Langsung ke konten utama

Angka dalam bahasa arab

Satu : waahidun ( cara membacanya )وَاحِدٌ :

Dua : itsnaani ( cara membacanya ) اِثْنَانِ :

Tiga : tsalaatsatun ( cara membacanya ) ثَلَاثَةٌ :

Empat : arba’atun ( cara membacanya ) أَرْبَعَةٌ :

Lima : khomsatun ( cara membacanya ) خَمْسَةٌ :

Enam : sittatun ( cara membacanya ) سِتَّةٌ :

Tujuh : sab’atun ( cara membacanya ) سَبْعَةٌ :

Delapan : tsamaaniatun ( cara membacanya ) ثَمَانِيَةٌ :

Sembilan : tis’atun ( cara membacanya ) تِسْعَةٌ :

Sepuluh : ‘asyarotun ( cara membacanya ) عَشَرَةٌ :

Sebelas : ahada ‘asyaro ( cara membacanya ) أَحَدَ عَشَرَ :

Dua belas : itsnaa ‘asyaro ( cara membacanya ) اِثْنَا عَشَرَ :

Tiga belas : tsalaatsata ‘asyaro ( cara membacanya ) ثَلَاثَةَ عَشَرَ :

Empat belas : arba’ata ‘asyaro ( cara membacanya ) أَرْبَعَةَ عَشَرَ :

Lima belas : khomsata ‘asyaro ( cara membacanya ) خَمْسَةَ عَشَرَ :

Enam belas : sittata ‘asyaro ( cara membacanya ) سِتَّةَ عَشَرَ :

Tujuh belas : sab’ata ‘asyaro ( cara membacanya ) سَبْعَةَ عَشَرَ :

Delapan belas : tsamaaniata ‘asyaro ( cara membacanya ) ثَمَانِيَةَ عَشَرَ :

Sembilan belas : tis’ata asyaro ( cara membacanya ) تِسْعَةَ عَشَرَ :

Dua puluh : ‘isyruuna ( cara membacanya ) عِشْرُوْنَ :

Dua puluh satu : waahidun wa isyruuna ( cara membacanya ) : وَاحِدٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh dua : istnaani wa isyruuna ( cara membacanya ) : اِثْنَانِ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh tiga : tsalaatsatun wa isyruuna ( cara membacanya ) : ثَلَاثَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh empat : arba’atun wa isyruuna ( cara membacanya ) : أَرْبَعَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh lima : khomsatun wa isyruuna ( cara membacanya ) : خَمْسَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh enam : sittatun wa isyruuna ( cara membacanya ) : سِتَّةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh tujuh : sab’atun wa isyruuna ( cara membacanya ) : سَبْعَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh delapan : tsamaniatun wa isyruuna ( cara membacanya ) : ثَمَانِيَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

Dua puluh embilan : tis’atun wa isyruuna ( cara membacanya ) : تِسْعَةٌ وَ عِشْرُوْنَ

tiga puluh : tsalaatsuuna ( cara membacanya ) : ثَلَاثُوْنَ

Empat puluh : arba’uuna ( cara membacanya ) : أَرْبَعُوْنَ

Lima puluh : khomsuuna ( cara membacanya ) : خَمْسُوْنَ

Enam puluh : sittuuna ( cara membacanya ) : سِتُّوْنَ

Tujuh puluh : sab’uuna ( cara membacanya ) : سَبْعُوْنَ

Delapan puluh : tsamaanuuna ( cara membacanya ) : ثَمَانُوْنَ

Sembilan puluh : tis’uuna ( cara membacanya ) : تِسْعُوْنَ

Seratus : miatun ( cara membacanya ) : مِائَةٌ

_____

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia