Langsung ke konten utama

Postingan

PERBANYAKLAH MELAKUKAN KEBAIKAN DI DEPAN ANAK

Renungan: إذا رأى الولد أباه دائما يلهج لسانه بذكر الله من تسبيح وتحميد وتهليل وتكبير واستغفار فإنه ينشأ ذاكرا لله. Ketika anak selalu melihat orang tuanya menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah, seperti membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istighfar, hal itu akan menjadikan anak selalu ingat (berdzikir) kepada Allah. وإذا رأى أباه يكثر من الصيام أو قيام الليل أو الصدقات فإنه ينشأ على حب الأعمال الصالحة. Bila anak melihat orang tuanya selalu berpuasa, qiyamul lail (bangun malam untuk bermunajat kepada Allah), bershadaqah, hal tersebut akan menumbuhkan rasa senang anak untuk melakukan amal-amal kebaikan yang sama. هذا بخلاف الولد الذي ينشأ في بيئة فاسدة فيجد أباه لا يسمع إلا الغناء ولا يلهج لسانه إلا بالأغاني والسب واللعن ولا يذهب إلا لأماكن الفسق والفجور فإنه بلا شك سيتعلق قلبه بتلك الأماكن وبتلك المعاصي. Berbeda dengan anak yang hidup dan tumbuh di lingkungan yang tidak baik. Dia hanya menemukan orang tuanya suka mendengarkan musik, bernyanyi, mengumpat, melaknat

Fadilah Membaca Al qur'an

Jika membaca al-Qur’an melibatkan mata, otak, mulut dan telinga juga hati, maka mendengarkan bacaan al-Qur’an tidak perlu melibatkan mata dan sedikit melibatkan mulut. Hanya perlu mengoptimalkan telinga, otak dan hati. Dalam surah al-A’raf [7] ayat 204, Allah berfirman, ”Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” Dalam ayat ini, Allah kembali menunjukkan kemurahan-Nya. Hanya dengan mendengarkan al-Qur’an, maka kita akan mendapat rahmat-kasih sayang Allah. Sebuah imbalan yang sangat besar. Bandingkan jika yang kita dengarkan adalah berita gosip, musik-musik jahiliyah yang disertai goyangan syahwat? Serta sarana-sarana audio lain yang minim manfaat? Alih-alih memberi keuntungan, yang kita dengarkan selain al-Qur’an hanya akan menyebabkan hati menjadi kesat sehingga futur menjadi langganan. Inna Lillahi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mendengarkan satu ayat a

Dalil-dalil Keutamaan Shalat Shubuh

Apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah *(1) Salah satu penyebab masuk surga* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة “Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635) *(2) Salah satu penghalang masuk neraka* Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا “Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634) *(3) Berada di dalam jaminan Allah* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِ

KISAH ANAK KECIL YANG MENUMBANGKAN 'ULAMA' SOMBONG DAN TERSESAT

di masa Imam Abu Hanifah ada anak masih kecil sekitar umur 7 tahun, dan seorang ulama yang memiliki Ilmu luas dan tiada bandingannya namanya Dahriyah. Seluruh Ulama pada waktu itu tidak ada yang mampu menandinginya di saat berdebat, terutama dalam bab Tauhid. Maka muncullah sifat kesombongannya, bahkan akhirnya ia berani mengatakan bahwa ALLAH itu tidak ada. Sayangnya belum ada Ulama yang mampu mengalahkan dia dalam berdebat, sampai tiba pada suatu pagi ketika para Ulama dikumpulkan di suatu Majlis milik Syaikh Himad, guru Imam Abu Hanifah, yang pada hari itu Abu Hanifah kecil hadir juga di majlis itu. Maka Dahriyah naik ke mimbar lalu berkata dengan sombong dan congkaknya: Siapakah di antara kalian hai para Ulama yang akan sanggup menjawab pertanyaanku? Sejenak suasana hening, para Ulama semua diam, namun tiba-tiba berdirilah Abu Hanifah dan berkata: *Abu Hanifah:* Omongan apa ini? Maka barang siapa tahu pasti ia akan menjawab pertanyaanmu. *Dahriyah:* Siapa kamu hai anak

MENETAPI KEBAIKAN DAN KEUTAMAANNYA

ONE DAY ONE HADIST Selasa,  19 Maret 2019 M / 12 Rajab 1440 H . بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari, no. 2996) Kandungan hadits 1. Yazid bin Abi Kabsyah puasa ketika safar, Abu Burdah lantas mengatakan padanya bahwa ia baru saja mendengar Abu Musa menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut. 2. Keutamaan membiasakan melakukan ketaatan, sekalipun tidak dilakukan ketika uzur, maka pahalanya tetap mendapatkan. وَهُوَ فِي حَقّ مَنْ كَانَ يَعْمَل طَاعَة فَمَنَعَ مِنْهَا وَكَانَتْ نِيَّته لَوْلَا الْمَانِع أَنْ يَدُوم عَلَيْهَا “Hadits hadis tersebut berlaku untuk orang yang ingin melakuka

SHALAT TEPAT WAKTU

ONE DAY ONE HADITH Ahad 17 Maret 2019 M/ 10 Rajab 1440 H بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda, عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ” سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ Artinya : Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yang paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibnu Mas’uud berkata : lalu apa ? Beliau menjawab : Jihad di jalan Allah. (HR.Bukhari No.527). Hadits yang semakna dan menjadi penegas hadits te

Ayahku Tercinta

21 tahun yg lalu…………… Aku masih bisa mencium tangannya,, Aku masih bisa mengecup lembut pipinya,, Aku masih bisa merasakan kharismanya seorang ayah,, Aku masih bisa merasakan kasih sayang tulusnya,, Aku masih bisa melihat wajah teduh penuh cinta,, Dini hari jum’at , di tahun 1998 tepat pukul 03.00 Wita Ajal telah menjemput ayahku,, sosok yang paling aku sayang,, yang paling aku hormati,, yang paling aku patuhi,, yang amat sangat aku cintai... Ya Rabbil’izzati... Hamba tak pernah mengira ayah akan Kau panggil secepat ini... Dalam usia belum genap 47 Tahun... Meninggalkan ibu dan kelima putra putrinya. Meskipun sangat berat, ku coba untuk tegar sekuat mungkin.. Pikiranku kalut, pikiranku kacau, aku benar2 hilang arah saat itu... Dan aku mencoba tegar menemani saat terakhir beliau di dunia ini.. dengan kondisi yg amat sangat lemah, kucoba membimbing ayah untuk mengucap lafadz2 Alloh hingga nafasnya benar2 terhenti... Innalillahi wainnailaihi roji’un... Ayahku telah tiada...