Langsung ke konten utama

Sunnah Dalam Sholat Yang Banyak DILUPAKAN...


Ada sebuah doa di dalam shalat yang sangat Nabi -shollallohu alaihi wasallam- tekankan untuk dibaca di akhir shalat, namun banyak dari kaum muslimin yang melupakannya.

Doa tersebut ada dalam penggalan hadits berikut ini:

Dari Sahabat Mu'adz bin Jabal, bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pernah memegang tangannya, dan beliau mengatakan:

"Ya Mu'adz, demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu".

Kemudian beliau mengatakan: "Aku wasiatkan kepadamu ya Mu'adz, jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca (doa ini) di akhir SETIAP shalat:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ALLAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK
(Ya Allah, bantulah aku dalam berdzikir kepada-Mu, dalam mensyukuri-Mu, dan dalam membaikkan ibadah kepada-Mu)

Dan muadz pun setelah itu mewasiatkan doa ini kepada Ash-Shunabihi (orang yang dicintainya). [HR. Abu Dawud: 1522, hadits ini sahih].

Subhanallah, lihatlah bagaimana beliau ingin agar doa ini benar-benar diamalkan oleh Mu'adz... sampai-sampai beliau mengutarakan kecintaannya kepada Mu'adz dengan 5 penekanan:

1. Bersumpah dengan nama Allah.
2. menggunakan kata "Inni" (sesungguhnya aku).
3. menggunakan kata "la-uhibbuk" (benar-benar mencintaimu).
4. Mengulangi sumpah dan ungkapan cinta itu sebanyak dua kali.
5. Menyebut nama Mu'adz sebagai penegas sasaran seruan beliau.

Dan beliau juga memberikan 3 penekanan lain pada sabda beliau ini, yaitu:
1. Menggunakan redaksi wasiat "uushiika".
2. Menggunakan nun taukid: "la tada'anna" (jangan sekali-kali engkau meninggalkan".
3. Penegasan bahwa itu di SETIAP shalat "kulli sholah".

Tentunya ini semua menunjukkan betapa pentingnya doa ini dalam kehidupan umatnya... jika demikian, sudahkah Anda mengamalkannya?!

Mari amalkan sunnah ini di setiap akhir shalat kita... Ingat, amal Anda adalah untuk Anda sendiri...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia