Setiap manusia yang hidup di dunia hakikatnya sedang menjauhi alam dunia dan menuju akhirat. Kedua alam ini dipisahkan dengan kematian. Dan, manusia itu adalah kumpulan dari hari-hari. Setiap hari berlalu,terkelupaslah hari itu dari dirinya dan tak mungkin menempel lagi. Hingga hari itu tak tersisa lagi darinya setelah sampai pada batas akhir usia, yaitu kematian.
Kita yakini bahwa umur kita sudah ditetapkan oleh Allah SWT tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya :
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf : 34 )
Oleh karena itu, kita memohon kepada Allah agar kita selalu diberi umur yang berkah, umur yang membawa kita kepada kebaikan. Sehingga semoga kelak kita semua meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin
Seorang Badui bertanya kepada Rasulullah siapakah orang yang terbaik itu ?
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya :
Dari ‘Abdullah bin Busr, seorang badui bertanya : Wahai Rasulullah, siapa orang terbaik itu? Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasalam menjawab : “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi : 2251)
Subhanallah… Alhamdulillah..
Kita belajar mencontoh orang badui yang bertanya kepada Nabi tentang urusan Akhirat. Yakni menanyakan manusia terbaik agar dirinya menjadi bagian dari orang yang beruntung dunia dan akhiratnya. Dan kita hindari ketika datang kepada orang sholeh atau Ulama hanya menanyakan urusan duniawi.
Nabi menjawab bahwa manusia yang terbaik adalah orang yang panjang umur dan baik amalnya.
Allah SWT berfirman dalam (Q.S QAF ayat 19) yang menceritakan bahwasanya setiap manusia saat meregang nyawa mengalami sakaratul maut, ayat tersebut berbunyi :
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Artinya :
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf Ayat 19)
Al-Qurthubi dalam kitabnya At-tadzkirah memaparkan saat sahabat Rasulullah yakni Amr bin al-Ash mengalami sakaratul maut, anaknya berkata kepadanya, “Wahai ayahku, engkau pernah mengatakan, 'Semoga saja aku bertemu dengan seorang laki-laki yang berakal saat maut menjemputnya agar ia melukiskan kepadaku apa yang dilihatnya'. Sekarang, engkaulah orang itu. Maka ceritakanlah kepadaku!”
Ayahnya menjawab, “Anakku, demi Allah, seakan-akan bagian sampingku berada di ranjang, seakan-akan aku bernafas dari jarum beracun, seakan-akan duri pohon ditarik dari tapak kakiku sampai kepala.”
Bagi Orang Beriman, Kematian adalah Sebuah Keharusan!!!
Bagi orang-orang beriman lagi cerdas, kematian adalah sebuah keharusan. Mereka mempersiapkan diri dan berbekal untuk menyongsong kehidupan setelah kematian. Rasulullah SAW bersabda, “Orang cerdas adalah orang yang mengendalikan nafsunya dan beramal untuk hari setelah kematian.” (Al-Hadits). Di sisi lain kematian adalah pintu masuk untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat yang lebih baik dari tipu daya dunia dan gemerlapnya itu, “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS al-A'la (87) : 17).
Belum terlambat bagi kita untuk mempersiapkan dan menyongsong kematian dengan mempertajam kesalehan, baik saleh pribadi maupun saleh sosial.
Allah Ta’ala Tidak Mengampuni Dosa Syirik !!!
Di antara bahaya kesyirikan yang membuatnya menjadi perkara paling berbahaya bagi setiap manusia, adalah bahwa orang yang meninggal dalam keadaan membawa dosa selain syirik maka bisa jadi Allah adzab atau bisa jadi Allah ampuni. Adapun dosa syirik, maka tidak Allah ampuni. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
MAKA SANGAT PENTING BAGI PELAKU SYIRIK UNTUK BERTAUBAT SEBELUM TERLAMBAT!!!
Jangan sampai menjadi orang yang paling merugi dan menyesal ketika sudah di negeri akhirat. Angan-angan mereka yang telah mati ialah kembali ke dunia meski sejenak untuk menjadi orang shalih. Mereka ingin taat kepada Allah, dan memperbaiki segala kerusakan yang dahulu mereka perbuat. Mereka ingin berdzikir kepada Allah, bertasbih, atau bertahlil walau sekali saja. Namun mereka tidak lagi diijinkan untuk itu. Kematian serta-merta memupuskan segala angan-angan tersebut. Allah ta’ala berfirman mengenai mereka
>حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)
Artinya :
“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Qs Al Mukminun: 99-100)
Begitulah kondisi orang mati, mereka telah melihat akhirat dengan mata kepala mereka. Mereka tahu pasti apa yang telah mereka perbuat dan apa yang mereka terima. Dahulu mereka demikian mudah menyia-nyiakan waktu yang amat berharga untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat mereka. Kini mereka sadar bahwa detik-detik dan menit-menit yang hilang tersebut sungguh tidak ternilai harganya.
Dahulu, kesempatan itu ada di depan mata, namun tidak mereka manfaatkan. Sekarang, mereka siap menebus kesempatan itu berapapun harganya! Sungguh tak terbayang alangkah ruginya dan alangkah besarnya penyesalan mereka.
Allah SWT juga berfirman dalam Q.S Al-Munafiqun bahwasanya ada sekelompok orang yang menyesal di akhirat kelak. Siapakah mereka?
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
Artinya :
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (Q.S AL-MUNAFIQUN AYAT 10)
Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa kita dan menerima segala amal perbuatan kita. Dan orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan bekal untuk kematiannya. Wallahu'alam
✍️ Akhmad Faishal
Komentar
Posting Komentar