dan mental. Kemacetan adalah rutinitas yang sering kita hadapi. Tak heran bila untuk sebuah perjalanan saja, kalau kita tidak memakai strategi yang cermat, maka kemacetan akan benar-benar menyita waktu. Dan, jika tidak berusaha mengendalikan hati, maka kita berpotensi untuk berkeluh kesah,  “Aduh , kapan sampainya  ini ! Aduh, kok lama banget! Aduh, kok macet terus!” Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Ungkapan-ungkapan seperti itu menunjukkan ketidaksabaran kita. Belum lagi jika tiba-tiba ada kendaraan lain berhenti seenaknya yang membuat kita marah-marah dan membentaknya. Daripada marah dan membentak, akan lebih baik jika kita menyapa dengan baik,  “Maaf, Pak! Boleh agak ke pinggir sedikit?!”  Ungkapan seperti ini akan lebih ringan dan produktif, daripada melotot apalagi menggunakan otot. Kedongkolan memancing keluh kesah

Kisah seorang anak durhaka kepada orang tua yang telah melahirkannya

Anak Lelaki yang Durhaka pada Ibunya SEBUT saja PD. Pada suatu hari PP menemui ibunya dengan raut wajah geram. Terlihat jelas dari sorot mata dan alisnya yang bertaut. PP berteriak-teriak tepat di wajah ibunya, “Apakah ibu tak menyiapkan makananku?” Dengan segera ibunya mempersiapkan dan menghidangkan makanan PP. Akan tetapi, tatkala PP melihat makanan yang tidak disukai, bukan memakannya, namun malah ia melemparkannya ke tanah. PP marah dan berkata dengan nada yang keras, “Sungguh, aku kena musibah dengan wanita yang sudah tua renta, aku tidak tahu, kapan aku bisa berlepas diri tua renta ini.” Ibunya menangis seraya berkata, “Wahai anakku, takutlah kamu kepada Allah. Tidakkah kamu takut kepada Allah? Tidakkah kamu takut akan murka dan kemarahanNya?” Mendengar kata-kata ibunya tersebut, maka kemarahan PP pun semakin menjadi. Ia memegang baju ibunya dan mengangkatnya. Dia mengguncang-guncang ibunya dengan kuat seraya menghardik, “Dengar, aku tidak mau dinasihati. Bukan aku yang mes

Bakti seorang anak

Begitu indahnya seorang anak yang bakti kepada kedua orang tuanya dengan menjaga sampai akhir hayatnya demi mendapatkan ridhu orang tua

Baqi, Tempat Pemakaman terbesar dunia

Baqi’, Tempat Pemakaman Terbesar di Dunia Harga satu meter tanah di Pemakaman Baqi’ terhitung cukup mahal, mencapai setengah juta Riyal. Bisa jadi, hal ini dilakukan untuk menekan permintaan orang-orang yang ingin dimakamkan di Baqi’. Jika dipermudah tentu berakibat pada ketidak-seimbangan geografis Kota Madinah. Semua orang ingin dimakamkan di sana. Karena tempat ini memiliki kedudukan dari sisi agama dan sejarah. Generasi pertama umat Islam, ahlul bait dan  para sahabat Rasulullah ﷺ di makamkan di pekuburan yang bertetangga dengan Masjid Nabawi itu. Kira-kira ada 10.000 orang sahabat yang dimakamkan di sana. Pemakaman Baqi’ atau yang dikenal dengan sebutan Jannatul Baqi’ adalah bagian bumi yang Allah ﷻ perintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk dijadikan pekuburan kaum muslimin di Madinah. Dan sekarang tempat ini menjadi tempat bersejarah yang paling dekat dengan Masjid Nabawi. Pemakaman ini berada di sebelah tenggara Masjid Nabawi. Tanah lapang pekuburan dipagari dengan marmer yang tinggi