Langsung ke konten utama

SUDAH SAATNYA


Renungan Hati
———————————
● Kalau badanku sudah banyak merasakan serba gak enak, memang sudah saatnya.
● Kalau sedikit-sedikit sakit, memang sudah saatnya.
● Kalau rambutku sudah mulai memutih, memang itu sudah saatnya.
● Kalau gigiku sudah mulai tanggal satu demi satu, memang sudah saatnya.
● Kalau aku sudah mulai pelupa, memang sudah saatnya.
● Kalau sudah mulai banyak capai dan lelah, memang sudah saatnya.
● Kalau aku sering uring-uringan, memang sudah saatnya.
● Kalau segala keperkasaanku mulai memudar, memang sudah saatnya.
● Kalau aku sudah mulai gampang melankolis, memang sudah saatnya.
———————————
*Memang Kita Sudah Saatnya*
———————————
aku lebih mengurangi kehidupan duniawi dan saatnya mempersiapkan *“keberangkatan”* (mudik)  menuju *"Kampung Halaman"* yang merupakan *Kehidupan Abadi*. 

» Takkan mungkin lagi aku *Menumpuk Harta*, tapi aku harus *Menumpuk Pahala*.
» Takkan mungkin lagi aku *Mengumbar Syahwat*, tapi aku harus *Mengumbar Hasrat Akhirat*.

Sebayaku sudah banyak yang *"Mendahului ku"* untuk menghadap-Nya.
※ Bulan lalu si Fulan,
※ Pekan lalu si Fulana,
※ Sekian hari yang lalu si Fulani,
※ *Wallahu A'lam giliranku masih jauh ataukah sudah dekat ?*, tapi itu *PASTI AKAN DATANG *...!
Pada hari apa ; jam berapa ; dan dimana. Tidak satu orang pun yang tahu....

Seandainya saja aku bisa bertanya kepada mereka *"yang sudah disana"* tentang kehidupan di alam sana, mungkin mereka bisa bercerita suka dukanya, sehingga aku bisa mempersiapkan hal-hal terbaik sebagai bekal.

Tanda-tanda itu sudah ada, entah kapan yg pasti akan datang. Aku takkan mampu minta penundaan saat Malaikat yang diperintah menghampiriku dan mengabarkan tentang kepulanganku. 
Saat hal itu datang, takkan mungkin lagi aku berpamitan pada orangtuaku, anak-anakku, saudara2ku., kerabat dan sahabat. 
Mereka yang jauh hanya berucap _*Innalillaahi Wainnaa illaihi Rooji’un*_ tanpa mungkin bisa memandang wajahku yang terbujur kaku apalagi menghantarkanku sampai ke liang kubur.

Kesedihan hanya beberapa hari, selebihnya tinggal kenangan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
*"SUDAH SAATNYA KITA MERENUNGKAN HAL ITU"*.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kalimat itu sungguh membuat kita semua merenung: *"Kapan Giliran Kita?"*....

> Dimana kita nanti bertemu dg Izrail?
> Dalam keadaan bagaimanakah ?
. Berdzikir kah...
. Sholat kah...
. Sedang bernyanyi kah...
. Atau ditempat maksiat kah...
Wallahu A'lam.

Yang jelas kita semua bakal menghadapinya...
  
   *Surah Ali Imran (3): 185*
         *كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْت*
_"Tiap-tiap yang Bernyawa Pasti Akan Merasakan Mati"._

Semoga bermanfaat untuk kita..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia